Mubadalah.id – Pada dasarnya ajaran Islam merupakan ajaran yang bersifat lingkungan. Ada begitu banyak keanekaragaman hayati dipuji dalam Al-Qur’an. Bahkan, penggamabaran surga dengan segala nikmat yang tak tertandingi juga digambarkan dengan berbagia jenis tanaman, buah-buahan, binatang, sungai-sungai, dan keanekaragaman hayati lainnya.
Rasulullah saw sendiri pun telah memperjuangkan hak dan kepedulian terhadap lingkungan empat belas abad silam. Mukjizat terbesar Rasulullah yang berupa Al-Qur’an telah menyebutkan berbagai keseimbangan keanekaragaman dengan indah.
“Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia ciptakan keseimbangan, agar kamu jangan merusak keseimbangan itu.” (QS. Ar-Rahman [55]:7-8). Ayat tersebut menjelaskan mengenai Allah yang meminta umat manusia untuk menghormati keseimbangan dan mengakui pentingnya keseimbangan bagi keberadaan umat manusia.
Kehidupan di bumi tersusun dari berbagai ekosistem yang saling terhubung dan perlu kita jaga keseimbangannya. Contohnya, keberadaan serangga penyerbuk seperti lebah dan kupu-kupu sangat penting untuk menghasilkan buah.
Sementara itu, lebah memerlukan tumbuhan yang menyediakan nektar dan serbuk sari sebagai sumber makanan. Keduanya saling bergantung. Banyak ekosistem bekerja dengan cara serupa terutama ketika tumbuhan dan hewan saling berinteraksi. Hubungan inilah yang bernama keanekaragaman hayati.
Allah Memuliakan Binatang-Binatang dalam Al-Quran (1)
Al-Qur’an memuat banyak kisah tentang binatang yang berperan penting dalam kehidupan manusia dan alam. Sekitar dua puluhan lebih jenis binatang terdapat di dalam Al-Qur’an. Setiap binatang disebut dengan tujuan tertentu yang memberi pelajaran bagi manusia. Beberapa di antaranya adalah sapi, lebah, laba-laba, gajah, ular, unta, semut, lalat, dan anjing.
Bahkan, enam surah dalam Al-Qur’an menggunakan nama binatang sebagai judul. Surah-surah tersebut adalah Al-Baqarah (sapi betina), Al-An’am (binatang ternak), An-Nahl (lebah), An-Naml (semut), Al-Ankabut (Laba-laba), dan Al-Fil (gajah).
Sapi terdapat dalam Surah Al-Baqarah melalui kisah Bani Israel yang diperintahkan untuk menyembelih seekor sapi betina. Kisah tersebut berisi tentang ketaatan kepada perintah Allah. Lebah terdapat dalam Surah An-Nahl, yang menceritakan keajaiban cara lebah membuat madu.
Dari lebah, manusia dapat belajar mengenai kerja keras, kerapian, dan manfaat yang bisa dihasilkan dari kerjasama. Laba-laba terdapat dalam Surah Al-Ankabut, di mana sarangnya dijadikan perumpamaan rumah yang rapuh (perumpamaan tersebut digunakan untuk menggambarkan lemahnya perlindungan yang diberikan oleh sesembahan selain Allah.)
Gajah terdapatdalam Surah Al-Fil yang menceritakan tentang pasukan gajah yang hendak menyerang Ka’bah. Dalam kisah itu, Allah menunjukkan kekuasaan-Nya dengan menghancurkan pasukan tersebut melalui burung Ababil. Ular terdapat dalam kisah Nabi Musa AS saat tongkatnya berubah menjadi ular besar sebagai mukjizat.
Kisah itu menunjukkan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin dan kehendak Allah. Unta juga memiliki kisah tersendiri, menjadi mukjizat unta betina pada kisah Nabi Shaleh A.S. Dengan izin Allah, batu besar terbelah dan keluarlah seekor unta betina yang sedang hamil 10 bulan. Unta tersebut ialah Naqatullah atau unta Allah.
Allah Memuliakan Binatang-Binatang dalam Al-Quran (2)
Semut terdapat dalam Surah An-Naml yang menceritakan pasukan Nabi Sulaiman AS. Dalam kisahnya, seekor semut memberi peringatan kepada kaumnya agar tidak terinjak oleh bala tentara Nabi Sulaiman. Para semut memberikan kita pelajaran berupa kecerdasan dan rasa tanggung jawab seekor makhluk kecil terhadap kelompoknya.
Lalat terdapat dalam Surah Al-Hajj sebagai contoh makhluk lemah yang tidak mampu melakukan apa pun tanpa izin Allah. Dari lalat, manusia diingatkan akan keterbatasan diri. Anjing juga terdapat dalam kisah Ashabul Kahfi, yang menjaga para pemuda beriman yang bersembunyi di gua. Kisah ashabul kahfi melukiskan kesetiaan dan perlindungan yang datang dalam bentuk tak terduga.
Kambing muncul dalam kisah Nabi Daud AS dan Nabi Sulaiman AS yang menyelesaikan perkara tentang kambing milik seseorang. Melalui kisah tersebut, manusia belajar tentang keadilan dan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan. Serigala terdapat dalam kisah Nabi Yusuf AS, saat saudara-saudaranya menjadikannya alasan atas hilangnya Yusuf. Kisah Nabi Yusuf A.S dan serigala membawa pesan tentang kejujuran dan akibat dari kebohongan.
Kuda juga terdapat dalam beberapa ayat. Kisah kuda di Al-Qur’an terbagi menjadi dua kisah utama. Pertama, gambaran kuda perang dalam Surah Al-‘Adiyat sebagai sumpah Allah yang menunjukkan keberanian, kekuatan, dan kesetiaan, sekaligus menjadi peringatan bagi manusia yang ingkar dan serakah terhadap nikmat Allah.
Kedua, kisah kuda-kuda Nabi Sulaiman yang sangat bagus namun sempat membuatnya lalai, hingga akhirnya beliau menyembelihnya karena takut melalaikan waktu shalat, dan sebagai gantinya Allah menundukkan angin untuknya.
Selain itu, ada kutu dan katak yang berada dalam Surah Al-A’raf sebagai bagian dari kisah azab yang menimpa kaum Firaun. Nyamuk terdapat dalam Surah Al-Baqarah untuk menunjukkan kebesaran Allah melalui makhluk yang sangat kecil. Gagak terdapat dalam kisah tentang anak Nabi Adam AS yang belajar mengubur saudaranya setelah melihat seekor gagak mengubur bangkai temannya.
Al-Qur’an Sangat Memuliakan Biodiversitas
Penyebutan binatang-binatang dalam Al-Qur’an yang sangat beragam sesungguhnya merupakan bentuk bagaimana ajaran Islam berdasarkan nilai-nilai keanekaragaman. Tujuan utama Al-Qur’an adalah memberikan ‘petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa’ (2:2). Namun, seorang pengamat niscaya akan menyadari bahwa Al-Qur’an juga merupakan kitab tentang alam. Al-Qur’an senantiasa memberikan penghormatan kepada kehidupan di bumi.
Al-Qur’an mengajak kita untuk merenungkan bagaimana unta terciptadan bagaimana langit Allah tinggikan (Al-Ghasyiyah [88]:17-18). Semuanya terdapat dalam Al-Qur’an sebagai tanda (ayat) kesempurnaan Allah dan pengingat akan keragaman dan keragaman kehidupan di bumi.
Rasulullah Sebagai Suri Tauladan Penjaga Keanekaragaman
Rasulullah saw merupakan pendukung setia perlindungan alam dan keanekaragaman hayati. Di masa ketika tampaknya belum ada hak atau hukum lingkungan, beliau menetapkan wilayah seluas tiga puluh kilometer di sekitar kota Madinah sebagai kawasan lindung, dan melarang penebangan pohon di dalam wilayahnya.
Dalam beberapa hadis hijau, Rasulullah saw terkenal sebagai sosok penuh kasih dan lembut terhadap seluruh makhluk ciptaan Allah. Kasih sayang beliau selain menjangkaukepada manusia, juga menjangkau tumbuhan dan hewan di sekitar. Dalam berbagai kisah perjalanan, beliau selalu menunjukkan kepedulian terhadap binatang yang menemaninya. Saat beristirahat bersama para sahabat, mereka melepaskan barang bawaan dan tempat duduk dari punggung unta agar hewan-hewan itu bisa beristirahat.
Dalam sebuah hadis, beliau memberikan peringatan yang mendalam kepada para pengikutnya agar tidak memperlakukan hewan dengan kasar atau semena-mena. Rasulullah bersabda:
“Bertaqwalah kepada Allah dalam memperlakukan binatang.” (Abu Dawud). Dalam riwayat lain, Rasulullah saw juga menasihati dalam memperlakukan binatang, terutama tentang larangan membunuh tanpa alasan. Beliau bersabda:
“Jika seseorang membunuh seekor burung pipit untuk bersenang-senang, burung pipit itu akan berseru pada Hari Kiamat, ‘Ya Tuhan! Orang itu membunuhku dengan sia-sia! Dia tidak membunuhku untuk tujuan yang bermanfaat.'” (Sunan al-Nasa’i).
Rasulullah saw mencontohkan bagaimana memperlakukan hewan dengan penuh perhatian, bahkan dalam hal-hal kecil seperti memberi makan, memberi minum, dan tidak membebaninya. Beliau juga menasihati para sahabat agar memperhatikan kondisi binatang yang beliau-beliau pelihara.
Dalam pandangan Islam, binatang merupakan bagian dari ciptaan Allah yang memiliki hak untuk hidup damai di bumi. Setiap kebaikan yang kita lakukan kepada makhluk hidup akan kembali kepada pelakunya dalam bentuk pahala dan ketenangan hati. []
Referensi:
Shezad, K. (2021). Islamic Perspective on Biodiversity. [online] Khaleafa. Available at: https://www.khaleafa.com/khaleafacom/islamic-perspective-on-biodiversity [Accessed 17 Oct. 2025].
Kunju, L., Laxman, P., Ansari, A. and Zawawi, M. (2014). The islamic approach to conserving biodiversity for global sustainability: An exploration. [online] Available at: https://www.researchgate.net/publication/289314578_The_islamic_approach_to_conserving_biodiversity_for_global_sustainability_An_exploration [Accessed 17 Oct. 2025].












































