• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Aqiqah Dalam Perspektif Mubadalah

Jika kedua riwayat hadits ini ingin kita amalkan, maka batas minimal aqiqah adalah satu kambing sudah cukup, baik untuk laki laki maupun perempuan

Redaksi Redaksi
10/01/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
1
Aqiqah

Aqiqah

571
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika masyarakat Arab hanya mengenal aqiqah kambing bagi bayi laki-laki, Islam justru mengenalkannya juga untuk bayi perempuan.

Mungkin karena tindakan revolusioner ini, maka tradisi yang dilakukan sebagian besar umat Islam justru dua kambing untuk laki-laki dan satu kambing untuk perempuan.

Awalnya, hanya untuk bayi laki-laki, bisa satu, dua, atau tiga kambing, tergantung pada kemampuan masing-masing.

Dalam konteks ini, dua kambing untuk laki-laki dan satu untuk perempuan, yang sebagian umat Islam praktikkan, sudah merupakan terobosan dari tanpa apresiasi sama sekali.

Imam Malik, guru Imam Syafi’i, lebih cenderung pada sama-sama satu kambing, untuk bayi laki-laki maupun perempuan.

Baca Juga:

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

Dalil Hadits

Dari Malik, dari Hisyam bin Urwah, bahwa ayahnya, Urwah bin Zubair, selalu melakukan aqiqah untuk anak anaknya, laki-laki dan perempuan, satu kambing saja. Imam Malik berkata,

“Demikian ini adalah tradisi kami dalam hal aqiqah. Bahwa siapa yang ingin melakukan aqiqah bagi anaknya, cukup satu kambing, baik anak laki-laki maupun perempuan.

Praktik aqiqah ini tidak wajib, melainkan sunnah saja. Praktik ini sudah biasa orang-orang kami lakukan. Orang yang melakukan aqiqah sama seperti ibadah kurban, tidak boleh hewan (cacat), seperti hewan yang buta, yang lemah dan kurus kering, yang patah tulang, dan yang sakit.

Daging (aqiqah) tidak boleh dijual sedikit pun, tidak juga kulitnya. Tulangnya juga (tidak) boleh dipatahkan. Keluarga boleh memakan (daging) aqiqah dan menyedekahkannya. Anak (bayi yang di -aqiqah) tidak boleh terkena darah dari hewan tersebut.” (Muwaththa’ Malik, no. 1076).

Dalam beberapa riwayat hadits juga, Nabi Muhammad Saw hanya menyembelih satu kambing untuk aqiqah al-Hasan dan al-Husein (Sunan al-Tirmidzi, no. 1596: Sunan Abu Dawud, no. 2483: Sunan al-Nasa’i, no. 4230, dan Muwaththa’ Malik, no. 1075).

Memang, ada juga riwayat hadits yang menyatakan bahwa aqiqah itu dua kambing untuk bayi laki-laki dan satu kambing untuk bayi perempuan (Sunan al-Tirmidzi, no. 1595, Sunan Abu Dawud, no, 2836: Sunan al-Nasa’i, no. 4229: dan Sunan Ibnu Majah, no. 3282).

Aqiqah Laki-laki Perempuan Cukup Satu

Jika kedua riwayat hadits ini ingin kita amalkan, maka batas minimal aqiqah adalah satu kambing sudah cukup, baik untuk laki laki maupun perempuan.

Jika ingin menambah, tentu boleh dua kambing untuk laki-laki. Tetapi, penambahan ini sama sekali tidak terkait dengan kemuliaan bayi laki-laki dari bayi perempuan. Islam sama sekali tidak mengajarkan pemuliaan seperti ini.

Tentu saja, jika menambah lebih dari satu kambing untuk perempuan. Karena kelapangan yang keluarga miliki, atau karena tamu yang datang lebih banyak, maka itu juga boleh.

Yang prinsip adalah tidak boleh ada pandangan dan tindakan yang merendahkan salah satu jenis kelamin dari yang lain. Justru, aqiqah menjadi isyarat untuk merayakan kehadiran manusia baru.

Karena itu, di tengah budaya dan tradisi yang masih merendahkan anak perempuan, Islam, baik melalui ayat al-Qur’an maupun teks hadits, menegaskan pemihakan dan dukungan kepada perempuan.

Dalam sebuah teks hadits riwayat Imam Bukhari (no. 14039 dan 6061) menyebutkan bahwa jika kita ikut ambil bagian mengasuh dan mendidik anak perempuan. Maka ja akan menjadi perisai dari api neraka.*

*Sumber: tulisan Faqihuddin Abdul Kodir dalam buku Qiraah Mubadalah.

Tags: aqiqahlaki-lakiMubadalahperempuanperspektif
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version