Mubadalah.id – Dalam mendidik anak, Islam mengajarkan kepada setiap orang tua (ayah dan ibu) untuk selalu memberikan tanggung jawab dalam merawat, mengasuh dan menanamkan kedisiplinan kepada anak.
Namun dalam menanamkan kedisiplinan kepada anak, sebaiknya setiap ayah dan ibu dapat memperhatikan dan menerapkan empat cara menanamkan kedisiplinan kepada anak.
Berikut ini, empat cara menanamkan kedisiplinan kepada anak, seperti dikutip dari buku Fondasi Keluarga Sakinah yang ditulis oleh Adib Machrus dkk.
Pertama, contohkan. Dalam menanamkan kedisiplinan kepada anak, yang perlu orang tua lakukan adalah terlebih dahulu melakukan perilaku disiplin yang ingin ditanamkan. Ingat, anak belajar dari meniru, melihat perilaku tindakan kita.
Kedua, aturan yang dengan jelas. Katakan secara jelas (konkrit) perilaku disiplin yang anda harapkan. Usahakan untuk menggunakan kalimat positif. Hindari kalimat negatif dan perintah yang diawali dengan kata “jangan” dan “tidak boleh”.
Pastikan anak memahami harapan kita. Berdasar ilmu psikologi, anak sampai dengan usia 7 tahun masih belum dapat memahami kata-kata yang abstrak. Mereka hanya memahami kata-kata yang kongkrit/nyata, jelas, dan yang dapat mereka lihat.
Tegas
Ketiga, tegas. Disiplin adalah mendidik dengan tegas, bukan dengan kekerasan. Ketika anda sedang menanamkan kedisiplinan kepada anak, maka bersikaplah tegas. Kata “tidak” berarti tidak sama sekali. Ketika aturannya masuk akal dan anda yakin bahwa anak mampu melakukannya, maka tidak ada alasan untuk memberinya toleransi.
Tegas juga bukan berarti anda harus bersikap keras. Tegas adalah memberi sanksi yang manusiawi ketika anak melanggar.
Pemberian sanksi ini sebaiknya sesuai dengan jenis pelanggarannya. Sanksi juga perlu diberikan secepatnya. Contoh: ketika anak membuang sampah sembarangan, sanksi yang tepat adalah minta anak mengambilnya dan membuangnya ke tempat sampah.
Para ahli menyatakan bahwa hukuman mungkin akan bisa membuat anak disiplin, namun dia akan patuh jika hanya ada anda. Ketika tidak ada yang mengawasi, anak akan melanggarnya.
Dampak lain, anak justru akan menjadi semakin bandel, kebal atau tidak mempan dengan hukuman yang orang tua berikan.
Keempat, konsisten. Untuk membentuk perilaku, anak sangat butuh pembiasaan. Begitu juga dalam menanamkan kedisiplinan kepada anak dan terhadap siapapun, butuh orang tuanya terapkan secara berulang-ulang. Jika suatu aturan tidak ayah dan ibu tegakkan secara konsisten, maka hasilnya tentu juga tidak akan konsisten. []