• Login
  • Register
Selasa, 24 Mei 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Larangan Memukul Anak-anak

    Ternyata ini Penyebabnya, Pernikahan Eka S Rufaidah yang Bertahan Cuma 8 Hari

    mubadalah

    Mubadalah dan ID COMM akan Gelar Webinar Perempuan Bekerja di Mata Islam

    niat puasa

    Bacaan Niat Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    5 Keutamaan Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    Bacaan Doa Sebelum Hubungan Intim

    1 Syawal 1443 Hijriah Resmi Jatuh pada Senin 2 Mei 2022, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Idulfitri

    ngaji diri

    Ngaji Diri Part 8 : Healing Ala Bu Menteri

    Social Justice Day

    Pandangan Nyai Usfiyatul Soal Kepemimpinan

    Kartini

    Nur Rofiah Sebut RA Kartini Jadi Spirit Pemanusiaan Penuh Perempuan

    keluarga sakinah

    Keseimbangan Jadi Prinsip Utama Dalam Bangun Relasi Suami dan Istri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Ibu Rumah Tangga

    Ibu Rumah Tangga Vs Bapak Rumah Tangga Bukan Kompetisi

    dampak kawin anak

    Dampak Kawin Anak Menurut Ulama KUPI

    Larangan Memukul Anak-anak

    Larangan Memukul Anak-anak dalam Islam

    Peran Islam Merawat Bhineka Tunggal Ika

    Bagaimana Peran Islam Merawat Bhineka Tunggal Ika?

    Menjaga Relasi Pasutri

    3 Strategi Menjaga Relasi Pasutri dalam Perspektif Mubadalah

    meluruskan niat menikah

    Pentingnya Meluruskan Niat Menikah

    hamil

    Perlunya Dukungan Suami dan Keluarga, saat Masa Kehamilan Istri

    Demokrasi Indonesia

    Hate Spin, Ancaman bagi Demokrasi Indonesia

    Nabi Saw tidak melarang perempuan shalat berjamaah di masjid

    Nabi Saw Tidak Melarang Perempuan Shalat Berjamaah di Masjid

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Laki-laki dan Perempuan

    8 Tips Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Laki-laki dan Perempuan

    dampak kawin anak

    Dampak Kawin Anak Menurut Ulama KUPI

    Makna Tradisi Lebaran

    Menggali Makna Tradisi Lebaran Topat dan Praonan

    Larangan Memukul Anak-anak

    Larangan Memukul Anak-anak dalam Islam

    Menjaga Relasi Pasutri

    3 Strategi Menjaga Relasi Pasutri dalam Perspektif Mubadalah

    Mengenal Taylor Swift

    Mengenal Taylor Swift Lebih Dekat dari Lagu The Man

    meluruskan niat menikah

    Pentingnya Meluruskan Niat Menikah

    Refleksi Iman

    Refleksi Iman dan Rasa Aman Manusia dalam Kehidupan

    hamil

    Perlunya Dukungan Suami dan Keluarga, saat Masa Kehamilan Istri

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Suara Perempuan

    Suara-suara Perempuan yang Didengar Allah Swt dalam al-Qur’an

    Cinta Tanah Air dalam Islam

    Cinta Tanah Air dalam Islam: Perspektif KUPI

    Mengasuh Anak

    Apakah Mengasuh Anak Hanya Menjadi Tanggung Jawab Istri dan Mencari Nafkah Hanya Tanggung Jawab Suami?

    Hadits tentang Pemukulan Anak

    Hadits tentang Pemukulan Anak dalam Perspektif Maqashid Syariah

    Khutbah Idulfitri

    Khutbah Idulfitri 1443 H: Idulfitri sebagai Momentum Ibadah Kebahagiaan dalam Islam

    Nabi Muhammad Tidak Pernah Memukul Istri

    7 Kategori Zakat Fitrah Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Seksual

    doa saat dilanda penderitaan

    Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga Lengkap dengan Artinya

    zakat fitrah

    6 Syarat Seseorang Wajib Bayar Zakat Fitrah

    mendidik

    5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw

  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Larangan Memukul Anak-anak

    Ternyata ini Penyebabnya, Pernikahan Eka S Rufaidah yang Bertahan Cuma 8 Hari

    mubadalah

    Mubadalah dan ID COMM akan Gelar Webinar Perempuan Bekerja di Mata Islam

    niat puasa

    Bacaan Niat Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    5 Keutamaan Puasa Sunah Enam Hari di Bulan Syawal

    Bacaan Doa Sebelum Hubungan Intim

    1 Syawal 1443 Hijriah Resmi Jatuh pada Senin 2 Mei 2022, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Idulfitri

    ngaji diri

    Ngaji Diri Part 8 : Healing Ala Bu Menteri

    Social Justice Day

    Pandangan Nyai Usfiyatul Soal Kepemimpinan

    Kartini

    Nur Rofiah Sebut RA Kartini Jadi Spirit Pemanusiaan Penuh Perempuan

    keluarga sakinah

    Keseimbangan Jadi Prinsip Utama Dalam Bangun Relasi Suami dan Istri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Ibu Rumah Tangga

    Ibu Rumah Tangga Vs Bapak Rumah Tangga Bukan Kompetisi

    dampak kawin anak

    Dampak Kawin Anak Menurut Ulama KUPI

    Larangan Memukul Anak-anak

    Larangan Memukul Anak-anak dalam Islam

    Peran Islam Merawat Bhineka Tunggal Ika

    Bagaimana Peran Islam Merawat Bhineka Tunggal Ika?

    Menjaga Relasi Pasutri

    3 Strategi Menjaga Relasi Pasutri dalam Perspektif Mubadalah

    meluruskan niat menikah

    Pentingnya Meluruskan Niat Menikah

    hamil

    Perlunya Dukungan Suami dan Keluarga, saat Masa Kehamilan Istri

    Demokrasi Indonesia

    Hate Spin, Ancaman bagi Demokrasi Indonesia

    Nabi Saw tidak melarang perempuan shalat berjamaah di masjid

    Nabi Saw Tidak Melarang Perempuan Shalat Berjamaah di Masjid

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Laki-laki dan Perempuan

    8 Tips Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Laki-laki dan Perempuan

    dampak kawin anak

    Dampak Kawin Anak Menurut Ulama KUPI

    Makna Tradisi Lebaran

    Menggali Makna Tradisi Lebaran Topat dan Praonan

    Larangan Memukul Anak-anak

    Larangan Memukul Anak-anak dalam Islam

    Menjaga Relasi Pasutri

    3 Strategi Menjaga Relasi Pasutri dalam Perspektif Mubadalah

    Mengenal Taylor Swift

    Mengenal Taylor Swift Lebih Dekat dari Lagu The Man

    meluruskan niat menikah

    Pentingnya Meluruskan Niat Menikah

    Refleksi Iman

    Refleksi Iman dan Rasa Aman Manusia dalam Kehidupan

    hamil

    Perlunya Dukungan Suami dan Keluarga, saat Masa Kehamilan Istri

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Suara Perempuan

    Suara-suara Perempuan yang Didengar Allah Swt dalam al-Qur’an

    Cinta Tanah Air dalam Islam

    Cinta Tanah Air dalam Islam: Perspektif KUPI

    Mengasuh Anak

    Apakah Mengasuh Anak Hanya Menjadi Tanggung Jawab Istri dan Mencari Nafkah Hanya Tanggung Jawab Suami?

    Hadits tentang Pemukulan Anak

    Hadits tentang Pemukulan Anak dalam Perspektif Maqashid Syariah

    Khutbah Idulfitri

    Khutbah Idulfitri 1443 H: Idulfitri sebagai Momentum Ibadah Kebahagiaan dalam Islam

    Nabi Muhammad Tidak Pernah Memukul Istri

    7 Kategori Zakat Fitrah Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan Seksual

    doa saat dilanda penderitaan

    Bacaan Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga Lengkap dengan Artinya

    zakat fitrah

    6 Syarat Seseorang Wajib Bayar Zakat Fitrah

    mendidik

    5 Cara Mendidik Anak Ala Nabi Muhammad Saw

  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Ayat Quran

Belajar dari Sisi Gelap Bani Israil

Tafsir Ayat 49-74 Surat al-Baqarah

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
03/05/2020
in Ayat Quran
0
ilustrasi Bani Israil (sumber: alfaisalmag.com)

ilustrasi Bani Israil (sumber: alfaisalmag.com)

154
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Bani Israil adalah anak-anak Israil. Kata Israil, atau kadang juga ditulis Israel, adalah nama lain dari Nabi Ya’kub as putra Nabi Ishak as. Israil berarti cucu dari Nabi Ibrahim as. Al-Qur’an memiliki banyak ayat yang bercerita tentang Bani Israil. Bahkan lebih banyak dari bangsa Arab sendiri, tempat dimana al-Qur’an turun dan Nabi Muhammad Saw lahir, tumbuh dan hidup sampai wafat.

Kata “Israil” sendiri misalnya, disebut al-Qur’an sebanyak 43 kali (Kamus Qur’an Muhammad Fuad ‘’Abdul Baqi). Surat al-Baqarah, terdiri dari 286 ayat panjang-panjang, adalah yang surat terpanjang dalam al-Qur’an. Nah, lebih dari sepertiga isi al-Baqarah adalah kisah tentang Bani Israil. Belum lagi ditambah surat dan ayat-ayat yang lain yang berkisah tentang mereka. Nabi dan Rasul yang nama-nama mereka disebut al-Qur’an, sebagian besar juga terdiri dari dan turun kepada mereka. Berarti menambah panjang lagi ayat-ayat yang berbicara mengenai Bani Israil.

Di samping sisi terang yang sudah dijelaskan sebelumnya, kisah Bani Israil di dalam al-Qur’an, lebih banyak mengungkap sisi-sisi gelap mereka. Baik dalam hal kemanusiaan maupun keimanan. Baik yang terjadi oleh mereka dan terhadap mereka sendiri, maupun dalam relasi mereka dengan bangsa atau suku-suku yang lain. Seperti biasa, al-Qur’an tidak peduli dengan detail cerita, nama tokoh, tempat kejadian, apalagi waktu kronologisnya.

Yang menjadi perhatian utama al-Qur’an adalah tentang pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah tersebut. Yang eksplisit, pelajaran itu ditujukan kepada komunitas Nabi Muhammad Saw saat tutun al-Qur’an, yang berhadapan langsung dengan keturunan mereka, atau yang mengikuti agama mereka. Orang-orang Yahudi dan Nasrani di Madinah.

Komunitas Madinah sudah mencoba untuk menjadi seplural mungkin, dengan pimpinan dan ikut serta Nabi Muhammad Saw. Sekalipun pada akhirnya Madinah tidak seplural yang diharapkan, karena faktor-faktor sosial politik pada saat itu, tetapi dinamika relasi antar berbagai pihak dan penerimaan serta perujukan pada nilai-nilai bersama masih kentara di berbagai ayat al-Qur’an.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Perdamaian Dunia dalam Al-Qur’an yang Dijunjung Tinggi
  • Suami Juga Ladang Kebaikan bagi Istri
  • Tafsir Eisegesis Atas Pernyataan Menteri Agama
  • Tidak Semua Kata Perintah dalam Al Qur’an itu “Merintah”

Baca Juga:

Perdamaian Dunia dalam Al-Qur’an yang Dijunjung Tinggi

Suami Juga Ladang Kebaikan bagi Istri

Tafsir Eisegesis Atas Pernyataan Menteri Agama

Tidak Semua Kata Perintah dalam Al Qur’an itu “Merintah”

Ini salah satu dimensi saja. Dimensi-dimensi lain dari kisah-kisah Bani Israil dalam al-Qur’an adalah soal karakter dasar manusia. Beriman, ingkar, berbuat dosa, bertaubat, beriman lagi, dan ingkar lagi, serta taubat lagi. Tentu saja, hal ini mungkin dalam siklus berbagai generasi. Tidak terjadi dalam satu generasi. Ada dimensi lain, yang lebih spesifik, menyangkut satu persatu kisah dalam satu atau dua ayat tertentu.

Sisi gelap pertama yang diungkap al-Quran adalah isu kemanusiaan. Yaitu pembantaian yang terjadi pada Bani Israil oleh salah satu Raja Fir’aun Mesir. Dimana semua bayi laki-laki dirampas dan dibunuh, sementara mereka semua akan dijadikan budak untuk kepentingan Fir’aun. Nabi Musa as kemudian diutus untuk menyelamatkan mereka, membawa mereka keluar dari Mesir, dan mereka selamat. Sementara Fir’aun sendiri bersama pasukanya tenggelam di Laut Merah ketika mengejar mereka (ayat 49-50).

Sekalipun mereka diselamatkan Nabi Musa as, mereka ternyata tidak loyal kepadanya. Hanya ditinggal selama 40 hari, mereka sudah menolak keimanan pada Allah Swt yang diminta Nabi Musa as. Mereka memilih menyembah anak sapi yang lebih visual. Tentu saja, Nabi Musa as marah besar, dan mereka akhirnya bersedia kembali dan bertaubat. Proses pertaubatan sendiri digambarkan cukup keras, yang secara literal bisa diartikan sebagai “bunuh diri”. Demi memperoleh ampunan Allah Swt (ayat 51-54).

Sekalipun sudah ada pertaubatan yang keras ini, beberapa dari mereka, masih saja menuntut untuk bisa bertemu dan ingin melihat Allah Swt langsung. Sebagaimana mereka bisa melihat anak sapi itu. Tentu saja tidak penuhi, karena Allah Swt bukan benda materi, tetapi Pencipta segala materi, dan tidak sama dengan materi apapun. Mereka kembali diperlihatkan argumentasi yang lain, tentang siklus kehidupan dan kematian (ayat 55-56).

Ayat-ayat di atas, dalam konteks pembelajaran agama, memperlihatkan karakter manusia yangselalu cenderung dan mudah tergoda pada hal-hal yang visual dan material. Sehingga nilai-nilai yang abstrak, biasanya, akan diterjemahkan pada simbol-simbol yang lebih visual dan material. Di sinilah lalu letak persoalan kelembagaan agama, ketika substansi nilai tereduksi dalam simbol yang kemudian diperebutkan, diperdebatkan, dan menjadi ajang konflik dan peperangan.

Ketika mereka diminta untuk menetap di suatu lembah, dengan kecukupan sumber-sumber air yang tersedia dan makanan hasil pertanian yang cukup lezat, sekalipun terbatas, kebanyakan dari mereka tidak tahan dan tidak sabar. Mereka ingin turun ke kota dan mencari makanan lain. Padahal, ini semua perintah Allah Swt melalui nabi-nabi mereka. Bisa jadi, perintah ini terkait strategi pertahanan diri atau soal kemandirian pangan Bani Israil. Tetapi mereka tetap menuntut turun ke kota dan mencari makanan lain. Sekali lagi mereka ingkar, tidak loyal, dan menyebabkan para nabi dan pimpinan mereka sendiri terbunuh.

Justru dengan turun ke kota, sekalipun makanan yang mereka inginkan didapatkan di sana, tetapi mereka menjadi tergantung kepada penduduk kota, tidak mandiri dengan hasil tanam sendiri. Mereka tinggalkan lembah mereka yang subur, sehingga kemudian, mereka menjadi miskin, hina, lalu ingkar pada Allah Swt, bahkan dianggap terlibat pembunuhan para nabi dan pimpinan mereka sendiri (ayat 57-61).

Ayat-ayat ini, mungkin bisa didiskusikan lebih lanjut terkait isu kemandirian ekonomi suatu bangsa secara khusus, dan ketahanan segala sumber dayanya secara umum. Ketergantungan yang eksesif pada orang lain, akibat nafsu konsumsi yang berlebihan, bisa berakibat fatal pada nasib agama, idiologi, maupun sumber daya suatu bangsa. Akibat fatal ini dibahasakan al-Qur’an: kemiskinan, kehinaan, kemarahan dari Allah S t, kekafiran pada-Nya, dan  pembunuhan para nabi.

Ayat berikutnya (ke-62) agak unik, karena kandungannya tentang penerimaan empat komunitas agama, tidak secara langsung memiliki korelasi dengan ayat-ayat sebelumnya maupun setelahnya. Tetapi ia bisa menjadi pengantar bagi sekumpulan ayat berikutnya terutama dengan keterkaitannya pada ayat 75 dan 77 yang secara langsung berbicara tentang orang-orang di Madinah yang beriman pada Nabi Muhammad Saw. Tafsir ayat 62 ini akan dibicarakan lagi, bersamaan dengan kedua ayat ini (75-77).

Ayat 63 dan 64 masih berbicara tentang sisi gelap Bani Israil ketika melanggar komitmen, sumpah, dan janji mereka sendiri di hadapan Allah Swt. Begitupun ayat 65 dan 66 yang mengisahkan pelanggaran Hari Sabtu yang sakral bagi mereka. Sementara ayat 67-74 adalah kisah “ngeyel” mereka ketika diminta menyembelih sapi betina.

Perintah awal dari Allah Swt sesungguhnya bersifat mutlak, sapi betina apapun. Tetapi mereka terus mendesak dan bertanya: sapi betina seperti apa? Usia berapa? Warna apa? Setiap diberi jawaban, mengajukan kembali pertanyaan meminta yang lebih spesifik lagi. Padahal, dengan pertanyaan dan jawaban ini, justru membuat “perintah-Nya” menjadi sulit untuk diterapkan. Sekalipun mungkin lebih jelas dan lebih spesifik.

Hal demikian bisa kita proyeksikan dalam kehidupan agama kita sehari-hari. Bahwa ajaran atau perintah agama, pada awalnya, sangat sederhana dan mudah diterapkan oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Tetapi kemudian di tangan akal budaya manusia, ia menjadi rumit, lebih tehnis, banyak syarat dan rukun, yang seringkali justru menyulitkan para pemeluknya sendiri.

Tuntuan spesifikasi, detailisasi, dan teknikisasi ajaran-ajaran agama, terkadang tidak hanya datang dari para pemukanya, tetapi juga orang awam sendiri. Ketika dikasih doa misalnya, sesoeorang seringkali meminta penjelasan dari kyai atau ulama secara lebih tehnis, berapa kali, kapan dibaca, syaratnya apa saja. Padahal awalnya, berdoa saja sudah cukup. Tanpa ada syarat dan tehnisnya.

Hal yang sama juga dengan ibadah-ibadah, yang jika membaca Qur’an dan Haditsnya bisa jadi sangat simpel dan sederhana. Tetapi jika merujuk pada pembahasan ulama Tafsir dan Fiqh, maka di situ ada perdebatan sangat panjang, dengan berbagai pandangan. Mulai yang simpel, moderat, sampai yang sangat berat sekali.

Tentu saja tradisi ini menarik, kaya, dan penting untuk mengantisipasi berbagai hal yang mungkin terjadi. Tetapi jika perhatian besar umat lebih kepada hal-hal yang teknik, detail, dan spesifik, kita bisa kehilangan pesan dasar dan besar agama itu sendiri. Yaitu menghadirkan moralitas kasih sayang pada semesta (rahmatan lil ‘alamin). Dalam berbagai hadits, Nabi Muhammad sendiri sering meminta kita semua untuk membuat sesuatu menjadi lebih mudah, termasuk dalam hal beragama. Tidak mempersulit dan membuat orang susah (Sahih Bukhari, no. hadits: 69). Wallahu a’lam.  

Tags: tafsirTafsir al-Baqarahtafsir al-qurantafsir mubadalah
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir, biasa disapa Kang Faqih adalah alumni PP Dar al-Tauhid Arjawinangun, salah satu wakil ketua Yayasan Fahmina, dosen di IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan ISIF Cirebon. Saat ini dipercaya menjadi Sekretaris ALIMAT, Gerakan keadilan keluarga Indonesia perspektif Islam.

Terkait Posts

Suara Perempuan

Suara-suara Perempuan yang Didengar Allah Swt dalam al-Qur’an

21 Mei 2022
Ladang Kebaikan

Suami Juga Ladang Kebaikan bagi Istri

5 April 2022
Perintah

Tidak Semua Kata Perintah dalam Al Qur’an itu “Merintah”

11 Februari 2022
Qadha Puasa

Bermubadalah melalui Totalitas Makna Taawudz

10 Februari 2022
ucapan selamat idul fitri

Meneropong Makna Al-rijal dan An-nisa dari Kacamata Sosiologis

23 September 2021
Laki-laki

Wahai Laki-laki, Poligami itu Menyakiti Perempuan (Bagian II)

9 Juni 2021

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • meluruskan niat menikah

    Pentingnya Meluruskan Niat Menikah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Strategi Menjaga Relasi Pasutri dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Taylor Swift Lebih Dekat dari Lagu The Man

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Benarkah Anak Laki-laki Lebih Baik dari Anak Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi Iman dan Rasa Aman Manusia dalam Kehidupan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 8 Tips Menjaga Kesehatan Organ Reproduksi Laki-laki dan Perempuan
  • Kisah Perempuan Desa yang Ingin Beranjak
  • Doa untuk Menjaga Relasi Pasangan Suami Istri Tetap Hangat dan Harmonis
  • Ibu Rumah Tangga Vs Bapak Rumah Tangga Bukan Kompetisi
  • Dampak Kawin Anak Menurut Ulama KUPI

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kiat Membaca Kecerdasan Spiritual Perspektif Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist