• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Belajarlah Etika Sebelum Belajar Ilmu Pengetahuan

Imam Malik juga selalu menyampaikan hal yang sama kepada para pemuda yang hendak mengaji. Katanya: “Hai anak saudaraku, belajarlah etika sebelum engkau belajar ilmu pengetahuan."

Redaksi Redaksi
21/10/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Belajarlah Etika

Belajarlah Etika

616
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Hai anak saudaraku, belajarlah etika sebelum engkau belajar ilmu pengetahuan.” 

Mubadalah.id – Imam Malik bin Anas lahir di Madinah tahun 93 H/714 M. Ia seorang pendiri mazhab fiqh yang disebut dengan namanya, Mazhab Maliki. Mazhab ini dikenal dengan metodenya yang mengapresiasi tradisi lokal dan kepentingan umum.

Imam ini adalah dokumentator pertama hadis-hadis Nabi. Bukunya yang sangat terkenal: Al-Muwaththa. Ia juga guru Imam al-Syafi’i. Buku ini merupakan kumpulan hadis Nabi yang berisi hukum-hukum.

Ia pernah diminta Khalifah Abbasiyah Abu Jafar al-Manshur untuk dijadikan buku pedoman hukum yang mengikat warga negara, semacam KUHP dan KUHAP.

Tetapi Imam Malik menolaknya. Ia menjawab dengan mengatakan, “masyarakat di berbagai wilayah sudah mempunyai pendoman sendiri-sendiri, mengikuti guru-guru mereka. Biarkan mereka mengambilnya menurut yang relevan (maslahat) bagi mereka. Kita tak boleh memaksanya.”

Baca Juga:

Alarm Bahaya Pencabulan Anak: Belajar dari Kasus Keluarga di Garut

Kata Nyai Badriyah: Banyak Para Sahabiat Belajar Langsung kepada Rasulullah Saw

Membaca Kembali Nilai Mubadalah Melalui Perspektif Filosofi Jawa Tepa Selira

Mari Belajar Menjaga Lisan dari Novel Hello Tere Liye

Sejak usianya masih sangat muda, ia sudah hafal al-Qur-an dan sudah tampak minatnya dalam ilmu pengetahuan. Mengenai hal ini, ia sendiri menceritakan bahwa suatu hari ia meminta izin kepada ibunya untuk bisa pergi menuntut ilmu dan bisa menulis. Ibunya mengatakan:

“Kemari Nak, kamu harus pakai baju ilmu” Lalu ibuku mengenakan pakaian untukku dan meletakkan bangku kecil di kepalaku. Di atasnya diletakkan pula sorban.

Setelah itu ibu mengatakan: “sekarang kamu boleh berangkat dan belajar menulis. Pergilah kepada Rabi’ah, gurumu. Sebelum belajar ilmu lebih dahulu kamu harus belajar tatakrama, etika-moral, akhlak”

Imam Malik juga selalu menyampaikan hal yang sama kepada para pemuda yang hendak mengaji. Katanya:

“Hai anak saudaraku, belajarlah etika sebelum engkau belajar ilmu pengetahuan.”

“Seorang penuntut ilmu hendaklah bersikap tenang dan takut kepada Allah. Hendaknya pula mengikuti petunjuk dan jejak ulama pendahulunya.” []

Tags: belajarEtikailmupengetahuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version