Mubadalah.id – Pengasuh Pondok Pesantren Mahasina Darul Qur’an wal Hadits, Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menegaskan bahwa, Allah SWT yang menciptakan manusia tentu menghendaki makhluk-Nya sehat dan bahagia.
Rasulullah SAW juga telah mencontohkan bagaimana menjaga kesehatan melalui pola hidup, pola makan, pola tidur, pola pikir, dan pola perilaku yang baik.
Begitu pula olah raga dan olah jiwa beliau lakukan secara seimbang dan tepat. Hasilnya, Rasulullah senantiasa bugar meski memikul tugas kenabian yang maha berat.
Rasulullah betul-betul mengamalkan apa yang beliau sabdakan”Jaga sehat sebelum sakitmu”.
Banyak kitab yang mengulas hal ini dengan rinci, antara lain ath-Thibb an-Nabawi (Pengobatan ala Nabi), al-Wabil as-Shayyib min al-Kalim ath-Thayyib (Hujan Lebat yang Menyuburkan dari Kalimat-kalimat yang Baik), keduanya karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
Shifat Tha’am wa Syarab an-Nabiyy (Pola Makan dan Minum Nabi) karya Mahmoud Nashshar.
at-Tadawi bi al-A’syab wa ath-Thibb an-Nabawiyy (Pengobatan Herbal dan Pengobatan ala Nabi), at-Taghdiyah an-Nabawiyah fi Tsamaniyati Asabi’ (Nutrisi ala Nabi dalam Delapan Minggu), keduanya karya Abdul Basith as-Sayyid, dan masih sangat banyak lagi buku dalam berbagai bahasa, termasuk hasil-hasil riset kontemporer.
Lebih lanjut, Nyai Badriyah mengungkapkan, salah satu pola hidup sehat dan bahagia yang Rasulullah praktikan perlu mengikuti bagi setiap hamba yang beriman adalah disiplin beribadah sebagai wujud rasa syukur kepada Allah.
Rasulullah Saw selalu beribadah di titik yang tertinggi meski sudah ada jaminan masuk surga dan terbebas dari dosa. Salat malam dan dhuha yang sunnah buat umatnya, bagi beliau adalah wajib.
Saat sahabat bertanya, mengapa kaki beliau sampai bengkak karena salat malam, beliau menjawabnya secara retoris, “Tidakkah aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur?” Ya.
Beribadah dengan penuh kerelaan sebagai wujud syukur adalah pintu menuju kebahagiaan sejati. Itulah yang sudah Nabi Saw buktikan. (Rul)