• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Ego is Enemy, Realita Perlawanan Terhadap Diri Sendiri

Ketakutan dalam diri mungkin sudah bisa kita kendalikan, tetapi ada banyak hal lain yang tidak bisa kita kendalikan begitu saja

Salsabila Septi Salsabila Septi
06/07/2024
in Buku
0
Buku Ego is Enemy

Buku Ego is Enemy

879
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ego jika merujuk pada teori Sigmud Freud merupakan kontrol atas pengendalian id atau dorongan naluri manusia dan superego atau norma-norma sosial. Ryan Holiday selaku penulis sebenarnya tidak secara langsung mengungkapkan pengertian ego yang dirinya maksud. Terkadang ego yang penulis ungkapkan seperti penggerak dan terkadang menjadi pelindung diri.

Saya bertemu dengan buku ini ketika suara-suara ketakutan dalam kepala menggema. Takut bahwa kegagalan yang lebih besar akan menghadang, takut akan bagaimana respon sosial yang akan diterima dan ketakutan lainnya. Dan perasaan bahwa ego akan benar-benar membunuhmu jika terus seperti ini.

Ketakutan memang hal yang wajar, dan bukan hanya saya atau kalian para pembaca yang mengalaminya tapi semua orang pasti mengalami. Ketakutan dalam diri mungkin sudah bisa kita kendalikan, tetapi ada banyak hal lain yang tidak bisa kita kendalikan begitu saja dan hal tersebut merupakan sebuah kewajaran.

Kembali pada pembahasan buku ego is enemy karya Ryan Holiday. Buku dengan rating google 4.1/5 ini berisi tiga masa penting yang penulis jelaskan. Mencakup masa perjuangan, masa sukses dan masa kegagalan. Dan bagaimana ego bermain dalam ketiga masa tersebut.

Masa perjuangan

Masa ketika sedang menuju kesuksesan atau menemukan tujuan dari hidup. Dalam masa ini bisa jadi eg   o muncul dalam bentuk ambisi yang membara dan terkadang tidak terkontrol. Ada juga suara muncul baik dari dalam maupun luar diri kita yang menanyakan kembali terkait perjuangan yang telah kita lakukan. Setelah melakukan perjuangan yang menurut kita besar, kita kembali terlena dan berpikir bahwa kita yang paling spesial.

Baca Juga:

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

Dalam masa ini, apa yang sebenarnya dapat kita lakukan dengan segala rasa ingin dan semangat yang membara yang kita miliki? Caranya bisa saja berbeda dari setiap orang. Mengontrolnya adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Misalkan dalam ambisi, memiliki ambisi itu sangat penting, tetapi ambisi yang sehat akan memberikan kebermanfaatan dan makna yang lebih mendalam.

Masa Sukses

Kesuksesan bermakna subjektif dan tidak bisa menyamakan antar satu dengan lainnya. Pada masa ini Ryan menjelaskan bahwa ego tadi datang lebih kuat daripada masa sebelumnya. Tetap rendah hati, ingin terus belajar dan mau menerima masukan yang membangun jadi langkah dalam menghadapi ego di masa ini.

Masa Kegagalan

Masa yang tidak ingin dilalui oleh semua orang pastinya. Tapi jika tidak pernah gagal apakah perjuangan yang kamu lakukan dapat benar-benar berarti? Perjuangan tanpa kegagalan rasanya hampir sama dengan berjalan di hamparan rumput yang luas. Walau rasanya menyenangkan dapat langsung merasa tenang dengan hijaunya rumput dan angin yang menerpa, tetapi rasa bosan akan muncul lama kelaman.

Pada masa ini bisa dibilang punya andil yang lebih besar darii sebelumnya. Jika ego mengontrol ketika masa ini maka, menyalahkan orang lain, kondisi dan lain sebagainya akan tak terelakkan. Merasa sadar bahwa kegagalan yang dihadapi pastinya akan dihadapi semua orang dan tidak menyalahkan kondisi ketika mencapai masa ini adalah langkah yang tepat dalam menghadapi masa kegagalan.

Selain ego, pada ketiga masa tersebut, buku ego is enemy juga memberikan contoh beberapa orang sukses yang gagal dalam menghadapi ego nya. Barangkali memang perjalanan diri yang paling sulit adalah terkait pengendalian ego itu sendiri. Sebagai individu baik perempuan ataupun laki-laki pastinya memiliki kesulitan berbeda dalam setiap perjalanannya.

Semua orang pasti melalui perjalanan ini, walau rintangan yang mereka tempuh pastinya berbeda. Menghargai perjalanan kita dan orang lain dapat kita lakukan jika sedang berjalan berdampingan dengan ego itu sendiri. Tetap rendah hati dan terus punya ambisi yang sehat akan mempermudah diri dalam melawan ego tadi.[]

Tags: Buku Ego is EnemyKesehatan MentalpsikologiReview BukuSelfe Love
Salsabila Septi

Salsabila Septi

Menulis untuk ketenangan, dan menjaga alam untuk kemaslahatan.

Terkait Posts

Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

4 Juli 2025
Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Novel Cantik itu Luka

Novel Cantik itu Luka; Luka yang Diwariskan dan Doa yang Tak Sempat Dibisikkan

27 Juni 2025
Fiqhul Usrah

Fiqhul Usrah: Menanamkan Akhlak Mulia untuk Membangun Keluarga Samawa

25 Juni 2025
Hakikat Berkeluarga

Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun

23 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID