Jumat, 26 Desember 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tambang Ilegal

    Tambang Ilegal: Kejahatan Ekologi yang Menghancurkan Alam dan Keselamatan Rakyat

    Manunggaling Kawula Gusti

    Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa

    penari disabilitas

    Bersama Penari Disabilitas, Yura Yunita Tegaskan Panggung Seni Milik Semua

    Halaqah Kubra KUPI

    Ada yang Tertinggal di Jogja: Sebuah Kenangan Halaqah Kubra KUPI

    Perhatian Ibu

    Hari Ibu dan Perhatian Kecil yang Terlalu Sering Kita Abaikan

    Selamat Natal

    Selamat Natal sebagai Perayaan Spiritual dan Kultural: Suara Seorang Muslim

    Keadilan Hakiki

    Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan Hadirkan Islam yang Membebaskan

    Keadilan Hakiki Bagi Perempuan

    Pentingnya Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan

    Natal

    Natal Sebagai Cara Menghidupi Toleransi di Ruang Publik

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

    sikap ambivalen

    Julia Suryakusuma Soroti Ancaman Kekerasan Seksual dan Sikap Ambivalen terhadap Feminisme

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Tambang Ilegal

    Tambang Ilegal: Kejahatan Ekologi yang Menghancurkan Alam dan Keselamatan Rakyat

    Manunggaling Kawula Gusti

    Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa

    penari disabilitas

    Bersama Penari Disabilitas, Yura Yunita Tegaskan Panggung Seni Milik Semua

    Halaqah Kubra KUPI

    Ada yang Tertinggal di Jogja: Sebuah Kenangan Halaqah Kubra KUPI

    Perhatian Ibu

    Hari Ibu dan Perhatian Kecil yang Terlalu Sering Kita Abaikan

    Selamat Natal

    Selamat Natal sebagai Perayaan Spiritual dan Kultural: Suara Seorang Muslim

    Keadilan Hakiki

    Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan Hadirkan Islam yang Membebaskan

    Keadilan Hakiki Bagi Perempuan

    Pentingnya Perspektif Keadilan Hakiki bagi Perempuan

    Natal

    Natal Sebagai Cara Menghidupi Toleransi di Ruang Publik

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku Santri Waria, Cara Memandang Waria dari Perspektif yang Berbeda

Karena kesan tidak baik yang sudah mengakar masyarakat pada umumnya memiliki penilaian kurang simpatik pada sosok waria

M. Daviq Nuruzzuhal M. Daviq Nuruzzuhal
9 November 2024
in Buku
0
Buku Santri Waria

Buku Santri Waria

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Selama ini, banyak orang mengenal waria dalam pandangan dan kesan yang kurang baik. Karena hanya memandang sebagian pekerjaan mereka sebagai “kupu-kupu malam” dan menjadi pengamen keliling dengan kostum dan gaya yang khas. Kesan ini sangat kuat terhadap sosok tersebut.

Padahal selain mereka, banyak perempuan dan laki-laki yang menggeluti pekerjaan “kupu-kupu malam” dan pengamen keliling. Bahkan bisa jadi jumlahnya lebih banyak dari mereka yang bekerja pada sektor itu. Akan tetapi, kesan pada waria jauh lebih kuat ketimbang kelompok lainnya, karena kekhasan yang ditampilkannya.

Lebih daripada itu, sebenarnya banyak pekerjaan lain yang digeluti oleh mereka. Di antaranya adalah perias pengantin, salon, guru, dosen, pedagang, penari, dan penceramah (muballighah). Ada juga waria yang ahli agama dan bisa baca Al-Qur’an dengan lagu (qari’ah).

Namun, profesi-profesi yang baik ini kurang dikenal oleh masyarakat. Selain mungkin karena jumlahnya tidak terlalu banyak, juga seperti pada umumnya kesan masyarakat: perbuatan jelek lebih menancap dalam ingatan daripada perbuatan baik.

Selayang pandang tentang santri waria

Waria merupakan sebuah bentuk pengakuan diri. Karena pengakuan diri, ada seorang waria yang memilih berdandan, suntik, operasi ganti kelamin, berkerudung, menggunakan rok dan mukena. Tetapi ada juga yang tetap berpenampilan seperti laki-laki, tidak berdandan, menggunakan baju yang biasa laki-laki pakai dan menggunakan kopyah.

Perbedaan pada pakaian tersebut merupakan pilihan masing-masing secara personal. Karena waria adalah identitas gender, dan identitas gender tidak bisa kita kategorikan hanya melalui baju dan dandanan. Sederhananya, mereka bisa memposisikan dirinya dalam struktur sosial masyarakat di mana masing-masing mereka berada (personal is political).

Masing-masing individu memiliki alasan untuk memilih berpenampilan laki-laki, meskipun dirinya telah memproklamasikan diri sebagai waria. Pada saat-saat tertentu, mereka yang berpenampilan laki-laki ini adakalanya berdandan dan menggunakan baju perempuan, dan adakalanya tidak berdandan sama sekali. Yang berpenampilan laki-laki dan berpenampilan perempuan bisa kita jumpai salah satunya di komunitas waria muslim Yogyakarta.

Waria muslim Yogyakarta memiliki satu aktivitas di setiap akhir pekan, mereka berkumpul dalam lembaga kecil bernama Pondok Pesantren Waria Al-Fatah. Pasca penggerebekan pondok pesantren ini oleh sekelompok umat Islam yang mengatasnamakan diri sebagai pembela “Tuhan” awal tahun 2016, aktivitas pondok pesantren mulai vakum dan sepi dari hiruk pikuk belajar Al-Qur’an.

Intimidasi itu membuat pesantren sempat menutup kegiatan mengaji dan beribadah. Aktivitas mereka terhenti selama tiga bulan karena santri ketakutan. Secara perlahan-lahan dengan dukungan banyak kalangan, santri waria bisa kembali beribadah dan menjalankan kegiatan sosial di pesantren.

Perlakuan tidak manusiawi

Karena kesan tidak baik yang sudah mengakar masyarakat pada umumnya memiliki penilaian kurang simpatik pada sosok waria. Ketidaksimpatikan ini kadang mendorong masyarakat bersikap tidak adil, bahkan tidak manusiawi, Ini masalah utama yang dihadapi waria, yakni perlakuan tidak adil, tidak patut, dan tidak manusiawi, sesuatu yang sesungguhnya terlarang di dalam ajaran Islam.

Di buku ini ada banyak cerita menarik tentang dukungan dan penerimaan keluarga para santri yang menguatkan. Ada juga anggota keluarga yang menolak dan mengusir. Kisah santri melawan diskriminasi, stigma, cacian, perundungan, dan tudingan miring memberikan pelajaran berharga tentang usaha mereka bertahan hidup.

Beragam latar belakang pendidikan dan pekerjaan waria memberikan gambaran mereka sebagai orang-orang yang berdaya dan bertahan dalam hidup yang tak selalu menguntungkan. Ada waria yang pernah menjadi politikus, pengusaha sukses, dan mengenyam pendidikan di kampus ternama. Tapi, ada juga yang hidup dalam kemiskinan sehingga mereka harus bertahan hidup dengan cara mengamen dan menjadi pekerja seks.

Memandang waria dengan perspektif berbeda

Tema ini sangat penting untuk terus kita ulas dan kaji karena menyangkut hak asasi manusia. Di Indonesia, waria kerap mendapatkan perlakuan diskriminatif di banyak tempat. Pesantren ini pernah mengalami pengalaman buruk ketika kedatangan organisasi kemasyarakatan yang mengatasnamakan Islam. Belasan orang tersebut marah, menggeruduk tempat belajar santri mengaji, dan menuduh pesantren sebagai kedok agar waria leluasa berbuat maksiat.

Menghalangi setiap orang beribadah melanggar konstitusi Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Penggerudukan pesantren yang cenderung terbiarkan itu menggambarkan negara yang tunduk pada kelompok yang menyerang.

Ketidakadilan terhadap mereka tergambar dari cara pemerintah daerah setempat menyelesaikan persoalan. Santri waria tidak mendapatkan ruang untuk didengarkan suaranya dan pemerintah yang seharusnya melindungi mereka tidak menjalankan tugasnya.

Respon Dari Tokoh Agama

Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Desa Leteh, Rembang, Jawa Tengah saat menerima rombongan santri pesantren waria pada Desember 2019 menyebut bahwa Islam tak hanya mengenal laki-laki dan perempuan, tapi juga mengakui keberadaan khuntsa atau orang yang berkelamin ganda dan sebagainya.

Menurut Gus Mus, orang yang mengatakan Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan kurang mengaji karena fikih dan Al-Quran menjelaskan keberadaan jenis selain perempuan dan laki-laki (hlm 250-256).

Rektor Institute Studi Islam Fahmina Cirebon, Marzuki Wahid memberikan pengantar yang baik di buku ini. Kiai Marzuki Wahid mengajak orang untuk mendengarkan dan menjadikan waria sebagai individu yang utuh untuk memahami mereka. Ia menegaskan bahwa waria setara di hadapan Allah sehingga tidak boleh saling merendahkan dan menghina satu sama lain dan tidak boleh ada diskriminasi.

Berangkat dari realitas tersebut, kehadiran buku santri waria ini merupakan ikhtiar untuk menarasikan pengalaman penulis sebagai orang yang menemani santri belajar Al-Qur’an. Serta menarasikan pengalaman hidup  santri waria dengan perspektif spiritual dan pengalaman keagamaan masing-masing individu tanpa penghakiman.

Oleh karena pengetahuan tidak bersifat final, menurut penulis buku ini tak luput dari berbagai kekurangan, Namun dapat kita akui bahwa secara keceluruhan bahwa buku ini memberi kita perspektif yang berbeda terkait waria. sehingga dapat menambah khazanah dan kebijaksanaan kita untuk melihat dan berperilaku sebagaimana Islam ajarkan. []

Tags: Buku Santri WariaHak Asasi Manusiapondok pesantren waria al-Fatahsantri wariawaria
M. Daviq Nuruzzuhal

M. Daviq Nuruzzuhal

Mahasiswa jurusan ilmu falak UIN Walisongo Semarang yang menekuni Islamic Studies dan isu kesetaraan. Allumni MA NU TBS dan Ponpes Raudlatul Muta'allimin Jagalan 62 Kudus

Terkait Posts

Hak Difabel
Publik

Benarkah Implementasi Kebijakan Publik Terhadap Hak Difabel Sudah Sesuai HAM?

4 Desember 2025
Makna Kemerdekaan
Publik

Makna Kemerdekaan di Mata Rakyat: Antara Euforia Agustus dan Realitas Pahit

8 September 2025
Vasektomi
Publik

Vasektomi Jadi Syarat Terima Bansos: Kekuasaan Negara dan Otonomi Tubuh

14 Mei 2025
Hak Asasi Manusia
Hikmah

Maqashid Asy-Syari’ah sebagai Fondasi Hak Asasi Manusia dalam Islam

4 April 2025
Hak Asasi Manusia (HAM)
Hikmah

Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam

10 Maret 2025
Riffat Hasan
Figur

Mendalami Peran dan Arus Kesetaraan: Riffat Hasan, Teologi Feminis, hingga Hak Asasi Manusia

14 Desember 2024

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • penari disabilitas

    Bersama Penari Disabilitas, Yura Yunita Tegaskan Panggung Seni Milik Semua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buku Toleransi dalam Islam: Membaca Ulang Makna Natal dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Ibu dan Perhatian Kecil yang Terlalu Sering Kita Abaikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Anak Perempuan Disabilitas Menyelamatkan Pohon Terakhir di Desanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ada yang Tertinggal di Jogja: Sebuah Kenangan Halaqah Kubra KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Tambang Ilegal: Kejahatan Ekologi yang Menghancurkan Alam dan Keselamatan Rakyat
  • Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa
  • Bersama Penari Disabilitas, Yura Yunita Tegaskan Panggung Seni Milik Semua
  • Ada yang Tertinggal di Jogja: Sebuah Kenangan Halaqah Kubra KUPI
  • Hari Ibu dan Perhatian Kecil yang Terlalu Sering Kita Abaikan

Komentar Terbaru

  • drover sointeru pada Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah
  • pagar beton minimalis pada Kenikmatan Bercinta Adalah Potret Kecil Kenikmatan Surga
  • Sofia4330 pada Manunggaling Kawula Gusti, Pengakuan Inklusivitas dalam Sufisme Jawa
  • u888.com pada Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan
  • web design company pada Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID