Mubadalah.id -Memahami ibrah di balik sejarah panjang yang mewarnai Bulan Muharam, terdapat makna kemerdekaan di dalamnya. Banyak sekali proses pembebasan yang Allah berikan untuk para kekasih-Nya.
Selain menuntaskan amalan-amalan yang menjadi sunnah di Bulan Muharam, merefleksikan cerita para salafushalih menjadi hal yang sama pentingnya. Karena di dalamnya mengalir deras hikmah yang bisa kita pelajari sekaligus menjadi bahan untuk bermuhasabah.
Kilas di balik Bulan Muharam
Dalam kalender Hijriah, Bulan Muharam menjadi permulaan dari 12 bulan lainnya. Bulan Muharam termasuk dalam sebutan Asyhurul hurum yaitu bulan-bulan mulia. Selain itu ada Bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Empat bulan mulia tersebut memiliki keutamaan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bulan-bulan lainnya.
Selaras dengan firman Allah dalam Qs. At-Taubah (9) : 36.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.
Maka tidak heran banyak sekali amalan yang dianjurkan dalam bulan Muharam. Seperti membaca doa akhir dan awal tahun, membaca Surat Yasin 3x, membaca ayat kursi dan doa lainnya dengan jumlah tertentu, bahkan minum susu putih sebagai tafa’ulan agar satu tahun ke depan menjadi tahun yang putih dan bersih. Ada juga perintah berpuasa, bersedekah, dan menyantuni anak yatim serta wirid-wirid lainnya.
Peristiwa penting di Bulan Muharam
Melansir dari situs keagamaan Nu Online, terdapat kurang lebih 14 peristiwa penting yang terjadi di Bulan Muharam. Sumber lain menyebutnya 20 peristiwa. Peristiwa tersebut terangkum rapi di dalam Kitab I’anah at-Thalibin. Yaitu kitab klasik umat Islam karya Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatha ad-Dimyathi (lahu al-fatikhah). Kitab I’anah at-Thalibin ini adalah kitab syarah (lebih akurat lagi sebagai kitab hasyiyah) untuk Kitab Fathu Al-Mu’in.
Peristiwa penting tersebut antara lain, Pertama, penerimaan Allah atas taubat Nabi Adam as setelah diturunkan dari surga. Kedua, pengangkatan Nabi Idris as ke tempat yang tinggi. Ketiga, turunnya Nabi Nuh as dari kapal, setelah baniir bandang.
Keempat, Allah menyelematkan Nabi Ibrahim as dari bakaran apinya raja Namrud. Kelima, turunnya kitab Taurat pada Nabi Musa as. Keenam, keluarnya Nabi Yusuf as dari penjara. Ketujuh, sembuhnya kebutaan Nabi Ya’qub as dari wasilah pakaiannya Nabi Yusuf as.
Kedelapan, sembuhnya Nabi Ayyub as dari sakit kulit yang berkepanjangan. Kesembilan, keluarnya Nabi Yunus as dari perut ikan Nun. Kesepuluh, disibakkannya lautan bagi Bani Israil yang melarikan diri dari kejaran raja Fir’aun Mesir yang kejam.
Kesebelas, Allah mengampuni Nabi Dawud as dari kesalahannya. Kedua belas, Allah memberikan Nabi Sulaiman as kekuasaan berupa kerajaan. Ketiga belas, Allah mengangkat Nabi Isa as ke langit setelah pengepungan bangsa Romawi. Keempat belas, Allah mengampuni kesalahan yang telah lewat dan yang akan datang dari Nabi Muhammad saw.
Hakikat kemerdekaan di Bulan Muharam
Merujuk dari berbagai peristiwa yang mewarnai Bulan Muharam, hampir seluruhnya bermakna kebebasan dari mara bahaya dan situasi sulit lainnya. Meskipun, ada satu peristiwa sedih yang selalu menyayat hati umat Muslim ketika mendengarnya.
Tepat pada 10 Muharam 61H, cucu Nabi Muhammad saw, Husein bin Ali bin Abi Thalib gugur dalam medan perang dengan kondisi kepala terpenggal. Duka mendalam bagi umat Muslim atas tragedi Karbala.
Namun yang perlu kita ketahui, gugurnya Sayyid Husein sebagai simbol dari perlawanan, ketabahan, dan keberanian dalam menghadapi ketidakadilan tirani.
Peristiwa hijrah Nabi Muhammad dan umat Muslim dari Mekkah ke Madinah yang menjadi permulaan kalender Hijriah bukan sebuah kekalahan. Lebih dari itu, peritiwa tersebut menjadi awal kebebasan umat Islam dari kesengsaraan, penindasan, dan intimidasi dari kaum kafir Quraisy.
Melalui momentum bersejarah tersebut menjadi sebuah awal peradaban, kejayaan, dan kemakmuran sekaligus bukti keteguhan iman umat Muslim yang kemudian menjadi kekuatan besar Islam.
Bulan Muharam menjadi momen yang tepat untuk kita meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan. Wallahu a’lam bisshowab. []