Mubadalah.id – Ciri khas emosi yang ditampilkan seorang anak dapat kita lihat sesuai dengan perkembangan usianya. Berikut beberapa karakter yang dapat dilihat dalam emosi khas anak:
Pertama, anak kecil akan menunjukkan reaksi emosinya jika melakukan sesuatu yang bersifat sama atau monoton. Sedangkan bagi anak usia remaja akan menunjukkan reaksi kuat pada hal-hal yang kadang anggap sepele oleh orang dewasa.
Kedua, biasanya, seorang anak akan memperlihatkan reaksi emosinya untuk menunjukkan hal-hal yang mengakibatkan hukuman untuk mereka. Sehingga mereka dapat beradaptasi dengan sikap yang dapat ia terima.
Ketiga, seorang anak yang menunjukkan reaksi emosional berlawanan secara cepat, seperti setelah menangis tiba-tiba tertawa atau sebaliknya. Hal ini karena tiga faktor, yaitu keinginan terus terang, kekurangpahaman anak pada situasi, dan ketidakfokusan anak untuk memperhatikan sesuatu.
Keempat, pada awalnya, semua reaksi emosional yang ditunjukkan oleh bayi satu dengan bayi lain adalah sama. Namun faktor lingkungan yang akan membentuknya memberikan reaksi emosional yang berbeda. Contoh, dalam mengekspresikan rasa takut seorang anak memperlihatkannya dengan menangis. Sedangkan anak yang lain memperlihatkan dengan bersembunyi atau berlari.
Kelima, sesuai dengan bertambahnya usia, variasi emosi anak dapat berubah atau berkurang. Misalnya, rasa takutnya akan hilang, tetapi sikap manjanya akan meningkat.
Keenam, seorang anak biasanya memperlihatkan reaksi emosional dengan bahasa tubuh, seperti kegelisahan, melamun, menangis, menggigit kuku, dan mengisap jempol.
Emosi Khas Anak
Kemampuan orangtua dalam melihat emosi khas anak, dapat membantu orangtua mengarahkan perkembangan emosi anak yang belum stabil menjadi emosi yang positif. Sehingga kerentanan anak pada bahaya yang akan ia hadapi dapat ia minimalisasi sejak dini.
Hal lain yang juga penting setelah mengetahui hak-hak anak, kerentanan apa saja yang dapat terjadi kepada seorang anak, dan apa saja emosi khas yang anak miliki, adalah pengetahuan tentang bagaimana mengarahkan anak pada pendidikan dan pergaulan sosial yang positif. Sebaiknya orangtua mengetahui karakteristik penyesuaian sosial anak terhadap dunia sosial.
Untuk melakukan penyesuaian sosial yang baik bukanlah hal yang mudah. Akibatnya, banyak anak yang kurang dapat menyesuaikan diri, baik secara sosial maupun secara pribadi.
Sehingga mereka mengalami masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan, dan bila seorang anak tidak dapat belajar mengatasi kesulitan sejak usia dini. Bahkan mereka akan tumbuh menjadi orang yang tidak bahagia dan terlihat cenderung muram atau diam. []