• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Dalam Akad Nikah, Mempelai Perempuan adalah Khalifah Allah

Tujuan puncak dari sebuah pernikahan adalah terbangunnya rumah tangga yang sakinah alias harmonis. Sementara untuk menjadi sakinah, dibutuhkan konsep mawadah atau saling mencintai

Thoah Jafar Thoah Jafar
16/12/2022
in Keluarga, Rekomendasi
0
Akad Nikah

Akad Nikah

430
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Aura kebahagiaan begitu memancar dari wajah putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep. Rona serupa pun tampak dari paras ayu mempelai perempuan, Erina Sofia Gudono. Kegembiraan keduanya menyemburat di kala menjadi raja dan ratu sehari di Pura Mangkunegaran, Solo, Ahad (11/12/2022).

Namun, ada yang menarik pada sehari sebelumnya. Yakni di saat sepasang pengantin itu mengikat janji melalui prosesi akad nikah. Setelah sah, ada sejumlah nasihat menarik sekaligus mendalam dari Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin.

Dalam khotbah akad nikah itu, Kiai Ma’ruf menyebutkan bahwa perkawinan merupakan tuntutan agama dan sunah Rasulullah Muhammad SAW. Pernikahan bertujuan menguatkan kepemimpinan manusia di bumi, sebagai khalifah fi al-ardl.

Daftar Isi

    • Makna Mitsaqan Ghalidzan
  • Baca Juga:
  • Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali
  • Haruskah Mengadakan Pesta Pernikahan?
  • Benarkah Mahar Termurah dalam Pernikahan adalah yang Terbaik?
  • Bolehkah Perempuan Menjadi Wali Nikah?
    • Berhadapan Langsung dengan Allah SWT

Makna Mitsaqan Ghalidzan

Dalam kesempatan proses akad nikah itu, Kiai Ma’ruf juga menceritakan ada peristiwa tiga perjanjian yang diangkat di dalam kitab suci Al-Qur’an. Tiga perjanjian itu terekam lantaran disebut Allah SWT sebagai perjanjian suci nan kuat. Dalam bahasa Al-Qur’an, perjanjian dengan kualitas tinggi itu disebut mitsaqan ghalidzan.

Tiga perjanjian kuat itu ialah; pertama, perjanjian Allah SWT dengan Bani Israil. Hal ini sebagaimana tercantum dalam QS. Al-Baqarah: 83;

وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ

Baca Juga:

Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

Haruskah Mengadakan Pesta Pernikahan?

Benarkah Mahar Termurah dalam Pernikahan adalah yang Terbaik?

Bolehkah Perempuan Menjadi Wali Nikah?

“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu), janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Kedua, perjanjian Allah SWT dengan para nabi. Seruan Allah yang menyebut para ulul azmi itu tertera dalam QS. Al-Ahzab: 7;

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِيثَٰقَهُمْ وَمِنكَ وَمِن نُّوحٍ وَإِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَى ٱبْنِ مَرْيَمَ ۖ وَأَخَذْنَا مِنْهُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا

“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh.”

Dan ketiga, perjanjian antara suami dengan istrinya;

وَكَيْفَ تَأْخُذُونَهُۥ وَقَدْ أَفْضَىٰ بَعْضُكُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ وَأَخَذْنَ مِنكُم مِّيثَٰقًا غَلِيظًا

“Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-isteri. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. An-Nisa: 21).

Kiai Ma’ruf menerangkan dalam kesempatan akad nikah tersebut, tentang penyebab perjanjian suami-istri. Di mana ia termasuk dalam perjanjian kuat sebagaimana perjanjian Allah SWT dengan Bani Isaril dan para Nabi. Karena hal itu menyangkut kesepakatan hidup bersama di sepanjang masa.

Berhadapan Langsung dengan Allah SWT

Tidak cukup di situ, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2015-2018 tersebut juga menjelaskan bahwa di saat janji nikah diucapkan mempelai pria melalui ijab kabul, maka sejatinya ia sedang berjanji kepada Allah SWT, bukan terhadap calon istrinya belaka.

Dengan mengutip dawuh Syeikh Nawawi, Kiai Ma’ruf menyebut bahwa ijab kabul pernikahan adalah pengucapan janji seorang mempelai pria kepada Allah SWT melalui si mempelai perempuan. Mempelai perempuan berperan sebagai wasilah alias wakil Allah SWT dalam perjanjian suci tersebut.

Pemahaman itu, kata Kiai Ma’ruf, selaras dengan hadis Nabi Muhammad SAW;

اِتَّقُوا اللهَ فِـي النِّسَـاءِ، فَإِنَّكُمْ أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَـانَةِ اللهِ، وَاسْـتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ

“Berhati-hatilah terhadap perempuan. Kamu mengambilnya dengan amanat Allah dan menghalalkannya dengan kalimat Allah.” (HR. Muslim).

Tujuan puncak dari sebuah pernikahan adalah terbangunnya rumah tangga yang sakinah alias harmonis. Sementara untuk menjadi sakinah, dibutuhkan konsep mawadah atau saling mencintai.

Lebih dalam lagi, Kiai Ma’ruf menyebut bahwa mawadah berpotensi tidak bertahan lama. Oleh karena itu, dalam sepasang kekasih dibutuhkan sebuah rahmah, yakni rasa kasih sayang. Rahmah inilah yang akan terus mengawetkan rasa kasih dan peduli antar pasangan.

Atas dasar itulah, selain membutuhkan saling pengertian dan saling menerima kelebihan serta kekurangan pasangan, suami dan istri penting untuk selalu menerapkan husnu at tafahum (pemahaman yang positif) dalam kehidupan sehari-harinya.

Kehidupan rumah tangga yang sakinah dengan fondasi seperti itulah yang pada akhirnya mampu mengantarkan kehidupan rumah tangga yang erat dan rekat,. Sebagaimana diperumpamakan Rasulullah dalam sebuah hadis;

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu a’lam bis shawab. []

Tags: akad nikah
Thoah Jafar

Thoah Jafar

Pengasuh Ponpes KHAS Kempek Cirebon

Terkait Posts

Satu Abad NU

Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

8 Februari 2023
NU Merangkul Feminisme

Feminis-NU-isme: Ketika “NU Merangkul Feminisme”

7 Februari 2023
Hari Anti Sunat Perempuan Internasional

Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan

6 Februari 2023
Baiti Jannati

Menjawab Problem Ekologi Melalui Konsep Baiti Jannati

5 Februari 2023
Hari Kanker Sedunia

Hari Kanker Sedunia: Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Kanker

4 Februari 2023
Kehidupan Rumah Tangga

Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

4 Februari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nabi Saw Meminta Kepada Para Suami agar Jangan Melecehkan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Sisi Lain dari Haul Gus Dur ke-10 di Cirebon, yang Bikin Semua jadi Ambyar - Mubadalah pada Alissa Wahid: Islam Menolak Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan pada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist