Mubadalah.id – Kalian pada ngerasain gak sih, kalau akhir-akhir ini tuh cuaca panas banget? Ternyata penyebabnya yaitu perubahan iklim, aktivitas manusia, dan polusi udara.
Perubahan iklim seperti El Nino dapat mempengaruhi pola curah hujan di suatu wilayah, menyebabkan kemarau yang lebih lama dari biasanya.
Salah satu dampak kemarau terhadap udara dapat meliputi peningkatan polusi udara. Ketika terjadi kekeringan yang berkepanjangan, tanah menjadi kering dan partikel debu lebih mudah terangkat ke udara. Hal ini juga tengah menjadi perbincangan hangat akhir-akhir ini.
Polusi udara perkotaan terus meningkat pada level yang mengkhawatirkan, khususnya di daerah ibukota Jakarta.
Melansir dari laman bisnis.com, Jakarta menduduki peringkat ke-5 dengan kualitas udara terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 163 AQI US, ini menunjukkan bahwa udara di Jakarta sangat tidak sehat bagi masyarakat.
Jika terpapar polusi terus menerus, maka akan berdampak pada kesehatan manusia, diantaranya adalah gangguan saluran pernapasan seperti asma, ISPA, kanker paru-paru, serangan jantung, iritasi mata dan lainnya.
Bahaya Polusi Udara bagi Perempuan
Polusi udara juga menjadi ancaman bagi perempuan, karena kualitas udara yang buruk dapat meningkatkan tekanan psikologis dan resiko kesehatan mental yang mempengaruhi kesuburan, menurunkan cadangan ovarium pada perempuan, siklus menstruasi, kecacatan pada janin, kelahiran prematur, bahkan, resiko keguguran dan kemandulan.
Bahkan yang lebih mengerikan, seperti yang terdapat dalam situs antaranews.com, bagi ibu hamil yang terpapar polusi, akan ada kemungkinan bayi yang dilahirkannya mengalami berat badan rendah atau bayi yang dilahirkannya kecil, kelahiran prematur, meningkatkan resiko anak autisme dan memperburuk asma pada ibu hamil.
Berdasarkan data dari databoks, ini disebabkan karena terdapat partikel polutan yang mengandung logam berat, karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), senyawa organik volatil (VOC), dan sulfur dioksida (SO2) yang dihasilkan dari asap knalpot kendaraan, pembakaran batu bara, pembakaran terbuka, aktivitas konstruksi, debu jalan dan lain sebagainya.
Sehingga perempuan yang bekerja di luar ruangan, sangat rentan mengalami gangguan kesehatan reproduksi. Seperti halnya Ruth Dio seorang karyawan di Jakarta mengalami keguguran. Menurut pernyataan dokter kandungan, salah satu faktor penyebab keguguran tersebut adalah karena Ruth dan suami banyak beraktivitas di luar ruang yang memang polusi di lingkungannya sangat buruk.
Sejalan dengan itu, melansir dari kompas.tv, Cepi Pramayadi seorang dokter spesialis kandungan menyampaikan bahwa polusi udara yang berasal dari karbondioksida, nitrogen dan dioksida ini dapat mempengaruhi kualitas sel telur dan terjadinya kehamilan menjadi turun.
Melihat dampak buruk tersebut, jadi makin percaya bahwa menjaga lingkungan itu penting banget. Karena dampaknya sangat besar, bukan hanya pada kesehatan pada umumnya, tapi bagi perempuan justru berdampak juga pada kesehatan reproduksi perempuan.
Tips Mengatasi Pencemaran Udara
Sesungguhnya tulisan sederhana ini adalah untuk memberi gambaran bahwa kerusakan lingkungan dan polusi udara ini sangat berdampak pada kesehatan reproduksi perempuan.
Dengan begitu, dalam rangka mengurangi polusi udara supaya tidak makin memprihatinkan, saya kira kita perlu melakukan beberapa hal.
Diantaranya ialah perbanyak menggunakan transportasi umum untuk meminimalisir asap knalpot dari kendaraan bermotor. Serta mendaur ulang limbah, kurangi pembakaran sampah, menanam pohon, gunakan produk yang ramah lingkungan. Seperti membawa alat makan dan minum ke mana-mana, membawa kantong belanja. Dan juga hemat energi dengan mematikan lampu yang tidak terpakai.
Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita dapat bersama-sama berkontribusi dalam menjaga kualitas udara.
Semoga bumi cepat sehat, kualitas udara kembali baik dan kesehatan reproduksi perempuan tidak terancam.[]