Mubadalah.id – Pesantren, sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia, telah memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk karakter santri dan melatih mereka untuk menjadi individu yang jujur dan mampu saling bekerja sama.
Kejujuran dan saling bekerja sama menjadi salah satu prinsip fundamental dalam Islam. Prinsip kejujuran ini disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 42:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Dan janganlah kamu campur adukkan yang benar dengan yang salah dan kamu sembunyikan yang benar, sedang kamu mengetahui.” (QS. al-Baqarah ayat 42)
Kejujuran yang diajarkan oleh guru-guru di pesantren menjadi salah satu teladan penting bagi para santri. Terlebih dengan kejujuran ini dapat membentuk karakter yang baik bagi para santri.
Bahkan dengan memiliki sikap jujur, dapat membuat para santri belajar untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka dan menghindari perilaku curang atau tidak jujur.
Selain itu, santri yang jujur juga lebih mungkin mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari orang lain. Terlebih, hal ini dapat membantu para santri dalam membangun hubungan yang sehat dengan semua orang. Termasuk kepada sesama teman-teman santri, pengurus maupun guru-guru.
Bahkan dengan memiliki sikap kejujuran ini dapat menjadi teladan bagi yang lainnya. Mereka dapat memengaruhi teman-teman mereka untuk mengikuti jalan kejujuran dan menghindari perilaku yang tidak jujur.
Oleh sebab itu, santri yang memiliki sikap jujur bukan hanya berkontribusi pada perkembangan pribadi mereka. Tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga nilai-nilai etika dan moral dalam lingkungan pesantren dan dalam umat Islam secara keseluruhan.
Termasuk, dengan memiliki sikap dan karakter kejujuran yang telah mereka dapatkan dari pesantren, bisa menjadi bekal ketika ia kembali ke masyarakat nanti. Sehingga nilai-nilai kejujuran ini lah menjadi hal baik yang penting untuk terus kita sampaikan kepada semua masyarakat.
Saling Bekerja Sama
Seperti sudah saya ungkapkan di atas, bahwa saling bekerja sama juga menjadi salah prinsip fundamental dalam Islam.
Islam mendorong seluruh umatnya termasuk para santri untuk saling bekerja sama (ta’awun) dalam kebaikan, ibadah, dan amal sholeh.
Prinsip saling bekerja sama disebutkan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 2:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya: “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah kamu bantu-membantu dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. al-Maidah ayat 2)
Bahkan dalam Hadis Shahih Bukhari menyebutkan bahwa:
Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Mukmin bagi Mukmin yang lain adalah seperti bangunan yang saling menguatkan satu sama lain.”
Oleh sebab itu, prinsip saling bekerja sama ini memang menjadi pondasi bagi para santri untuk memperkuat solidaritas dan kebersamaan para santri.
Biasanya prinsip saling bekerja sama ini, kami praktikkan dalam berbagai aktivitas kegiatan di pesantren. Misalnya, ada kegiatan bersih-bersih (roan) kami seluruh santri mengerjakannya secara bersama-sama, dan banyak hal lain yang kita lakukan secara bersama-sama.
Dengan prinsip saling bekerja sama ini lah mengajarkan kepada saya dan para santri pada umumnya, bahwa kita hidup di pesantren itu, tidak boleh ada saling menguasai, mendiskriminasi dan merendahkan, karena semua santri itu sama.
Maka, dengan prinsip saling bekerja sama, menjadikan kami sebagai santri untuk peduli terhadap kepentingan dan kebutuhan sesama santri. Bahkan hal ini lah yang membantu kami semua menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, peduli, dan peka terhadap perasaan sesama santri. []