• Login
  • Register
Selasa, 28 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles

Konon setelah pertemuan dialog filsafat dalam mimpi itu, Khalifah segera mengumpulkan para ilmuwan, intelektual dan ahli bahasa Yunani dan memerintahkan mereka menerjemahkan karya-karya Aristo dan para filsuf Yunani lainnya,  terutama Platon dan Plotinus.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
24/12/2020
in Hikmah, Khazanah
1
Dialog Filsafat

Dialog Filsafat

341
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kemarin aku bertemu teman lama di suatu tempat. Dalam obrolan panjang yang menyenangkan dia meminta aku  bercerita lagi tentang dialog filsafat antara Khalifah Makmun bin Harun al-Rasyid (w.833 M), pemimpin tertinggi dinasti Abbasiah dengan Aristoteles, filsuf terbesar sepanjang zaman itu. Cerita itu mengesankannya, tetapi dia sudah lupa.

Aku memang pernah bercerita tentang itu kepadanya beberapa tahun lalu. Lalu dia bertanya dari mana aku mendapatkan informasi dialog filsafat ini. Aku bilang, kalau tidak salah ingat, aku membaca kisah ini di buku “Falsafah Ibn Rusyd” dialog Muhammad Abduh dan Farah Anton. Inilah ceritanya :

ذكر ابن النديم في الفهرست أن الخليفة العباسي المأمون رأى في منامه كأن رجلا أبيض اللون، مُشرب بحمرة، واسع الجبهة، مقرون الحاجبين، أجلح الرأس، أشهل العينين، حسن الشمائل، جالس على سريره، وكأني بين يديه قد ملئت له هيبة، فقلت: من أنت ؟ قال: أنا أرسطاطاليس (أرسطو). فسررت به، وقلت: أيها الحكيم أسألك ؟ قال: سل. قلت: ما الحُسن؟ قال: ما حسُن في العقل. قلت: ثم ماذا ؟ قال: ما حسُن في الشرع. قلت: ثم ماذا ؟ قال ما حسُن عند الجمهور قلت ثم ماذا ؟ قال ثم لا.

Ibn Nadim dalam karyanya yang sangat populer: ” “Al-Fihrasat”, menyebutkan : Khalifah Abasiah Al-Makmun bin Harun al-Rasyid bertemu dalam mimpi seseorang berkulit putih, berambut merah, berdahi lebar, alisnya tebal menyatu, berkepala botak, bermata biru dan perangainya bagus. Dia sedang duduk di atas permadani, di hadapanku dia sangat berwibawa. Aku bertanya : “Siapakah anda?” Dia menjawab : “Aku Aristo (Aristoteles)”. Aku senang. Lalu aku berkata:”Wahai sang bijak bestari; “apakah aku boleh bertanya? Dia menjawab : “Silakan, dengan senang hati”. Apakah baik itu?” Dia menjawab : “Apa yang dipandang baik oleh akal” Lalu? “Apa yang dipandang baik oleh aturan agama”. Lalu? “Apa yang dipandang baik oleh mayoritas”. Lalu? “Tidak ada lagi dan tidak ada lagi.”

Di tempat lain aku membaca :

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!
  • Tujuan Etika Menurut Socrates
  • Tuhan Tunggal Bahasa Plural
  • Oversharing dan Pandangan Filosof Soal Manusia Modern

Baca Juga:

Patah Hati? Begini 7 Cara Stoikisme dalam Menyikapinya, Yuk Simak!

Tujuan Etika Menurut Socrates

Tuhan Tunggal Bahasa Plural

Oversharing dan Pandangan Filosof Soal Manusia Modern

وفي رواية أخرى، قلت: زدني. قال: وعليك بالتوحيد.

Dalam riwayat lain disebutkan : “Tolong tambahi”. Aristo menjawab : “Hendaklah engkau bertauhid (Meng-Esa-kan Tuhan).”

Konon setelah pertemuan dialog filsafat dalam mimpi itu, Khalifah segera mengumpulkan para ilmuwan, intelektual dan ahli bahasa Yunani dan memerintahkan mereka menerjemahkan karya-karya Aristo dan para filsuf Yunani lainnya,  terutama Platon dan Plotinus.

Beberapa penerjemah itu antara lain : Hunain bin Ishaq (w. 260 H), putranya : Ishaq bin Hunain (298), Tsabit bin Qurrah (288 H), Qistha bin Luqa (230 H). Lalu dia mengembangkan perpustakaan bernama “Baitul Hikmah”(Rumah Kebijaksanaan) yang didirikan oleh ayahnya, Khalifah Harun al-Rasyid.

Sejak saat itu dunia Islam menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia dan mengalami “the Golden Age”, zaman keemasan.  Sarat dengan dialog filsafat. Sungguh sangat menarik info sejumlah tokoh tentang Abd Allah al-Makmun ini. Al- Dzahabi, penulis sejarah para pemikir dan cendekiawan muslim, dalam bukunya yang terkenal : “Siyar ‘Alam al-Nubalah” menyebut :

عن  المامون الخليفة العباسى انه تلا فى رمضان ثلاثا وثلاثين ختمة

“Khalifah Al-Makmun dalam bulan Ramadan pernah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 33 kali” (al-Siyar, xii/109).

Begitu juga dalam “Al-Bidayah wa al-Nihayah” karya Ibnu Katsir. Bahkan di sini disebutkan :

وكان (المامون) حافظا للقران

“wa Kana Hafizhan li al-Qur’an” (dia hafal al-Qur’an”.

Imam Suyuthi mendeskripsikan al-Makmun sebagai orang yang belajar hadits, fiqh, sejarah dan filsafat kepada banyak ulama dan ilmuwan. Dia seorang yang memiliki kemauan yang kuat, menyenangi dialog filsafat dengan kecerdasan, kewibawaan, dan kecerdikan. Dia juga bicara dengan fasih, dan seorang orator yang ulung. []

Tags: CendekiawanfilsafatSejarah IslamTokoh Inspiratif
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Imam Malik

Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal

28 Maret 2023
Flexing Ibadah

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

28 Maret 2023
Prinsip Hidup Bersama

Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

27 Maret 2023
kehidupan bersama

Pentingnya Memahami Prinsip Kehidupan Bersama

27 Maret 2023
Batasan Sakit yang Membolehkan tidak Puasa

Q & A: Apa Batasan Sakit yang Membolehkan Tidak Puasa di Bulan Ramadan?

27 Maret 2023
Kesehatan Gigi dan Mulut

Ramadan Tiba, Kesehatan Gigi dan Mulut Harus Tetap Terjaga

26 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tradisi di Bulan Ramadan

    Menggali Nilai-nilai Tradisi di Bulan Ramadan yang Mulia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Pinatih: Sosok Ulama Perempuan Perekat Kerukunan Antarumat di Gresik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Piagam Madinah: Prinsip Hidup Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Pada Awalnya Asing
  • Jalan Tengah Pengasuhan Anak
  • Imam Malik: Sosok yang Mengapresiasi Tradisi Lokal
  • Mengapa Menjadi Bapak Rumah Tangga Dianggap Rendah?
  • Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist