• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Dialog Filsafat: Al-Makmun dan Aristoteles

Konon setelah pertemuan dialog filsafat dalam mimpi itu, Khalifah segera mengumpulkan para ilmuwan, intelektual dan ahli bahasa Yunani dan memerintahkan mereka menerjemahkan karya-karya Aristo dan para filsuf Yunani lainnya,  terutama Platon dan Plotinus.

KH. Husein Muhammad KH. Husein Muhammad
24/12/2020
in Hikmah, Khazanah
1
Dialog Filsafat

Dialog Filsafat

529
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Kemarin aku bertemu teman lama di suatu tempat. Dalam obrolan panjang yang menyenangkan dia meminta aku  bercerita lagi tentang dialog filsafat antara Khalifah Makmun bin Harun al-Rasyid (w.833 M), pemimpin tertinggi dinasti Abbasiah dengan Aristoteles, filsuf terbesar sepanjang zaman itu. Cerita itu mengesankannya, tetapi dia sudah lupa.

Aku memang pernah bercerita tentang itu kepadanya beberapa tahun lalu. Lalu dia bertanya dari mana aku mendapatkan informasi dialog filsafat ini. Aku bilang, kalau tidak salah ingat, aku membaca kisah ini di buku “Falsafah Ibn Rusyd” dialog Muhammad Abduh dan Farah Anton. Inilah ceritanya :

ذكر ابن النديم في الفهرست أن الخليفة العباسي المأمون رأى في منامه كأن رجلا أبيض اللون، مُشرب بحمرة، واسع الجبهة، مقرون الحاجبين، أجلح الرأس، أشهل العينين، حسن الشمائل، جالس على سريره، وكأني بين يديه قد ملئت له هيبة، فقلت: من أنت ؟ قال: أنا أرسطاطاليس (أرسطو). فسررت به، وقلت: أيها الحكيم أسألك ؟ قال: سل. قلت: ما الحُسن؟ قال: ما حسُن في العقل. قلت: ثم ماذا ؟ قال: ما حسُن في الشرع. قلت: ثم ماذا ؟ قال ما حسُن عند الجمهور قلت ثم ماذا ؟ قال ثم لا.

Ibn Nadim dalam karyanya yang sangat populer: ” “Al-Fihrasat”, menyebutkan : Khalifah Abasiah Al-Makmun bin Harun al-Rasyid bertemu dalam mimpi seseorang berkulit putih, berambut merah, berdahi lebar, alisnya tebal menyatu, berkepala botak, bermata biru dan perangainya bagus. Dia sedang duduk di atas permadani, di hadapanku dia sangat berwibawa. Aku bertanya : “Siapakah anda?” Dia menjawab : “Aku Aristo (Aristoteles)”. Aku senang. Lalu aku berkata:”Wahai sang bijak bestari; “apakah aku boleh bertanya? Dia menjawab : “Silakan, dengan senang hati”. Apakah baik itu?” Dia menjawab : “Apa yang dipandang baik oleh akal” Lalu? “Apa yang dipandang baik oleh aturan agama”. Lalu? “Apa yang dipandang baik oleh mayoritas”. Lalu? “Tidak ada lagi dan tidak ada lagi.”

Di tempat lain aku membaca :

Baca Juga:

Kesalehan Perempuan di Mata Filsuf Pythagoras

Di hadapan Ribuan Jamaah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Nyai Badriyah Jelaskan Peran Perempuan dalam Sejarah Islam

Membincangkan Sejarah Muslim Tionghoa dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Mengenal Cendekiawan dan Intelektual Perempuan Pada Masa Nabi Muhammad Saw

وفي رواية أخرى، قلت: زدني. قال: وعليك بالتوحيد.

Dalam riwayat lain disebutkan : “Tolong tambahi”. Aristo menjawab : “Hendaklah engkau bertauhid (Meng-Esa-kan Tuhan).”

Konon setelah pertemuan dialog filsafat dalam mimpi itu, Khalifah segera mengumpulkan para ilmuwan, intelektual dan ahli bahasa Yunani dan memerintahkan mereka menerjemahkan karya-karya Aristo dan para filsuf Yunani lainnya,  terutama Platon dan Plotinus.

Beberapa penerjemah itu antara lain : Hunain bin Ishaq (w. 260 H), putranya : Ishaq bin Hunain (298), Tsabit bin Qurrah (288 H), Qistha bin Luqa (230 H). Lalu dia mengembangkan perpustakaan bernama “Baitul Hikmah”(Rumah Kebijaksanaan) yang didirikan oleh ayahnya, Khalifah Harun al-Rasyid.

Sejak saat itu dunia Islam menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia dan mengalami “the Golden Age”, zaman keemasan.  Sarat dengan dialog filsafat. Sungguh sangat menarik info sejumlah tokoh tentang Abd Allah al-Makmun ini. Al- Dzahabi, penulis sejarah para pemikir dan cendekiawan muslim, dalam bukunya yang terkenal : “Siyar ‘Alam al-Nubalah” menyebut :

عن  المامون الخليفة العباسى انه تلا فى رمضان ثلاثا وثلاثين ختمة

“Khalifah Al-Makmun dalam bulan Ramadan pernah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 33 kali” (al-Siyar, xii/109).

Begitu juga dalam “Al-Bidayah wa al-Nihayah” karya Ibnu Katsir. Bahkan di sini disebutkan :

وكان (المامون) حافظا للقران

“wa Kana Hafizhan li al-Qur’an” (dia hafal al-Qur’an”.

Imam Suyuthi mendeskripsikan al-Makmun sebagai orang yang belajar hadits, fiqh, sejarah dan filsafat kepada banyak ulama dan ilmuwan. Dia seorang yang memiliki kemauan yang kuat, menyenangi dialog filsafat dengan kecerdasan, kewibawaan, dan kecerdikan. Dia juga bicara dengan fasih, dan seorang orator yang ulung. []

Tags: CendekiawanfilsafatSejarah IslamTokoh Inspiratif
KH. Husein Muhammad

KH. Husein Muhammad

KH Husein Muhammad adalah kyai yang aktif memperjuangkan keadilan gender dalam perspektif Islam dan salah satu pengasuh PP Dar al Tauhid Arjawinangun Cirebon.

Terkait Posts

Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Beda Keyakinan

Meninjau Ulang Cara Pandang terhadap Orang yang Berbeda Keyakinan

30 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

29 Juni 2025
Kapan Menikah

Jangan Tanya Lagi, Kapan Aku Menikah?

29 Juni 2025
Sakinah

Tafsir Sakinah

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID