• Login
  • Register
Minggu, 11 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Esensi Insan Kamil; Bersatunya Maskulinitas dan Feminitas

Halimah Garnasih Halimah Garnasih
23/08/2022
in Hikmah
0
Esensi Insan Kamil; Bersatunya Maskulinitas dan Feminitas

Ilustrasi: pixabay[dot]com

415
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.Id-Berikut penjelasan tentang esensi insan kamil, teori yang dikembangkan para sufi falsafi. Sejatinya esensi dari insan kamil (manusia sempurna) ialah yang menyadari tentang eksistensi dirinya dalam kesatuan antara maskulinitas dan feminitas.

Dulu, dulu sekali, saat masa kesantrianku, aku kerap berjalan menuju sekolahan, Madrasah Tsanawiyah, dengan melamun.

Dalam lamunanku itu, aku bertanya-tanya apa sih tujuan aku hidup ini? Apa tujuan hidup itu sendiri? Apa maksud Tuhan menciptakanku?

Masa itu, setiap aku bertanya pada para ustaz-ustazah ataupun para Bu Nyai dan Kiaiku, tiada jawaban yang benar-benar memuaskanku. Tidak ada jawaban yang benar-benar membuat kegelisahan yang menangkupi batinku lumer, lenyap, terbang. Tidak ada. Atau barangkali belum ada.

Aku melihat teman-teman perempuanku yang lulus bahkan banyak juga yang belum lulus dari pesantren dipertemukan dengan sebuah pilihan bernama ‘pernikahan’.

Baca Juga:

Kisah Rumi, Aktivis, dan Suara Keledai

Tasawuf Perspektif Buya Syakur Yasin

Stop Bilang Laki-laki Tidak Bercerita

Teologi Cinta Ibnu Sina: Semua Bermula dari Cinta

Aku tengok ke sana, di tengah rumah tangga mereka, barangkali aku menemukan jawaban kegelisahanku di sana. Tapi tidak jua aku jumpai. Bahkan, di beberapa kasus, sungguh aku menaruh rasa kasihan kepada mereka.

Teman-teman perempuanku yang masih sangat belia, namun harus menanggung beban rumah tangga yang sama sekali tak diketahui apa itu rumah tangga? Siapa itu suami?

Sampai pergulatan hidup menghantarkanku pada dunia yang fokus dengan isu-isu perempuan. Potongan-potongan hidup yang prosesnya harus aku lalui, dan dinamisasinya mesti aku cecapi.

Bukan tanpa alasan saat aku menggunakan teori dekonstruksi dan post-strukturalisme dalam mendedah antologi cerpen Nawal Sa’dawy dalam penyusunan skripsiku.

Di sana, bersamaan teori yang aku pakai, aku tawarkan bahwa potensi maskulinitas bukan hanya milik lelaki, dan potensi feminitas bukan hanya milik perempuan. Keduanya, pada diri perempuan dan laki-laki menjadi idealitas adanya.

Kegelisahanku lamat-lamat terurai semenjak ngaji filsafat di Masjid Jendral Sudirman yang berada di Jalan Colombo Yogyakarta. Menyisa kegelisahan berkerak saja.

Belajar mendalami tasawuf, kegelisahanku terdedah purna. Aku jadi tahu bahwa tujuan manusia hidup adalah untuk menjadi insan kamil.

Hal yang menjadi paling dasar menujunya adalah mengoptimalkan potensi ‘jamaliyah’ dan ‘jalaliyah’ Tuhan dalam diri kita. Potensi ‘feminitas’ dan ‘maskulinitas’. Dalam teologi Cina, ini juga dikenal dengan ‘yin’ dan ‘yang’.

“Esensi tujuan hidup manusia baik laki-laki maupun perempuan adalah menjadi insan kamil, yaitu manusia yang dapat menyatukan sisi ilahiah ‘jamal’ dan ‘jalal’ menuju ‘kamal’,” begitu redaksi keilmuan yang aku baca.

Semua itu, tujuannya, agar sifat ‘jamaliyah’ dan ‘jalaliyah’ Tuhan maksimal menyelimuti diri manusia. Baik laki-laki maupun perempuan. Agar, tugas manusia sebagai ‘khalifatullah’ di muka bumi ini terjamah dengan potensi dan kerja-kerja yang maksimal pula.

Kini, aku mulai bisa bernafas lega. Mulai bisa menatap kehidupan dengan indah. Dan tentu saja, mulai siap untuk melakukan tugas manusia di atas kehidupan ini. Menjadi khalifatullah dalam balutan ibadah hanya kepada-Nya.[]

Tags: femininitasfilsafatinsan kamiljalaliyahjamaliyahMadrasahmaskulinitasperenungantasawufyangyin
Halimah Garnasih

Halimah Garnasih

Membaca dan menulis adalah kekasih. Jatuh cinta pada sastra, filsafat, wacana perempuan, dan kemanusiaan. Santri ngaji filsafat (MJS) Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta.

Terkait Posts

Bekerja adalah

Bekerja adalah Ibadah

10 Mei 2025
Mengapa Bekerja

Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?

10 Mei 2025
perempuan di ruang domestik

Perempuan di Ruang Domestik: Warisan Budaya dan Tafsir Agama

9 Mei 2025
PRT

Mengapa PRT Identik dengan Perempuan?

9 Mei 2025
Aurat dalam Islam

Aurat dalam Islam

9 Mei 2025
Menikah adalah Separuh Agama

Benarkah Menikah Menjadi Bagian dari Separuh Agama?

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bekerja adalah

    Bekerja adalah Ibadah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan Bukan Fitnah: Membongkar Paradoks Antara Tafsir Keagamaan dan Realitas Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengirim Anak ke Barak Militer, Efektifkah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kontekstualisasi Ajaran Islam terhadap Hari Raya Waisak
  • Bekerja adalah Ibadah
  • Merebut Tafsir: Membaca Kartini dalam Konteks Politik Etis
  • Perempuan Bekerja, Mengapa Tidak?
  • Islam Memuliakan Perempuan Belajar dari Pemikiran Neng Dara Affiah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version