• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Fiqh Itu Tidak Statis

Khalifah Umar bin Khattab, kata Bu Nyai Badriyah, secara tegas melarang nikah sirri yang melakukannya secara rahasia tanpa wali dan hanya seorang laki-laki dan perempuan menjadi saksi serta menetapkan hukum rajam kepada pelakunya

Redaksi Redaksi
13/08/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
fiqh

fiqh

186
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa fiqh yang terkait dengan kehidupan sosial, bukanlah sesuatu yang statis, yang tak pernah dan tak bisa berubah.

Perubahan hukum syar’i terhadap satu kasus menurut Bu Nyai Badriyah, bahkan terjadi di masa Nabi Muhammad SAW.

Seperti diketahui, Nabi pernah membolehkan nikah mut’ah saat perang Khaibar dan kemudian melarangnya setelah situasi darurat seperti saat perang Khaibar tidak ada lagi.

Ziarah kubur pada masa Islam juga dilarang karena takut membawa kemusyrikan, namun saat akidah umat sudah kuat, ziarah kubur bahkan diperintahkan untuk mengingat kematian.

Selain itu, Bu Nyai Badriyah memaparkan, Khalifah Umar bin Khatab terkenal sebagai pemimpin yang berani mengambil terobosan hukum demi keadilan dengan melakukan hal yang secara lahiriyah tampak menyimpang dari apa yang telah Nabi Saw putuskan saat beliau hidup.

Khalifah Umar menempuh langkah tersebut demi keadilan kepada korban, kemaslahatan umum, serta menutup pintu pemanfaatan hukum yang longgar oleh orang-orang tak bertanggung jawab yang mengakibatkan kemadharatan dan tidak tercapainya tujuan hukum itu sendiri.

Baca Juga:

KB dalam Pandangan Islam

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Waisak: Merayakan Noble Silence untuk Perenungan Dharma bagi Umat Buddha

Khalifah Umar bin Khattab Larang Nikah Sirri

Beberapa kasus bisa menjadi contoh. Misalnya, khalifah Umar, kata Bu Nyai Badriyah, secara tegas melarang nikah sirri yang melakukannya secara rahasia tanpa wali dan hanya seorang laki-laki dan perempuan menjadi saksi serta menetapkan hukum rajam kepada pelakunya.

Sebaliknya khalifah Umar tidak mempermasalahkan kesaksian perempuan dalam nikah dan talak.

Hukum ini menerapkan dengan pertimbangan ketertiban sosial. Soal talak tiga yang keluar dari ucapannya sekaligus, Umar juga melakukan pengetatan.

Pada masa Rasulullah Saw, hingga awal pemerintahannya, talak tiga yang keluar dari ucapannya itu terhitung satu.

Namun ketika masyarakat memulai meremehkan talak dan menjadikanya mainan, maka berlakulah talak yang demikian sebagai talak tiga untuk memberi efek jera kepada mereka yang mempermainakan talak dan melindungi perempuan dari talak yang menjatuhkannya secara sembarangan.

Dalam fiqh praktik pengetatan hukum demi kemaslahatan umum demikian itu berdasarkan kaidah fiqh :

تصرف الامام على الرعية منوط بالمصلحة

Artinya “Kebijakan pemerintah untuk rakyatnya harus berdasarkan asas kemaslahatan”. (Rul)

Tags: Bu Nyai Badriyah FayumifiqhislammenikahNikah SirriStatisTidak
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version