• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Gerakan Perempuan Bukan Sebatas Ruang Bertukar Pemikiran

Perjuangan untuk kesetaraan perempuan bukan sebatas gagasan. Akan tetapi memang harus dituangkan dalam bentuk gerakan yang hidup dan menghidupkan

Nuril Qomariyah Nuril Qomariyah
25/08/2022
in Publik
0
Gerakan Perempuan

Gerakan Perempuan

315
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa penerimaan bermula dari penolakan, mungkin kondisi ini juga sempat Salingers pembaca setia mubadalah.id alami. Penolakan ini merujuk pada konteks gerakan perempuan, kesetaraan gender, gerakan feminis, atau istilah apapun yang kita gunakan di keseharian. Siapa di antara Salingers di sini yang mulanya merasa bahwa gerakan untuk memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan bukan suatu hal yang penting?

Penolakan-penolakan rasional biasanya disebabkan karena masih minimnya pengetahuan dan wawasan, penolakan ini yang kemudian tadi di awal saya sebutkan akan berujung pada penerimaan. Akan berbeda jika kemudian penolakan yang sudah mengakar dari emosional, sistem, ataupun kepentingan golongan. Akan sulit untuk memberikan penerimaan.

Tidak heran jika kemudian di tiap daerah dan kampus hingga saat ini terus bermunculan organisasi, komunitas-komunitas dan lingkar studi/kajian yang memiliki fokus kajian untuk kesetaraan gender. Karena ruang belajar yang lebih fleksibel inilah yang kita butuhkan untuk menguatkan pemahaman terkait arti penting gerakan perempuan dan memperjuangkan kesetaraan gender.

Lantas apakah organisasi, komunitas, dan lingkar studi/kajian tadi hanya sebatas wadah diskusi, ruang kajian atau bertukar pikiran saja? Tentu saja tidak!

Perjuangan Menguatkan Partisipasi Perempuan Sudah Ada Sejak Munculnya Gerakan Perempuan Pertama

Mengutip dari kumparan.com menyebutkan bahwa pada tahun 1912 organisasi perempuan pertama lahir di Indonesia, dengan nama Putri Mardika. Gerakan perempuan berbasis organisasi ini yang menjadi inisiasi awal munculnya beragam gerakan perempuan setelahnya.

Baca Juga:

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Keadilan sebagai Prinsip dalam Islam

Tauhid sebagai Dasar Kesetaraan

Bukan sebatas organisasi struktural saja, akan tetapi tujuan dan gerakan yang dilakukan oleh Putri Mardika benar-benar memperhatikan pemberdayaan dan kesetaraan bagi perempuan. Putri Mardika menyuarakan bagi para perempuan saat itu bahwa mereka juga bisa mengutarakan pendapat dan memperjuangkan hak-haknya di ruang publik, tidak sekedar berdiam diri di rumah saja.

Tidak hanya sebatas memberikan wawasan namun, dari segi gerakan Putri Mardika yang pada saat itu dipimpin oleh R.A. Theresia Soebarudin. Secara langsung memberikan beasiswa pendidikan bagi perempuan yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses. Sehingga, harapannya dari beasiswa ini akan lahir penerus-penerus perjuangan perempuan selanjutnya yang memiliki wawasan luas dan berpendidikan.

Selain itu, gerakan yang dilatar-belakangi oleh Boedi Oetomo ini juga  sudah melakukan gerakan literasi yang mengangkat isu perempuan. Gerakan ini mereka lakukan dengan menerbitkan majalah, yang menjadi media untuk menyebarkan informasi dan wawasan kepada masyarakat secara luas. Laki-laki yang mendukung adanya perjuangan perempuan dan emansipasi dengan kesadarannya ikut andil menuliskan gagasan dan karya di majalah ini.

Terlihat bahwa sejak pertama lahir organisasi perempuan memiliki tujuan gerakan yang sesuai dengan kebutuhan perempuan pada saat itu. Jadi bukan hanya sebatas menyuarakan gagasan, akan tetapi harus kita imbangi dengan gerakan yang langsung terasa manfaatnya oleh perempuan. Inilah dasar perjuangan perempuan terus ada dan berkembang hingga hari ini, meski beragam tujuannya masih sama.

Gerakan Perempuan yang Merdeka dan Bahagia

Merujuk pada permasalahan di awal tentang penolakan terhadap kesetaraan perempuan pasti ada. Sehingga perlu untuk kita pahami bersama akan pentingnya menciptakan wadah bertumbuh dan bergerak bersama yang merdeka dan bahagia. Kenapa perempuan membutuhkan ruang bergerak bersama? Pertanyaan yang menjadi dasar mengapa kita perlu untuk terus menguatkan gerakan perempuan secara bersama-sama.

Hingga hari ini perjuangan perempuan terus mengalami perkembangan dan makin beragam. Karena pada dasarnya gerakan yang berbasis wawasan dan pengetahuan akan terus berkembang dan dinamis. Sehingga dari kondisi ini kita perlukan suatu gerakan perempuan yang memerdekakan dan membahagiakan sesuai dengan kebutuhan perempuan.

Berdasarkan buku Kiai Faqihuddin Abdul Kodir berjudul Manual Mubadalah menyebutkan bahwa substansi dari perspektif mubadalah adalah berkaitan dengan kemitraan dan kerjasama dalam membangun sebuah relasi sosial, baik di rumah tangga maupun dalam kehidupan publik yang lebih luas.

Perspektif mubadalah ini, berdasarkan hemat penulis dapat dijadikan sepagai dasar gerakan perempuan era sekarang. Pada dasarnya gerakan perempuan harus bisa membangun kesalingan dalam relasi sosial yang membangun antar perempuan. Sehingga gerakan perempuan kedepannya dapat terus bersinergi, saling mengisi untuk memenuhi kebutuhan perempuan untuk mencapai kesetaran.

Karena pada dasarnya perjuangan untuk kesetaraan perempuan bukan sebatas gagasan. Akan tetapi memang harus kita tuangkan dalam bentuk gerakan yang hidup dan menghidupkan. Khususnya bagi seluruh perempuan yang masih kerap mengalami diskriminasi, marginalisasi, subordinasi, kekerasan, dan beban ganda. []

Tags: feminismeGendergerakan perempuankeadilanKesetaraan
Nuril Qomariyah

Nuril Qomariyah

Alumni WWC Mubadalah 2019. Saat ini beraktifitas di bidang Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak di Kabupaten Bondowoso. Menulis untuk kebermanfaatan dan keabadian

Terkait Posts

Menstruasi

Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

2 Juli 2025
Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID