Mubadalah.id – Ping. Jam 01.00 dini hari hape-ku berbunyi,
“Salam, mas”, sms masuk dari teman yang sedang mengikuti pertemuan internasional di luar negeri.
“Salam, ada apa mba?”
“Aku risau nih, ada teman Nigeria yang mengatakan di negaranya para ulama mengkampanyekan poligami dengan hadis: bahwa suatu saat ada seorang laki-laki datang ke Nabi dan bilang: Nabi, saya sudah punya satu istri tapi merasa miskin, lalu Nabi menjawab: menikahlah yang kedua kali. Lalu menikah yang kedua, masih juga miskin. “Menikahlah yang ketiga”…dan..kemudain…“yang keempat”.
“Benarkah hadis poligami itu ada mas?”
“Walah modus itu, aku gak pernah dengar teks hadis itu sama sekali.”
“Kata teman Nigeria: itu ada dan terkenal di negerinya, teman dari Pakistan juga bilang itu emang ada hadisnya, tolong ya mas penasaran.”
“Ya deh, aku cari”.
situs-situs Islam berbahasa Arab sudah menegaskan bahwa teks di atas sama sekali tidak ditemukan di kitab-kitab hadis rujukan manapun
Jungkir balik aku cari di kamus-kamus hadis, tidak aku temukan teks seperti itu. Yang mirip, mendekati, apalagi teks yang sama persis dengan yang saya duga sebagai hadis palsu poligami di atas. Mesin pencari digital terbaru “Mausu’at al-Hadis asy-Syarif” terbitan al-Azhar, maupun yang lebih luas “Maktabah Syamilah” untuk kitab-kitab hadis rujukan, sama sekali tida membantu. Tidak aku temukan. Alias tidak ada.
Lalu minta petunjuk pada mbah Google. Ternyata “hadis poligami” itu memang menyebar di beberapa kalangan. Teks-nya adalah sebagai berikut:
جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه وسلم يشكو الفقر فقال عليه الصلاة والسلام تزوج فتزوج. ثم جاء إليه ثانية يشكو الفقر فقال له تزوج، فتزوج. ثم جاء إليه ثالثاً يشكو الفقر فقال له تزوج، فتزوج. ثم جاء إليه رابعاً يشكو الفقر فقال له تزوج، فتزوج الرابعة وكانت تحسن الغزل فعلمت ثلاث النسوة الغزل والنسيج فانفرجت ضائقة الرجل وصار من الأغنياء لأنه أصبح مدير مصنع تعمل فيه زوجاته
“Ada seorang laki-laki datang ke Nabi Saw mengeluhkan kondisinya yang miskin. Nabi Saw berkata: “Menikahlah”. Diapun menikah. Dia datang lagi yang kedua kali dan masih mengeluhkan kondisi miskinnya. “Menikahlah”, kata Nabi lagi. Diapun menikah yang kedua kali. Tetapi dia datang lagi dan masih mengeluhkan hal yang sama. “Menikahlah”, saran Nabi lagi. Diapun menikah lagi (yang ketiga). Tetapi juga datang lagi dan masih mengeluh miskin. “Menikahlah”. Diapun menikahi perempuan yang keempat. Perempuan ini ternyata ahli menenun dan dia mengajarkan keahliannya memintal dan menenun kepada ketiga istri yang lain. Laki-laki itupun terbuka peluangnya dan menjadi kaya, karena dialah yang menjadi manajer dari “perusahaan” tempat istri-istrinya bekerja.”
Situs hadis resmi seperti ahlalhdeeth dan situs-situs Islam berbahasa Arab sudah menegaskan bahwa teks di atas sama sekali tidak ditemukan di kitab-kitab hadis rujukan manapun. Persis seperti yang aku duga. Sepertinya, untuk tujuan poligami, teks hadis palsu poligami pun diciptakan oleh sebagian orang. Sayang sekali, situs itu tidak menyebutkan secara tegas bahwa cerita itu palsu. Karena palsu, maka penyebaran cerita tersebut akan membenarkan tuduhan orang bahwa agama seringkali digunakan justru untuk mengeksploitasi perempuan secara fisik, psikis, sosial, bahkan ekonomi. Memalukan. Zalim. Dan karena itu haram.