• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Hari Bumi: Dari Langkah Kecil ke Aksi Kolektif

Tahukah kamu kalau segala sesuatu yang kamu produksi memiliki dampak yang signifikan pada perubahan iklim di Bumi?

Rizka Umami Rizka Umami
25/04/2021
in Publik, Rekomendasi
0
Bumi

Bumi

349
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pernahkah menghitung total sampah plastik yang kamu produksi setiap hari atau kurun satu minggu? Berapa total karbon yang kamu keluarkan, dari penggunaan listrik, kendaraan bermotor atau mobil, kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya, mulai dari bangun tidur hingga beristirahat di malam hari? Tahukah kamu kalau segala sesuatu yang kamu produksi memiliki dampak yang signifikan pada perubahan iklim di Bumi?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak lain saya tujukan kepada diri sendiri, yang masih ceroboh, semena-mena dan berlebihan dalam mempergunakan sesuatu. Saya juga sempat melempar pertanyaan serupa ke tetangga sekitar rumah. Di situ saya mendapati jawaban yang umum, yakni mereka tidak menghitung sampah masing-masing.

Pun tentang emisi karbon yang ternyata kurang familier di telinga mereka. Lalu ketika saya beralih menanyakan satu kegiatan keseharian mereka tentang alasan membuang popok bayi ke sungai dan apakah tahu dampaknya, mereka dengan santai menjawab bahwa itu sudah menjadi kebiasaan, “Kan dari dulu buangnya juga di situ (sungai).”

Dari jawaban tersebut saya bisa memahami bahwa ada realita yang belum beranjak di masyarakat, yakni minimnya literasi tentang perubahan iklim. Bahkan krisis iklim yang telah menjadi isu global dan tengah kita rasakan dampaknya saat ini, tidak banyak mendapatkan tempat atau respon yang berarti. Sebagian besar masyarakat masih abai pada lingkungan di sekitarnya. Bahkan ketika Hari Bumi diperingati setiap 22 April, yang banyak terlihat hanya poster-poster tanpa aksi, alias tidak membawa pengaruh dan kesadaran baru untuk lebih peduli terhadap krisis di Bumi yang manusia tempati.

Memulai Langkah Kecil

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam
  • Menjamin Hak Masyarakat Untuk Mewujudkan Udara Bersih
  • Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dalam Perspektif Islam
  • Anak Muda Dalam Menghadapi Permasalahan Ekologi

Baca Juga:

Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam

Menjamin Hak Masyarakat Untuk Mewujudkan Udara Bersih

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dalam Perspektif Islam

Anak Muda Dalam Menghadapi Permasalahan Ekologi

Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap Bumi yang semakin tua dan rapuh memang membutuhkan kerja keras. Bahkan masing-masing dari kita mesti berjuang seumur hidup untuk bisa mendorong tercapainya misi penyelamatan bumi dari krisis yang makin ekstrem. Jika kesadaran tersebut baru tumbuh hari ini, maka kita bisa mulai dari diri sendiri untuk bergerak sekaligus memberi contoh bagi kerabat dan sanak saudara yang lain, agar melakukan tindakan yang sama dan untuk tujuan yang satu, yakni memulihkan Bumi.

Mengutip dari laman earthday.org, peringatan Hari Bumi 2021 mengambil tema Restore Our Earth. ‘Pulihkan Bumi Kita’ bagi saya tidak sekadar ajakan, tetapi dorongan yang mendesak dan memaksa untuk disegerakan. Kemudian di laman tersebut juga ditampilkan beberapa macam tindakan yang bisa dilakukan, mulai dari masing-masing individu. Pertama, dengan mengurangi limbah plastik dan berhenti membuang sampah di sembarang tempat.

Kedua, mendorong kampanye penanaman pohon secara berkelanjutan. Menanam pohon menjadi satu upaya yang penting dilakukan untuk mengurangi dampak deforestasi besar-besaran yang terjadi kurun 10 tahun terakhir. Kampanye ini sekaligus mendorong pemulihan fungsi hutan yang nantinya juga berdampak luas pada kelangsungan hidup flora dan fauna. Jadi penanaman pohon dan pengembalian fungsi hutan merupakan satu paket solusi dalam mencegah kepunahan massal.

Ketiga, dari langkah kecil tiap-tiap individu, agenda kolektif bisa disusun. Misalnya dengan kampanye literasi perubahan iklim, menggandeng pemerintah atau stakeholder untuk mempromosikan kebijakan-kebijakan yang punya dampak langsung pada pengurangan limbah dan polusi. Berawal dari diri sendiri kemudian mengajak orang lain untuk melakukan pembersihan ruang publik, mulai dari sampah rumah tangga sampai pada upaya pengurangan gas rumah kaca yang berasal dari tempat pembuangan akhir yang terbuka.

Literasi tentang perubahan iklim juga bisa dimulai dari ruang pendidikan, yakni mendorong pemerintah untuk segera membuatnya menjadi kurikulum yang wajib dipelajari di tiap-tiap jenjang pendidikan, bahkan mulai dari sekolah dasar. Memberikan literasi tentang iklim dan perubahan lingkungan sejak dini akan membantu siswa berpikir secara lebih kritis, membangun kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya, sehingga bisa membentuk paradigma yang menempatkan alam sebagai subjek yang tidak bisa diperlakukan semena-mena.

Namun demikian, ketika satu orang berhasil menanam pohon atau ketika kampanye demi kampanye digalakkan, tetapi pemerintah masih bersikukuh melakukan pembukaan lahan untuk sawit atau tambang dan masih memberikan kebebasan investor menjarah hutan dengan dalih pembangunan, maka bisa jadi agenda mulia itu sia-sia. Berbeda jika aksi kecil tiap-tiap individu tersebut dihargai dan didukung oleh kebijakan pemerintah yang berpihak pada pelestarian alam, termasuk memulihkan hutan dengan konservasi.

Meskipun sampai tulisan ini saya buat, pemerintah belum menunjukkan i’tikad baik dalam menjalankan Kesepakatan Paris, yakni menurunkan emisi karbonnya, tapi saya akan tetap berkhusnudzon kepada pemerintah, bahwa suatu hari nanti pemerintah dapat membuat kebijakan strategis yang berpihak pada pemenuhan keadilan ekologi. Sebab tantangan menanggulangi krisis iklim tidak hanya dirasakan oleh satu dua golongan. Masalah krisis iklim ini merupakan isu global yang menuntut tanggung jawab seluruh manusia di muka bumi. []

Tags: Hari BumiKeadilan EkologisLingkungan HidupPeduli LingkunganPeduli Sampahsaling manjaga
Rizka Umami

Rizka Umami

Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Konsentrasi Islam dan Kajian Gender. Sedang menekuni sastra, isu lingkungan dan isu perempuan.

Terkait Posts

Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Keberkahan Ramadan, Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

31 Maret 2023
Agama Perempuan Separuh Lelaki

Pantas Saja, Agama Perempuan Separuh Lelaki

31 Maret 2023
Konsep Ekoteologi

Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam

30 Maret 2023
Kontroversi Gus Dur

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

30 Maret 2023
Kasih Sayang Islam

Membangun Kasih Sayang Dalam Relasi Laki-laki dan Perempuan Ala Islam

29 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Melestarikan Tradisi Nyadran

    Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Relasi Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist