Mubadalah.id – Memasuki Bulan Ramadan tentunya umat muslim menyambutnya dengan penuh suka cita. Ramadan menjadi bulan istimewa tak hanya untuk umat muslim saja tapi kemeriahannya juga turut disambut dan dinikmati oleh seluruh Masyarakat Indonesia yang non-muslim sekalipun.
Hal tersebut terlihat dari ramainya fenomena berburu takjil misalnya. Seperti yang sudah umat muslim tahu, bahwasanya ibadah yang melekat dengan bulan ini adalah puasa. Dengan berpuasa kita harapkan agar menjadi hambaNya yang bertaqwa.
Di balik hikmah puasa sebagai ritual ibadah dalam banyak agama, puasa juga telah terbukti secara ilmiah memiliki dampak baik bagi tubuh manusia. Bahkan memang tubuh kita lah yang sebenarnya butuh untuk kita puasakan.
Barangkali sebagaian besar masyarakat sudah tahu atau setidaknya sudah pernah mendengar mengenai dampak baik puasa terhadap kesehatan tubuh. Sebagaimana dalam sebuah hadist:
“Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat”.
Meskipun menurut beberapa sumber mengatakan bahwa hadis ini merupakan salah satu hadis dhaif atau lemah. Namun karena bersifat baik, setidaknya masih ada yang bisa kita ambil hikmahnya.
Tak ada salahnya jika saat ini kita renungkan kembali sebagai motivasi dan semangat dalam menjalani ibadah puasa Ramadan di tahun ini. Selain itu untuk mengingat kebesaranNya melalui perintah-perintahNya yang dengan semakin majunya zaman, semakin terbukti pula hikmah di baliknya secara ilmiah dan pengetahuan.
Puasa dapat mencegah penuaan dini dan meremajakan tubuh
Tubuh manusia terdiri atas organel yang tersusun dari sel-sel. Salah satu bagian dari sel yang turut berperan dalam proses penuaan adalah mitokondria. Adapun mitokondria merupakan sumber energi sel, dengan cara memecah karbohidrat dan asam lemak.
Penelitian Newcastle University mengonfirmasi peran penting mitokondria dalam penuaan sel manusia. Mereka menemukan bahwa tanpa mitokondria yang menua, sel akan tampak lebih muda. Demikian pula penelitian dari Harvard University menemukan bahwa mitokondria memiliki kondisi lebih baik saat organisme memiliki diet terbatas, seperti saat berpuasa.
Di dalam mitokondria terdiri dari beberapa bagian seperti protein, enzim dan sirtuin. Sirtuin ini terdiri dari sirtuin pertama hingga sirtuin ke-7 yang masing masing memiliki fungsi tersendiri. Ia dapat teraktivasi ketika terjadi restriksi kalori, misalnya dengan berpuasa. Sirtuin pertama ada pada semua mamalia dan manusia yang berfungsi untuk memperlambat penuaan.
Peremajaan tubuh dengan berpuasa ini juga dijelaskan dalam mekanisme autophagy yang Yoshinori Ohsumi temukan. Ia adalah seorang ilmuwan biologi sel dan profesor di Tokyo Institute of Technology, yang bahkan mendapatkan hadiah nobel di bidang fisiologi pada 2016.
Secara sederhana, autophagy merupakan proses penghancuran dari komponen-komponen sel yang sudah tua, rusak, maupun abnormal oleh sel itu sendiri. Kemudian produk hasil penghancuran tersebut digunakan untuk menjalankan fungsi-fungsi sel itu sendiri.
Autophagy ini dapat terjadi terutama saat sel mengalami stres atau lapar. Studi yang sudah cukup lama Carlson & Hoelzel lakukan pada tahun 1946, menguji coba pada tikus, dipuasakan selang-seling (sehari puasa dan dua hari tidak puasa sepanjang hidupnya). Studi ini terbukti meningkatkan perpanjangan umur 20 persen pada tikus jantan dan 15 persen pada tikus betina.
Puasa dapat mencegah kepikunan dan mencegah kanker
Dalam suatu penelitian telah terbukti pula bahwa restriksi asupan kalori. Misal dengan berpuasa akan meningkatkan usia sel-sel neuron otak di kera dan manusia. Neuron inilah yang merupakan kunci utama otak individu agar tidak pikun atau terkena penyakit Alzheimer.
Penjelasan ini berkaitan pula dengan salah satu dari 7 sirtuin yang terdapat dalam mitokondria. Yakni sirtuin 2 yang bekerja memengaruhi bagaimana otak memperlambat alzheimer dan parkinson.
Demikian halnya puasa dapat mencegah kanker yakni pada sirtuin 3 dan sirtuin 4 yang menarget pada penekanan pertumbuhan sel kanker. Didukung pula dengan adanya studi terkini yang masih berkaitan dengan proses autophagy, bahwa pertumbuhan sel-sel kanker dapat kita hambat dengan mekanisme tersebut.
Puasa baik untuk kesehatan kulit
Masalah kesehatan kulit rentan yang sebagian besar orang alami, ternyata bisa kita atasi pula dengan berpuasa. Puasa akan membuat usus besar menjadi lebih bersih dibanding biasanya, karena tidak memproses makanan dan minuman dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, kemampuan usus dalam menyerap nutrisi dari makanan akan meningkat dan lebih maksimal.
Puasa itu sendiri kemudian juga menjadi salah satu metode detoks untuk menyingkirkan racun dan zat yang kurang baik dalam tubuh. Nutrisi baik yang usus serap inilah yang kemudian berdampak bagi kesehatan kulit. Metabolisme tubuh yang melambat karena berpuasa juga akan diikuti pula dengan melambatnya proses penuaan yang terjadi pada kulit.
Begitu luar biasanya manfaat dan hikmah berpuasa bagi tubuh manusia. Betapa agungnya ilmu Allah dalam mengatur itu semua. Berhubung saat ini kita masih memasuki awal-awal Ramadan, semoga kita semakin semangat menjalani ibadah puasa dan berlomba-lomba dalam kebaikan yang lainnya. []