• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Ibnu Rusyd dan Perempuan

Menurutnya, perempuan tidak berbeda dan laki-laki. Keduanya memiliki kualitas potensi (ath-thab) yang sama. Yang berbeda hanyalah pada aspek kuantitasnya (al-kamm).

Redaksi Redaksi
16/02/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Ibnu Rusyd

Ibnu Rusyd

496
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Ibnu Rusyd adalah filsuf besar, komentator karya-karya Peristoretes ahli fiqh Mazhab Maliki dan hakim agung Kordoba, ahli kedokteran terkemuka pada masanya, dan teolog bermazhab Sunni Asy’ari. Namanya sangat populer dan dihormati di Barat pada Abad Pertengahan. Mereka memanggilnya Averroes. Pikiran-pikirannya mengilhami kelahiran peradaban modern di Eropa (Renaisans).

Ibnu Rusyd sejak kecil belajar ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu sekuler melalui cara bandongan dan sorogan seperti para santri di pesantren. Ia adalah seorang “kutu buku” dan penulis produktif.

Konon, ia tidak pernah melewatkan hari-harinya tanpa membaca atau menulis, kecuali dua hari saja: ketika menikah dan saat kematian ayahnya. Ia lahir di Kordoba, Spanyol, 1126 M, dan wafat 1198 M.

Kemudian, pikiran-pikiran Ibnu Rusyd yang sangat cerdas dan rasional banyak menimbulkan kontroversi hebat pada masanya. Selain pandangan filsafatnya, pendapatnya tentang perempuan juga tidak umum.

Menurutnya, perempuan tidak berbeda dan laki-laki. Keduanya memiliki kualitas potensi (ath-thab) yang sama. Yang berbeda hanyalah pada aspek kuantitasnya (al-kamm). Perempuan, katanya, lebih lemah dalam bekerja.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Ia juga mengatakan, “sebagian perempuan memiliki kelebihan dan kecerdasan atas laki-laki. Mereka ada yang menjadi filsuf dan penguasa. Namun, karena masyarakat pada umumnya telah memiliki keyakinan bahwa hal itu jarang terjadi pada perempuan. Maka aturan (hukum agama/fiqh) tidak dapat menerima perempuan menduduki jabatan imamah (pemimpin tertinggi).”

Dengan demikian, sangat jelas bahwa perbedaan kuantitatif perempuan dan laki-laki (seperti disebut oleh Ibnu Rusyd) tentu saja bersifat social constructed (diciptakan secara sosial). Perempuan tidak diberi ruang yang bebas seperti laki-laki.

Kemudian, Ibnu Rusyd sangat percaya pada proses perubahan kehidupan. Pandangan Ibnu Rusyd tersebut jelas mendahului pikiran aktivis perempuan hari ini. []

Tags: Ibnu Rusydperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Kholidin

Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

5 Juli 2025
Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara
  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID