• Login
  • Register
Sabtu, 2 Desember 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Inilah Kandungan Makna Shalawat Samara

Afifah Nurhidayatinnisa Afifah Nurhidayatinnisa
04/03/2019
in Aktual
0
Apakah Feminisme Bisa Selaras dengan Ajaran Islam?

Apakah Feminisme Bisa Selaras dengan Ajaran Islam?

175
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalahnews.com,- Kepercayaan masyarakat mengenai cerita Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam yang bengkok adalah salah. Karena dalam faktanya baik di dalam ayat al-Qur’an maupun hadis tidak ada cerita tersebut.

Salah satu pendiri Fahmina, KH. Faqihuddin Abdul Kodir mengatakan, di dalam Al-Qur’an hanya menerangkan fabasaminhuma yang artinya, kemudian diciptakan dari jiwa yang sama (yang berpasangan) sebanyak laki-laki dan perempuan.

“Untuk itu berhenti mengatakan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam. Tidak ada gunanya, karena tidak ada teks al-Qur’an dan hadisnya,” kata Kiai Faqih, saat Majelis Mubadalah ke-10 yang digelar di Aula Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, Kamis, 28 Februari 2019.

Pembahasan mengenai Hawa dan Adam ini dibahas Kang Faqih saat membedah Shalawat Samara (keadilan) yang dia ciptakan. Kiai Faqih menjelaskan satu persatu makna dari bait shalawat keadilan tersebut.

Kiai Faqih menjelaskan, kepercayaan masyarakat mengenai penciptaan Hawa (perempuan) dari tulang rusuk Adam (laki-laki) berakibat pada perkembangan pemikiran masyarakat bahwa semua perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan: Air Mata Ibu Tak Akan Pernah Reda
  • Representasi Identitas Gender Dalam Al-Qur’an Perspektif Nasaruddin Umar
  • Perjuangan Nabawiyyah Musa dalam Menuntut Kesetaraan dan Keadilan bagi Perempuan
  • Maria : Penegak Pendidikan dan Kesetaraan Perempuan Minahasa

Baca Juga:

Satu Tahun Tragedi Kanjuruhan: Air Mata Ibu Tak Akan Pernah Reda

Representasi Identitas Gender Dalam Al-Qur’an Perspektif Nasaruddin Umar

Perjuangan Nabawiyyah Musa dalam Menuntut Kesetaraan dan Keadilan bagi Perempuan

Maria : Penegak Pendidikan dan Kesetaraan Perempuan Minahasa

Padahal mereka mengetahui kalau manusia tercipta dari pasangan laki-laki dan perempuan. Hal ini adalah bukti awal relasi yang tidak mubadalah.

“Perempuan bukan tercipta dari tulang rusuk laki-laki, tetapi perempuan tercipta dari pasangan laki-laki dan perempuan,” ungkapnya.

Di bait selanjutnya, Kiai Faqih menyampaikan, huwa (Allah), kholakohuma (laki-laki dan perempuan), min nafsi al-wahidah (dari jiwa yang satu/sama) memiliki arti semua manusia memiliki karakter yang sama, yakni karakter kemanusiaan.

“Secara kemanusiaan, mereka (laki-laki dan perempuan) sama-sama manusia, memiliki martabat dan dipanggil Allah untuk menjadi insan yang beriman, beramal saleh, melayani keluarga, bangsa dan negara,” tuturnya.

Selain itu, Kiai Faqih mengatakan, di dalam bait kedua yang berbunyi fabatsa minhuma rijalan wa an-nisa’a terinspirasi dari Surat An-Nahl: 97.

Artinya “barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

“Dalam teks kitab suci lain tidak dijelaskan langsung mengenai laki-laki dan perempuan. Hanya Al-Qur’an yang menjelaskannya secara tegas mengenai laki-laki dan perempuan. Dan ketika ada ayat yang secara umum hanya menyebutkan wahai manusia atau setiap orang yang berbuat baiklah kalian. Yang asumsianya wahai manusia itu laki-laki dan perempuan,” tuturnya.

Kiai Faqih juga menambahkan, penyebutan laki-laki dan perempuan sangat perlu karena dari setiap teks menafsirkan berbagai hal, harus jelas, misalnya ada ayat yang mengatakan, setiap orang yang mampu harus pergi hijrah dan jihad. Secara bahasa perintah tersebut berlaku untuk laki-laki dan perempuan.

“Ada lebih dari 17 ayat yang menyebutkan tentang laki-laki dan perempuan. Termasuk urusan jihad pun  laki-laki dan perempuan,” jelasnya.

Dalam bait ketiga shalawat samara yang berbunyi hayyatan thayyibah menjelaskan tentang keterlibatan laki-laki dan perempuan.

Penulis buku Qira’ah Mubadalah itu menerangkan hayyatan thayyibah dalam Al-Qur’an tidak bisa betul-betul thayyibah tanpa keterlibatan dan perasaan atau manfaat yang dirasakan oleh laki-laki dan perempuan.

“Hayyatan thayyibah harus dilakukan dan dirasakan oleh laki-laki dan perempuan. Begitupun keadilan harus dilakukan dan dirasakan oleh laki-laki dan perempuan,” tutupnya. (FIF)

Tags: AdamAfifahHawakang faqihkeadilanMubadalahSAMARAshalawat
Afifah Nurhidayatinnisa

Afifah Nurhidayatinnisa

Afifah Nurhidayatinnisa, Alumni SMA Negeri 1 Kandanghaur Indramayu. Aktif berkegiatan di Sanggar Seni Asem Gede Muntur Losarang- Indramayu. Sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi Syariah di Institut Studi Islam Fahmina

Terkait Posts

Gus Ulil Muktamar

Gus Ulil: Muktamar Pemikiran NU Ke-2 Tidak Boleh Ada Lobi-lobi Politik

1 Desember 2023
Muktamar Pemikiran NU ke-2

Buka Muktamar Pemikiran NU Ke-2, Gus Ulil: Mari Hadirkan Kecakapan Pemikiran Subtansif

1 Desember 2023
Muktamar Pemikiran NU

Dibuka Malam Ini, Berikut Agenda Muktamar Pemikiran NU 2023

1 Desember 2023
Muktamar Pemikiran NU

Hadapi Tantangan Abad ke-2: Lakpesdam Menyelenggarakan Muktamar Pemikiran NU

30 November 2023
GUSDURian

Dukung Pemilu Damai 2024, GUSDURian Bersama UNESCO Adakan Festival 4 Peace

26 November 2023
Rakernas Jaringan Gusdurian

Perkuat Jaringan dan Bahas Situasi Demokrasi Jelang Pemilu, Jaringan GUSDURian Gelar Rakernas

24 November 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual

    Bukan Hanya Perempuan, Laki-laki juga Rentan Menjadi Korban Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Feminisida: Pelenyapan Nyawa yang tidak Netral Gender

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bu Nyai Azizah, Sosok Wanita Inspiratif dari Tanah Semarang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menyikapi Anxiety dengan Romanticizing Life ala Stoicisme

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konflik Relasi Ibu dan Anak Perempuan (dewasa) nya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gus Ulil: Muktamar Pemikiran NU Ke-2 Tidak Boleh Ada Lobi-lobi Politik
  • Buka Muktamar Pemikiran NU Ke-2, Gus Ulil: Mari Hadirkan Kecakapan Pemikiran Subtansif
  • Dibuka Malam Ini, Berikut Agenda Muktamar Pemikiran NU 2023
  • Menengok Toleransi Ideal Ala Muslim dan Hindu di Pulau Lombok
  • 4 Solusi Alternatif untuk Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Pesantren

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist