Mubadalah.id – Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah Swt untuk memuliakan manusia. Al-Qur’an secara tegas menyatakan:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ
“Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. al-Isra’ ayat 70).
Berdasarkan teks al-Qur’an tersebut di atas, tampak jelas bahwa manusia, anak-anak Adam, adalah ciptaan Tuhan yang paling unggul, mulia dan terhormat dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lain. Tuhan tidak menyebut jdentitas-identitas sosio-kultural, bahkan tidak juga agama manusia.
Atas dasar penghargaan Tuhan itu, dan dengan posisi manusia seperti itu. Dia menyerahkan dan memberikan kepercayaan kepada manusia sebagai pemegang amanat pengelolaan, pengaturan, dan pemakmuran bumi ini. Al-Qur’an menyebut tugas kemanusiaan ini sebagai khilafah fi al-ardh.
Dalam sebuah drama kosmik, Tuhan menyatakan tugas kekhilafahan tersebut:
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ (30) وَعَلَّمَ اٰدَمَ الْاَسْمَاۤءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰۤىِٕكَةِ فَقَالَ اَنْۢبِـُٔوْنِيْ بِاَسْمَاۤءِ هٰٓؤُلَاۤءِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ (31)
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnya, kemudian Dia memperlihatkannya kepada para malaikat, seraya berfirman: Sebutkan kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika kamu benar!” (QS. al-Baqarah (2): 30-31).
Keunggulan Manusia
Ayat al-Qur’an tersebut di atas ingin menjelaskan bahwa keunggulan manusia atas Malaikat terletak pada akal intelektual. Dengannya, manusia mendapatkan anugerah pengetahuan tentang segala sesuatu dan berbagai hal.
Akal intelektual atau ilmu pengetahuan merupakan unsur utama mengapa manusia lebih unggul dari ciptaan Tuhan yang lain. Tuhan hanya menyuruh Adam untuk mengenali “nama-nama”. Hal ini tentu mengandung makna yang mendalam dan luas.
Nama adalah simbol-simbol atau tanda-tanda. Ia adalah simbol/tanda bagi seluruh ciptaan Tuhan. Segala entitas, atau yang ada apa pun bentuknya, yang nampak maupun tersembunyi, membutuhkan identitas, dan dengan nama itulah identitas segala hal diketahui.
Karena potensi pengetahuan manusia itu pula, maka ia mendapat tugas untuk mengemban amanat Tuhan. Ke-khilafahan, pada intinya, adalah amanat Tuhan kepada manusia untuk pengelolaan dan pengaturan kehidupan manusia di muka bumi yang sesuai dengan kehendak-kehendak Tuhan.
Dari sinilah, maka sering kita katakan bahwa manusia adalah Khalifah Tuhan di muka bumi. Artinya adalah bahwa manusia menjadi wakil Tuhan di muka bumi dan bertanggung jawab atas pengelolaannya. []