• Login
  • Register
Jumat, 23 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Jangan Menuduh Korban Kekerasan Seksual tidak Melakukan Perlawanan!

Menurut MCASA, secara ilmiah setiap orang pasti akan mengalami freeze atau kelumpuhan sementara ketika menghadapi bahaya meskipun hanya sepersekian detik

Hilda Rizqi Elzahra Hilda Rizqi Elzahra
13/07/2022
in Publik
0
Korban Kekerasan Seksual

Korban Kekerasan Seksual

602
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Kenapa diem aja, harusnya melawan!”

“Kalo emang gak mau harusnya melawan dong!”

Mubadalah.id – Ketika kita membaca atau mendengar kisah korban kekerasan seksual, kerap kali kita menjumpai komentar yang menyalahkan korban karena tidak melawan, Faktanya, tidak semua kondisi yang terjadi seperti itu. Padahal kondisi ini bisa ada penjelasan secara medis mengapa tubuh korban seketika tidak bisa berbuat apa-apa.

Dalam hal ini Scientific American memperjelasnya, bahwa korban kekerasan seksual yang memutuskan bersuara, kerap dibombardir dengan pertanyaan bernada sangsi semisal “Apakah kamu tidak melawan?”, “Apakah kamu tidak berteriak?”. Respons semacam itu tak hanya menyakitkan bagi korban, tak jarang mereka malah diliputi rasa bersalah dan malu. Bak sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Masyarakat kebanyakan mengira bahwa naluri alami seseorang saat ancaman mendekati seharusnya bersikap agresif seperti melawan, berteriak, berlari, dan sebagainya. Namun, mitos ini terbantahkan oleh publikasi dari Maryland Coalition Against Sexual Assault (MCASA).

Sebenarnya, apa yang terjadi pada tubuh seseorang ketika mengalami kekerasan seksual?

Menurut MCASA, secara ilmiah setiap orang pasti akan mengalami freeze atau kelumpuhan sementara ketika menghadapi bahaya meskipun hanya sepersekian detik. Setelah mengalami kekerasan, korban secara naluriah akan mengambil tindakan antara tiga hal, yaitu melawan jika bahayanya ia rasa dapat teratasi, lari ketika dia melihat peluang untuk melarikan diri, atau tetap membeku jika bahaya yang ia alami sangat menghimpit.

Masih sedikit penelitian dan informasi mengenai hal tersebut yang dapat kita akses dengan bebas. Meskipun sebelumnya telah ada penelitian pada tentara dalam pertempuran serta penyintas pelecehan seksual.

Baca Juga:

Tonic Immobility: Ketika Korban Kekerasan Seksual Dihakimi Karena Tidak Melawan

Budaya Seksisme: Akar Kekerasan Seksual yang Kerap Diabaikan

Penyalahgunaan Otoritas Agama dalam Film dan Drama

Guru Besar dan Penceramah Agama Ketika Relasi Kuasa Menjadi Alat Kekerasan Seksual

Melansir dari halodoc, Ketika tubuh kita mengenali ancaman, otak dan sistem saraf otonom kita bereaksi dengan cepat, kemudian melepaskan hormon kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon tersebut memicu perubahan fisik yang membantu mempersiapkan kita untuk menghadapi ancaman, baik itu melibatkan bahaya fisik, emosional, atau bahaya yang kita rasakan. Namun, tak semua manusia memiliki kondisi yang sama. Hal ini dinamakan Tonic Immobility.

Menurut J.M.E. Kuiling, F. Klaassen dan M.A. Hagenaars dalam penelitiannya menyebutkan bahwa tonic immobility juga ditandai dengan penghambatan motorik yang mendalam, kekakuan otot, dan perilaku vokal yang tertekan. Jadi, dalam kondisi tonic immobility, walaupun seseorang menginginkan perlawanan seperti berteriak, mendorong, melawan, dan sejenisnya, namun tubuh malah bertindak sebaliknya.

Tidak bisa bertindak bukan berarti dia tidak sadar akan perilaku pelecehan seksual yang sedang ia alami. Melainkan, si korban hanya tak bisa bergerak saat menerima pelecehan seksual. Mereka merasa tidak memiliki kontrol atau kuasa penuh kepada tubuh, dan memiliki rasa bersalah kepada diri sendiri karena tidak mampu melawan.

Dari temuan beberapa penelitian tersebut, dapat kita simpulkan bahwa kelumpuhan sementara yang mendera korban kekerasan seksual merupakan respons bawaan tubuh. Tanpa ia sengaja, dan berada di luar kendali korban.

Lalu, apakah semua korban kekerasan seksual mengalami Tonic Immobility?

Berdasarkan riset Anna Moller, Hans Peter Sondergaard, dan Lotti Helstrom pada Acta Obstetricia et Ginecológica Scandanavica, menyatakan bahwa dari 298 perempuan yang mengalami kekerasan seksual, ada 70% yang mengalami tonic immobilty, dan 48% mengalami tonic immobility ekstrim.

Penelitian telah menunjukkan bahwa mirip dengan hewan, manusia yang berhadapan dengan ancaman dapat mengeluarkan reaksi yang menghambat sistem motorik. Pada hewan, reaksi ini dianggap sebagai pertahanan adaptif terhadap serangan predator ketika bentuk pertahanan lain tidak memungkinkan.

Dari data tersebut dapat kita simpulkan bahwa ketika dalam ancaman tersebut, sebagian orang akan mengalami tonic immobility. Jadi jangan mudah menuduh korban kekerasan seksual tidak melakukan perlawanan.

Yang lebih miris, istilah tonic immobility tidak diperkenalkan dalam hukum dan pengadilan. Pengetahuan mengenai Tonic Immobility seharusnya secara luas diperkenalkan kepada lembaga hukum dan masyarakat agar korban tidak merasa dihakimi saat mereka tidak bisa melawan. Akibatnya, ketika korban berhadapan dengan proses hukum, maka mereka kesulitan menjelaskan kondisi mereka saat kejadian.

Hilangkan mindset bahwa korban tidak berusaha untuk melawan saat mengalami pelecehan secara seksual. Bagikan informasi ini ke lingkungan terdekat maupun media sosial, agar semakin banyak yang paham dan tidak menghakimi korban kekerasan seksual. []

 

 

Tags: Dampak Kekerasan seksualDarurat Kekerasan SeksualKasus Kekerasan SeksualKekerasan seksualkorban kekerasan seksualPelaku Kekerasan Seksual
Hilda Rizqi Elzahra

Hilda Rizqi Elzahra

Mahasiswi jelata dari Universitas Islam Negeri Abdurrahman Wahid, pegiat literasi

Terkait Posts

Peran Aisyiyah

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

20 Mei 2025
Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

20 Mei 2025
Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jalan Mandiri Pernikahan

    Jalan Mandiri Pernikahan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berhenti Meromantisasi “Age Gap” dalam Genre Bacaan di Kalangan Remaja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bolehkah Dokter Laki-laki Memasangkan Alat Kontrasepsi (IUD) kepada Perempuan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah untuk Si Bungsu: Budaya Nusantara Peduli Kaum Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 5 Jenis KB Modern

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Melampaui Batasan Tafsir: Membebaskan Narasi Gender dalam Islam Menurut Mernissi dan Wadud
  • KB dan Politik Negara
  • “Normal” Itu Mitos: Refleksi atas Buku Disabilitas dan Narasi Ketidaksetaraan
  • 5 Jenis KB Modern
  • Jalan Mandiri Pernikahan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version