• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Kesetaraan bagi Perempuan dalam Perbuatan

Mamang Haerudin Mamang Haerudin
06/02/2018
in Kolom, Publik
0
43
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saat zaman begitu jahiliyah, akhlak umat begitu rusak, perbudakan merajalela, mabuk-manukan menjadi kebiasaan, pembunuhan bayi secara hidup-hidup dan masih banyak kezaliman yang lain, Islam turun melalui Malaikat Jibril untuk Nabi Muhammad saw., untuk didakwahkan kepada sekalian alam. Islam turun ke muka bumi membawa misi rahmatan lil’alamin, terutama tentang ajaran tauhid dan kesetaraan bagi perempuan.

Bayi perempuan yang dulu kerap kali langsung dibunuh, oleh Islam justru dimuliakan. Kelahirannya disambut dan disyukuri dengan akikah, sama seperti ketika bayi laki-laki hadir. Perempuan sama-sama diperbolehkan shalat berjemaah di masjid. Nabi saw. pun meluangkan waktu khusus untuk memberikan pendidikan dan pencerahan kepada para perempuan.

Islam melalui dakwah Nabi saw., benar-benar menjadi agama pelopor dalam mengejawantahkan spirit kesetaraan untuk perempuan. Nabi saw., tidak hanya bijak dalam perkataan, melainkan nyata dalam perbuatan.

Ini bukti kalau Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi prinsip keadilan, kesetaraan dan kesalingan. Islam memberikan keleluasaan kepada perempuan untuk berkiprah dalam zona sosial, sebelum maupun sesudah berumah tangga. Perempuan, sebagaimana laki-laki diberi akal pikiran dan hati yang sama oleh Tuhan, sebagai modal untuk berlomba dalam kebaikan.

Islam tidak pernah membeda-bedakan perempuan dan laki-laki hanya karena jenis kelaminnya. Jenis kelamin dan hal-hal fisik-biologis keduanya memang berbeda tetapi dalam zona sosial, keduanya memperoleh kesempatan yang sama. Islam melalui dakwah Nabi saw., benar-benar menjadi agama pelopor dalam mengejawantahkan spirit kesetaraan untuk perempuan. Nabi saw., tidak hanya bijak dalam perkataan, melainkan nyata dalam perbuatan.

Spirit Islam setara ini ingin menegaskan bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki ini memang setara. Perempuan tidak selalu berarti selalu di belakang atau di bawah, sementara laki-laki selalu mesti di depan dan di atas. Potensi kecerdasan, diberikan Tuhan tanpa pandang jenis kelamin dan pandang bulu. Perempuan bisa jauh lebih cerdas ketimbang laki-laki.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Sudah saatnya saya dan kita sekalian, terus menggerakkan spirit kesetaraan perempuan agar mewujud dalam perbuatan. Inspirasi dan wawasan memang penting, tetapi agar inspirasi dan wawasan itu tidak menggantung, maka harus kita konkritkan dalam dakwah-dakwah sosial yang nyata dan dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Mari kita buka akses pendidikan bagi perempuan yang seluas-luasnya. Selain kita mendorong lewat jalur pemerintah, kita juga harus bersama terlibat untuk bersama menuntaskan angka putus sekolah. Kita bangun taman baca, bagi masyarakat, terutama perempuan dan anak-anak agar mereka melek dan mampu bersaing. Kita juga harus memberikan ‘kail’ bukan ‘ikan’ kepada para perempuan, terutama di desa-desa agar mereka mandiri dan berwibawa.

Akhirnya, ketika pendidikan dan akses pemberdayaan ekonomi para perempuan dapat dijangkau, merekapun harus dijamim kesehatannya. Kita gencarkan pola hidup sehat, akses pelayanan kesehatan yang prima, pengobatan yang terjangkau. Insya Allah dengan begitu, Islam tentang spirit kesetaraan perempuan tidak berhenti hanya dalam perkataan, melainkan terus bergerak dalam perbuatan. Wallaahu a’lam.[]

Tags: adil genderislamIslam memuliakan perempuanKesetaraanperempuanzaman jahiliyah
Mamang Haerudin

Mamang Haerudin

Penulis, Pengurus LDNU, Dai Cahaya Hati RCTV, Founder Al-Insaaniyyah Center & literasi

Terkait Posts

Hidup Tanpa Nikah

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Kritik Tambang

Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara
  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID