• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Kisah Bilal Bin Rabah dan Tirani Kuasa

Amar Alfikar Amar Alfikar
05/06/2020
in Aktual
0
Kisah Bilal Bin Rabah dan Tirani Kuasa

Kisah Bilal Bin Rabah dan Tirani Kuasa

141
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id– Kanjeng Nabi Muhammad SAW tidak memilih pengikutnya yang kaya raya, punya posisi sosial yang tinggi, punya jabatan, berdarah ningrat, untuk dimintanya menyerukan azan pertama kali dalam sejarah lahirnya Islam. Inilah kisah Kanjeng Nabi justru meminta Bilal bin Rabah, seorang budak berdarah Abyssynia (sekarang Ethiopia), berkulit hitam, anak dari kedua orang tua yang juga budak.

Bilal juga disebut-sebut sebagai orang Afrika pertama yang memeluk Islam lantaran melihat bagaimana Kanjeng Nabi mengobarkan pesan ketuhanan berbalut penolakan tegas terhadap perbudakan, rasialisme dan ketimpangan. Kanjeng Nabi sendiri yang meminta Bilal untuk menjadi muazin pertama, lantas mengutus Abu Bakar untuk membebaskan Bilal dari tuan tirannya.

Menjadi salah satu sahabat terkasih Sang Nabi, Bilal mengikuti hijrah Nabi ke Madinah, hingga kembali lagi ke tanah Mekah. Sebagai mantan budak berkulit hitam, Bilal terkesima luar biasa tatkala mendengar kanjeng Nabi menghaturkan Khutbatul Wada’ (khutbah terakhir):

لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى أَعْجَمِيٍّ وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ وَلَا لِأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ إِلَّا بِالتَّقْوَى

“Tak mesti orang Arab memiliki keunggulan yang melampaui orang yang bukan Arab, begitu pula orang Asing atas orang Arab. Pun, orang berkulit putih tidak berarti lebih unggul dari orang kulit hitam, atau sebaliknya, yang membedakan manusia hanyalah ketakwaannya.”

Baca Juga:

Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

Pesan Kanjeng Nabi telah mengajarkan para pengikut nya tentang revolusi kemanusiaan di tengah era perbudakan, pentingnya penegakan keadilan atas perbedaan warna kulit, beragam identitas dan lain sebagainya. Maka menjadi ironi kalau saat ini agama justru menjadi tunggangan untuk melanggengkan perbudakan dan ketimpangan, belum lagi kerap digandeng kekuatan lain yang hendak mengeksploitasi manusia dan alam kita.

Kita memang mesti mengutuk apa yang terjadi di Amerika akhir-akhir ini, panggilan untuk mengkritik apa yang terjadi pada kasus George Floyd, satu dari sekian banyak korban brutalitas rasialisme, adalah pesan penting melawan penindasan.

Tapi jangan juga lupakan bahwa di negeri kita sendiri, tangan kita juga membekaskan sekian banyak darah yang menikam, menindas dan membunuh sekian banyak saudara sebangsa lantaran perbedaan warna kulit, suku hingga agama.

Kisah Bilal bin Rabah diangkat kemuliaannya sebagai manusia oleh Kanjeng Nabi, lalu umat Islam hari ini apakah masih sibuk melanggengkan ketimpangan dan kebencian atas nama perbedaan rupa manusia, ataukah ikut melawan tirani kuasa dan berdiri tegak mendakwahkan keadilan untuk semua? []

Amar Alfikar

Amar Alfikar

Pegiat kemanusiaan. Pengaji keadilan. Chevening scholar 2021/2022 jurusan Theology and Religion di University of Birmingham. Karya-karya yang telah terbit: Pagi yang Hilang  (Pesat Foundation: 2009); Sogokan kepada Tuhan  (Lestra: 2013); Cahaya dari Kebun Kata (Taman Budaya Jawa Tengah: 2017); Gus Punk (Pelataran Sastra: 2019); Tafsir Progresif Islam-Kristen terhadap Keragaman Gender dan Seksualitas (Gaya Nusantara: 2020)

Terkait Posts

kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

Ketika Rumah Tak Lagi Aman, Rumah KitaB Gelar Webinar Serukan Stop Kekerasan Seksual Anak di Lingkup Keluarga

14 Juni 2025
Financial Literacy

Melek Financial Literacy di Era Konsumtif, Tanggung Jawab atau Pilihan?

11 Juni 2025
Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID