• Login
  • Register
Minggu, 6 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah Nabi Muhammad Saw Menyambut Ceria Kehadiran Perempuan

Ummu Hani berkata, ketika aku mendatangi Nabi Muhammad Saw ia pasti menyongsong, “Selamat datang Ummu Hani?”

Redaksi Redaksi
22/04/2022
in Hikmah
0
Pertemuan Umar bin Khattab dengan perempuan miskin

Pertemuan Umar bin Khattab dengan perempuan miskin

299
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Nabi Muhammad telah memberikan banyak teladan kepada kita semua. Termasuk perilaku beliau yang menyambut ceria kehadiran perempuan.

Perilaku menyambut ceria itu tercatat dalam sebuah hadis shahih Bukhari.

Aisyah Ra. berkata, “Nabi Muhammad Saw sering menyambut putrinya Fatimah Ra. (yang berkunjung), “Selamat datang, Putriku.”

Ummu Hani, juga berkata, Ketika aku mendatangi Nabi Muhammad Saw ia pasti menyongsong, “Selamat datang Ummu Hani?” (Shahih al-Bukhari).

Secara umum, hadis di atas, seperti dikutip dalam buku Hadis Shahih karya Faqihuddin Abdul Kodir, mengajak kita untuk menyambut kedatangan seseorang ke rumah kita dengan ceria dan suka cita.

Baca Juga:

Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Menunjukkan keceriaan menurut Kang Faqih, adalah bentuk penghormatan dan perbuatan mulia. Sama halnya dengan senyum, mengajak bicara, dan menjamu tamu yang datang.

“Keceriaan kita pasti akan menular pada sang tamu dan akan membuka jalan kebahagiaan, kepada kita sendiri dan orang lain,” tulis Kang Faqih.

Akan tetapi, Kang Faqih menceritakan bahwa kisah perilaku Nabi Saw terkesan biasa saja jika diceritakan sekarang. Tetapi, pada masanya, cerita ini adalah sangat monumental.

Dalam berbagai catatan hadis, lanjut Kata Kang Faqih, orang-orang Arab pada saat itu tidak menganggap keberadaan perempuan, tidak mengajak mereka berbicara, apalagi melibatkan mereka dalam sebuah diskusi dalam keluarga sekalipun, tidak menyambut mereka dengan suka cita.

Bahkan, kata Kang Faqih, tidak sedikit dari mereka yang menganggap aneh ketika Nabi Muhammad Saw menunjukkan keceriaan karena bertemu dengan perempuan dan bercengkerama bersama mereka. Baik istri, anak, saudari, bibi, atau perempuan tetangga dan masyarakat biasa.

Akan tetapi, dalam berbagai kisah yang dicatat kitab-kitab hadis, Nabi Muhammad Saw ketika bercengkerama, justru biasa membiarkan istrinya berbicara dengan suara lantang sekalipun.

Sementara para sahabat, terutama ayah dari sang istri, menghardik dan menganggapnya tidak sopan. “Nabi Muhammad Saw malah tersenyum.”

Bahkan, istri para sahabat pernah memuji beliau, “Nabi memang jauh lebih santun dibanding dirimu,” dengan menunjuk kepada Umar bin Khathab Ra,” jelasnya. (Rul)

Tags: CeriakisahNabi Muhammad SAWperempuanSambut
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bekerja adalah bagian dari Ibadah

Bekerja itu Ibadah

5 Juli 2025
Bekerja

Jangan Malu Bekerja

5 Juli 2025
Bekerja dalam islam

Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

5 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Gerakan KUPI

    Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Jun-hee dalam Serial Squid Game dan Realitas Perempuan dalam Relasi yang Tidak Setara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kholidin, Disabilitas, dan Emas : Satu Tangan Seribu Panah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bekerja itu Ibadah
  • Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi
  • Jangan Malu Bekerja
  • Yang Benar-benar Seram Itu Bukan Hidup Tanpa Nikah, Tapi Hidup Tanpa Diri Sendiri
  • Islam Memuliakan Orang yang Bekerja

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID