• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Featured

Makna Idul Adha: Hajar Simbol Perjuangan Melawan Ketidakadilan

Iduladha kali ini, berkurbanlah dengan mendukung perjuangan setiap Hajar yang ada di sekitar kita. Karena tanpa Hajar, Islam akan kehilangan ruh keagamaannya. Selamat Hari Raya Iduladha!

Lailatul Fitriyah Lailatul Fitriyah
13/08/2019
in Featured, Publik
0
Makna Idul Adha: Hajar Simbol Perjuangan Melawan Ketidakadilan

Makna Idul Adha: Hajar Simbol Perjuangan Melawan Ketidakadilan

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu aktor penting yang seringkali dilupakan dalam perayaan Idul Adha adalah Ibu Hajar r.a. Beliau adalah seorang budak kulit hitam yang dimiliki Sarah r.a., istri Ibrahim a.s. Ketika pasangan Ibrahim-Sarah tidak segera memiliki anak, Sarah menawarkan kepada Ibrahim untuk mengambil Hajar sebagai selir supaya mereka memiliki anak. Tak lama berselang, lahirlah Ismail. Berikut ini makna Idul Adha, Siti Hajar sebagai simbol perjuangan melawan ketidakadilan.

Sayangnya, apa hendak dikata, ketika Ismail beranjak besar, Sarah melahirkan putra lainnya, Ishaq. Dengan kedatangan anaknya sendiri, Sarah merasa tersaingi dengan adanya Hajar dan Ismail. Keberadaan Ismail sendiri tentunya mengancam prospek Ishaq untuk mewarisi posisi ayahnya sebagai pemimpin.

Dengan demikian, diasingkanlah Hajar dan Ismail ke padang pasir. Ibrahim sendiri mengantarkan lalu meninggalkan mereka. Menghadapi situasi sedemikian, Hajar dengan lantangnya berseru bahwa Allah akan memberikan petunjuk baginya dan putranya.

Tak lama, Ismail pun merasa kehausan. Hajar dengan semangat bertahan hidupnya berlari bolak-balik dari Safa menuju Marwa untuk mencari sumber air bagi anaknya. Tak disangka, ketika ia kembali kepada anaknya, Ismail (dan atau Jibril) mengorek pasir tandus yang kemudian mengalirkan air untuk diminum.

Pelajaran yang dapat kita ambil dari cerita Hajar adalah penting untuk diingat bahwa Hajar adalah seorang budak kulit hitam yang hanya memegang fungsi reproduksi bagi keluarga Ibrahim. Dalam sistem perbudakan patriarkal, ia tak lebih dari pemuas keinginan Ibrahim dan Sarah akan seorang putra.

Baca Juga:

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Dengan demikian, tak hanya tersiksa secara fisik, Hajar juga mengalami diskriminasi sistemik secara kelas dan ras. Ketika fungsi reproduktifnya telah dianggap selesai, Hajar disingkirkan begitu saja di sebuah tempat yang tidak memungkinkan ia dan anaknya untuk bertahan hidup.

Akan tetapi, Hajar-lah yang menjadi cikal-bakal berkembangnya kota Mekah. Walaupun namanya tak pernah disebut dalam al-Quran, dapat dipastikan bahwa tidak akan ada Islam seperti sekarang ini, tanpa adanya Hajar.

Bayangkan jika Hajar menyerah dan tidak mempedulikan tangisan kehausan putranya, Ismail. Bayangkan jika ia berserah kepada situasinya dan membiarkan dirinya dan putranya mati kelaparan di tengah gurun pasir. Bayangkan, jika tidak ada Mekah, dan genealogi Nabi Muhammad pun absen adanya.

Dari kekuatan Hajar sebagai seorang perempuan budak kulit hitam, dan sebagai orang tua tunggallah kita mampu merasakan pancaran keberkahan Islam. Dengan demikian, cerita Hajar dalam Idul Adha ini bermakna bahwa Islam sebagai agama tidak dapat dilepaskan dari perjuangan melawan ketidakadilan gender, kelas, dan ras. Genealogi Islam secara jelas berasal dari perjuangan hidup seorang budak perempuan kulit hitam.

Berislam bukanlah jalan yang mudah dan gemerlap. Ia bukanlah jalan yang berada dalam ruang-ruang ber-AC, mall-mall gemerlap, maupun Istana Presiden. Jalan Islam adalah jalan Ibu Hajar. Ia adalah jalan perjuangan seorang budak yang dibiarkan mati bersama anaknya di gurun pasir tak berpenghuni.

Jalan Islam adalah jalan keberanian seorang perempuan kulit hitam yang dengan beraninya berteriak kepada suaminya, bahwa ia dan anaknya akan dipelihara oleh Allah SWT. Bahwa ia tak butuh patriarch, suami, dan keluarga normatif. Ia hanya butuh Tuhannya.

Maka, dalam Iduladha ini, marilah mengingat bukan hanya prosesi kurban dan Ibrahim sebagai patriarch. Melainkan ingatlah Ibu Hajar dalam berbagai refleksi modernnya. Ada Ibu Hajar dalam setiap diri perempuan pekerja migran yang berlari menembus batas negara demi anaknya.

Ada Ibu Hajar dalam setiap jiwa orang tua tunggal perempuan yang berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya tanpa bantuan siapapun.

Ada Hajar dalam setiap langkah perjuangan perempuan-perempuan Indonesia yang melawan pemerintah dan korporat demi melindungi lahan dan hutannya. Dan, ada Hajar dalam setiap jiwa perempuan buruh pabrik yang terus berjuang demi hakhak mereka sebagai pekerja.

Demikian makna Idul Adha kali ini, berkurbanlah dengan mendukung perjuangan setiap Hajar yang ada di sekitar kita. Karena tanpa Hajar, Islam akan kehilangan ruh keagamaannya. Selamat Hari Raya Iduladha! []

Lailatul Fitriyah

Lailatul Fitriyah

Perempuan asal Jember ini adalah kandidat Doktor di bidang Gereja Global & Agama-Agama Dunia di University of Notre Dame, Indiana, U.S.A. Ia juga memegang gelar Master of Arts di bidang Perdamaian Internasional dari universitas yang sama.

Terkait Posts

Gaji Pejabat

Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

1 Juli 2025
Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

28 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?
  • Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID