• Login
  • Register
Kamis, 3 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Makna Iqra (Membaca) Dalam Al-Qur’an

Maka tentu saja, Iqra tidak hanya dimaknai sesederhana itu. Ia adalah kata bernuansa metaforis (majaz) yang padat makna. Ia mungkin bermakna: lihatlah dan pandanglah semesta, pikirkan dan renungkan inti manusia dan kebudayaan bangsa-bangsa

Redaksi Redaksi
09/04/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Iqra

Iqra

231
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sungguh menakjubkan dan mungkin dapat dipandang sangat aneh. Tuhan menurunkan titah-Nya yang pertama dengan kata Iqra (Bacalah). Mengapa bukan “U’bud Rabbak” (Sembahlah Tuhanmu)? Bukankah tujuan utama agama adalah mengajak manusia untuk menyembah Tuhan?

Iqra secara literal bermakna “bacalah”. Lalu apakah yang dibaca oleh Nabi saat itu? Bukankah beliau tak bisa membaca dan menulis?. Apakah Malaikat Jibril telah membawakan untuk beliau bahan bacaan?. Tetapi bukankah Muhammad tidak pernah belajar menulis dan membaca?

Maka tentu saja, Iqra tidak hanya dimaknai sesederhana itu. Ia adalah kata bernuansa metaforis (majaz) yang padat makna. Ia mungkin bermakna: lihatlah dan pandanglah semesta, pikirkan dan renungkan inti manusia dan kebudayaan bangsa-bangsa.

Lihatlah langit yang menaungimu, bumi yang menyanggahmu. Lihatlah gunung-gemunung yang bertengger di puncak bumi dengan begitu kokoh. Pandanglah lautan biru yang membentang dan menukik ke dalam perut bumi. Pikirkan, 0 Muhammad. Siapakah yang menciptakan semua itu?

Lihatlah dan renungkan dalam-dalam Muhammad. Kau sebelumnya hanyalah air mani yang menjijikkan. Lalu membentuk darah, daging, tulang, dan seterusnya menjadi indah.

Baca Juga:

Menimbang Ulang Makna Fitnah: Tubuh Perempuan Bukan Sumber Keburukan

Tujuan Utama Rumah Tangga Menurut Al-Qur’an

Makna Wuquf di Arafah

Membaca Ulang Makna Aurat dalam Al-Qur’an

Lalu akan menjadi apakah kau kelak? Bukankah kau akan kembali menjadi tulang-belulang yang tertimbun di perut bumi dan yang tak berharga?

Kemudian, lihatlah tingkah laku manusia-manusia di sekelilingmu. Bukankah kau lihat, mereka rajin memperbudak manusia, menindas mereka yang miskin.

Bahkan mereka yang merendahkan kaum perempuan begitu rendah? Perhatikan, o Muhammad, para pemimpin kaummu itu. Mereka begitu congkak, arogan, dan munafik.

Sesudah itu, melangkahlah engkau, wahai Muhammad. Bebaskan bumi manusia dari sistem penindasan dan pembodohan. Selamatkan umat manusia dari cengkeraman para kapitalis dan kaum borjuis itu. Bawakan lilin, cerahkan kaummu. Beri mereka pengetahuan.*

*Sumber: tulisan KH. Husein Muhammad dalam buku Merayakan Hari-hari Indah Bersama Nabi.

Tags: al-quranBacalahdalamIqramakna
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menstruasi

    Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi: Aktivis Lingkungan Dicap Wahabi Lingkungan Sementara Kerusakan Lingkungan Merajalela

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?
  • Fokus Potensi, Difabel Bukan Objek Konten Kesedihan!
  • Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?
  • Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu
  • Melihat Lebih Dekat Nilai Kesetaraan Gender dalam Ibadah Umat Hindu: Refleksi dari SAK Ke-2

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID