• Login
  • Register
Selasa, 24 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Makna Tauhid

Menuhankan selain Allah Swt pasti akan menghalalkan segala cara yang membahayakan kemanusiaan. Karenanya, batas kita taat kepada selain Allah adalah tidak bermaksiat. Tauhid juga punya makna tertentu dalam masyarakat patriarki

Redaksi Redaksi
06/08/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Tauhid

Tauhid

619
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Tauhid atau hanya menuhankan Allah Swt tidak hanya terkait hubungan manusia dan Allah Swt. Tauhid adalah pemosisian diri di hadapan Allah Swt sekaligus di hadapan makhluk-Nya.

Dalam kalimat syahadat tentang ketuhanan Allah Swt. terkandung ketidaktuhanan selain-Nya. Bagian akhir ini justru yang menjadi kekuatan perubahan sosial revolusioner dalam sejarah para Rasul. Kalau saja menuhankan Allah Swt disertai dengan bolehnya menuhankan selain-Nya, tentu tidak ada perubahan sosial yang berarti.

Di sini kita mesti hati-hati, sebab keimanan kita justru tidak hanya terletak pada menuhankan Allah Swt, melainkan juga pada tidak menuhankan selain-Nya. Musyrik adalah beriman kepada Allah Swt dan pada saat yang sama menuhankan juga selain-Nya.

Pada masa Nabi Musa a.s, tauhid artinya tidak menuhankan kekuasaan seperti yang dilakukan Fir’aun, masa Nabi Syuaib a.s, tauhid berarti tidak menuhankan harta sehingga curang dalam berniaga, dan pada masa Nabi Luth a.s, tauhid berarti anti menuhankan libido seks.

Menuhankan selain Allah Swt pasti akan menghalalkan segala cara yang membahayakan kemanusiaan. Karenanya, batas kita taat kepada selain Allah adalah tidak bermaksiat. Tauhid juga punya makna tertentu dalam masyarakat patriarki. Apa itu?

Baca Juga:

Tauhid secara Sosial

Tauhid sebagai Dasar Kesetaraan

Tauhid dan Implikasinya bagi Kemanusiaan

Makna Wuquf di Arafah

Tauhid itu Anti Patriarki

Pada masa pra-Islam, masyarakat Jahiliyah menganut sistem patriarki. Bayi perempuan dikubur hidup-hidup karena dianggap memalukan, perempuan dijadikan jaminan utang, hadiah, mahar, waris, dan lain-lain. Perempuan layaknya benda mati yang tidak bernyawa, berakal, dan berhati.

Pada masa itu, perempuan sepenuhnya berada di bawah kendali laki-laki. Ayah bisa menyetubuhi anak perempuan kandungnya, anak laki-laki bisa menyetubuhi ibu kandungnya, dan persetubuhan sedarah lainnya. Sementara perkawinan mereka maknai sebagai kepemilikan mutlak laki-laki atas perempuan.

Islam mendobrak relasi ini dan menegaskan bahwa perempuan bukan hamba laki-laki, sebab keduanya sama-sama memiliki status melekat sebagai hanya hamba Allah Swt. Laki-laki juga bukan patron perempuan, sebab keduanya sama-sama mengemban amanah melekat sebagai khalifah fil ardh sehingga harus jadi mitra dalam memakmurkan bumi. []

Tags: maknatauhid
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Tubuh Perempuan Sumber Fitnah

Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah

23 Juni 2025
fikih perempuan

Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih

23 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

23 Juni 2025
Debat Agama

Kisah Salim dan Debat Agama

23 Juni 2025
Seksualitas Perempuan

Membongkar Konstruksi Seksualitas Perempuan dalam Pemikiran Keagamaan

23 Juni 2025
Kekerasan

Islam Menolak Kekerasan, Mengajarkan Kasih Sayang

22 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hakikat Berkeluarga

    Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Spiritual Awakening : Kisah Maia dan Maya untuk Bangkit dari Keterpurukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Salim dan Debat Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Stigma Tubuh Perempuan sebagai Sumber Fitnah
  • Membedah Hakikat Berkeluarga Ala Kyai Mahsun
  • Menyoal Tubuh Perempuan sebagai Fitnah dalam Pemikiran Fikih
  • Korban KBGO Butuh Dipulihkan Bukan Diintimidasi
  • Seksualitas Perempuan dalam Fikih: Antara Penghormatan dan Subordinasi

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID