• Login
  • Register
Jumat, 31 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Mari Kita Luruskan Ciri-Ciri Perempuan Ideal Yang Ngawur

Saya pikir pergesaran makna “ideal” perempuan dari sudut pandang fisik ke personalitas perempuan akan lebih setara, ternyata sama saja! Sama-sama mendiskriminasi perempuan

Hoerunnisa Hoerunnisa
04/08/2021
in Personal
0
Ciri

Ciri

492
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Saya cukup kesal  ketika dapat kabar PPKM akan diperpanjang, mengingat saya adalah anak rantau yang jauh dari keluarga tentu hidupnya bergantung pada tukang warteg, taulah semenjak PPKM tukang warteg jarang buka, apa lagi saat malam hari, perut sayakan susah diajak kompromi kalau masalah makan, tapi yaudahlah katanya ini buat kebaikan kita semua, katanya!

Walaupun suasana hati sedang kesal, tetapi tetap kita harus menikmati suasana #dirumahsaja sambil scroll hp dengan posisi rebahan, enggak ada salahnya kan? Di tengah-tengah menikmati posisi rebahan, tiba-tiba saya iseng pengen searching terkait “ciri-ciri perempuan ideal, enggak tau kenapa tiba-tiba penasaran aja. Apakah makna “ideal” perempuan masih sama seperti dulu atau sudah bergeser?.

Jika dulu makna “ideal” perempuan yang populer adalah dilihat dari sudut pandang fisik perempuan itu sendiri, dimana perempuan ideal itu harus kurus, tinggi, putih, hidung mancung dan lain-lain. Tetapi sekarang sebagian masyarakat menilai ciri keidealan perempuan dilihat dari personalitas atau perilaku perempuan tersebut.

Saya sepakat terkait menentukan ciri perempuan “ideal” ini tidak dilihat dari fisiknya, melainkan dari personalitas atau perilakunya. Karena jika dilihat dari fisik tidak adil, ya kita tahu setiap perempuan diciptakan oleh Allah dengan berbeda-beda bentuk tanpa ada klasifikasi mana yang lebih ideal atau tidak, karena semuanya diciptakan dengan sempurna versi masing-masing.

Setelah saya searching terkait ciri-ciri perempuan “ideal” di Google, lalu saya klik link teratas, cukup kaget sih! pokoknya jauh dari ekspektasi. Saya pikir pergesaran makna “ideal” perempuan dari sudut pandang fisik ke personalitas perempuan akan lebih setara, ternyata sama saja! Sama-sama mendiskriminasi perempuan.

Kalian bisa chek berita dari Kabar Lumajang yang ditulis oleh Nirna Dwi Septiarini yang diterbitkan pada hari Senin, 29 Maret 2021, dimana merupakan pencarian dari “ciri-ciri perempuan ideal” paling atas di Google. Saya yakin ciri-ciri ini ditulis dari sudut padang laki-laki yang seolah-oleh perempuan menjadi “ideal” agar bisa menarik perhatian laki-laki.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam
  • Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa
  • Goethe Belajar Islam

Baca Juga:

Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja

Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa

Goethe Belajar Islam

Katanya ciri-ciri perempuan ideal yaitu: Pertama, memiliki manner atau tatakrama yang baik dihadapan orang lain, ya aku sepakat! Karena sejatinya jika sesama manusia saling memiliki manner yang baik itu artinya sesama manusia saling menghormati tanpa ada relasi kuasa, eittsss bukan hanya perempuan saja, laki-laki juga lho! karena sesungguhnya ini kewajiban setiap manusia.

Kedua, Mengetahui cara berbicara yang baik dengan semua orang, yang ini juga sih masih oke. Karena jika sesama manusia tidak saling menjaga cara berbicaranya, maka akan saling menyakiti, enggak jarang lho orang yang sakit hati bahkan berujung bunuh diri gara-raga perkataan yang menyakiti. Tapi ingat, bukan hanya perempuan yang harus dijaga bicaranya, laki-laki juga ya!.

Ketiga, tertawa tidak terlalu keras hanya untuk menarik perhatian pria. Ini sih udah mulai enggak enak, masa mendengar perempuan tertawa keras sudah timbul rasa suu’dzon, dianggap menarik perhatian laki-laki, padahal tertawa kan bagian dari ekspresi diri yang tidak bisa di batasi oleh orang lain. Begitupun laki-laki, ketika dia tertawa keras bukan berarti sedang menggoda perempuan kan? Itu hanya bagian dari ekspresi diri, yang sebagian orang memang merasa puas ketika sudah tertawa lepas.

Keempat, memiliki cara duduk yang anggun, nah ini mulai ngawur. Perempuan duduk saja diatur, padahal cara duduk perempuan enggak akan mempengaruhi ekonomi negara kan? Perempuan duduklah senyaman mungkin, enggak usah menghiraukan “standarisasi duduk anggun” agar disebut perempuan normal, toh laki-laki pun bisa duduk sebebas mungkin dengan rasa melampau batas standar masyarakat.

Kelima, memiliki cara berjalan yang baik dan tidak terlalu centil, ini adalah puncak ngawur. Memang cara berjalan yang baik itu bagaimana sih? Apakah berjalan pelan? berjalan lurus? Padahal perempuan harus lari lho ketika sedang merasa terancam, begitupun perempuan harusnya berjalan belok ketika berada di jalan tikungan, iya gak? Perempuan jalan agak melirik ajah disebut centil, padahal kan bisa saja dia sedang mencari seseorang yang dia kenal. Selama laki-laki terbebas dari “standar cara berjalan baik” maka perempuanpun sama.

Belum lagi sebagian orang suka sekali melegitimasi argumentasinya terkait ciri perempuan yang ideal dengan dogma agama, taukan orang-orang awam hobi banget menelan mentah-mentah kalau sudah bawa nama agama. Oke mari kita bahas terkait bagaimana sih citra perempuan ideal dalam al-Qur’an.

Dr. Nur Rofiah, Bil. Uzm seorang Feminis Islam dalam bukunya yang berjudul “Nalar Kritis Muslimah” menjelaskan terkait citra perempuan ideal dalam al-Qur’an, yaitu: Pertama, Mempunyai kemandirian politik (al-istiqlal al-siyasah, QS. Al-Muftahanah [60]: 12, sebagaimana Ratu Balqis, perempuan penguasa yang mempunyai kerajaan super power, laha ‘arsyun azhim (QS. Al-Naml [27]: 23).

Kedua, Memiliki kemandirian ekonomi (Qs. Al-Nahl [16]: 97), seperti pemandangan yang disaksikan Nabi Musa di Madyan, perempuan pengelola peternakan (QS. Al-Qashash [28]:23). Ketiga, memiliki kemandirian dalam menentukan pilihan-pilihan pribadi yang diyakini kebenarannya, baik saat berkeluarga (Qs. al-Tahrim [66]: 11) ataupun menentang ekonomi publik bagi perempuan yang belum menikah (Qs. al-Tahrim [66]: 12).

Semoga kita perempuan bisa melampau standarisasi ciri perempuan “ideal” yang ngawur, yang jelas menjadi perempuan ideal saat ini adalah menjadi perempuan baru, dimana perempuan yang mandiri secara politik, ekonomi dan pilihan-pilihan pribadi yang diyakini kebenarannya. Dan ketika ciri perempuan menjadi “ideal” bukan lagi karena ingin menjadi pilihan banyak laki-laki, tetapi proses pengembalian jati diri perempuan sesungguhnya. []

Tags: GenderHijrahislamkeadilanKesetaraanMuslimah MilenialNalar Kritis Muslimahperempuan
Hoerunnisa

Hoerunnisa

Perempuan asal garut selatan dan sekarang tergabung dalam komunitas Puan menulis

Terkait Posts

Kontroversi Gus Dur

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

30 Maret 2023
Food Waste

Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

30 Maret 2023
Perempuan Haid Mendapat Pahala

Bisakah Perempuan Haid atau Nifas Mendapat Pahala Ibadah di Bulan Ramadan?

29 Maret 2023
Pengasuhan Anak

Jalan Tengah Pengasuhan Anak

28 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental

27 Maret 2023
Profil Gender

Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja

27 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Hikmah Puasa

    Hikmah Puasa dalam Psikologi dan Medis: Gagalnya Memaknai Arti Puasa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Goethe Belajar Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Puasa: Menahan Nafsu Atau Justru Memicu Food Waste?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Dalam Al-Qur’an, Laki-laki dan Perempuan Diperintahkan untuk Bekerja
  • Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam
  • Nafkah Keluarga Bisa dari Harta Istri dan Suami
  • Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu
  • Hikmah Walimah Pernikahan Dalam Islam

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist