• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Mari Mengenal Syair dan Penyair Hebat Islam

Dalam sejarahnya, terdapat pula penyair perempuan yang terkenal yakni Al-Khansa binti Amru

Alivia Nuriyani Syiva Alivia Nuriyani Syiva
23/12/2023
in Pernak-pernik
0
Mengenal Syair

Mengenal Syair

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id –  Oktober kemarin merupakan bulan bahasa bagi Indonesia. Bulan bahasa sendiri dilaksanakan untuk memperingati lahirnya bahasa Indonesia yang terjadi pada hari Sumpah Pemuda di tanggal 28 Oktober. Akan tetapi, perayaan bulan bahasa juga dapat kita lakukan secara luas untuk merayakan kekayaan sastra yang ada di Indonesia.

Namun, tahukah sahabat jika kita mengenal syair, penyair, dan sastra juga merupakan hal yang familiar dalam sejarah agama Islam loh. Bahkan mungkin “pekerjaan” penyair merupakan satu-satunya pekerjaan atau profesi yang tersebutkan di dalam Al-Quran. Yakni dalam surat Asy Syu’ara yang berarti para penyair. Dalam ayat ke 277 surat tersebut, menyebutkan jika penyair merupakan salah satu pekerjaan yang mulia.

“Kecuali orang-orang (penyair-penyair) yang beriman dan berbuat kebajikan dan banyak mengingat Allah dan mendapat kemenangan setelah terzalimi (karena menjawab puisi-puisi orang-orang kafir). Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali.”

Seni Syair pada Masa Nabi

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, seni syair mengalami masa yang jaya karena bertransisi dari seni syair jahiliyah yang berisi caci maki menjadi seni syair yang indah. Bahkan, Nabi Muhammad meminta kepada para penyair di zamannya yang menjadi pendamping Nabi seperti Abdullah bin Rawahah, Ka’ab bin Malik, dan Hassan bin Tsabit untuk membalas kritikan dan ejekan dari orang-orang kafir Quraisy menggunakan syair mereka.

Dalam Fadha`il Ashhab al-Nabiy, Imam Muslim menuturkan Rasulullah SAW berkata, “Balaslah kritikan, ejekan, orang-orang Quraisy itu karena hal itu (kritik balasan) lebih memberatkan mereka dibandingkan tembakan anak panah.”

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

Tafsir Sakinah

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

Dalam sejarahnya, terdapat pula penyair perempuan yang terkenal yakni Al-Khansa binti Amru. Bahkan, tersebutkan pula bahwa Rasulullah SAW memuji kepiawaian Al-Khansa dalam bersyair. Syair-syair yang Al-Khansa tulis mampu menyentuh hati dengan nuansa romantisme yang dalam.

Kebanyakan dari syair milik Al-Khansa tersebut memang mengisahkan romantisme cinta dan kasih sayang. Salah satu syairnya yang paling terkenal adalah syair yang dia buat ketika saudaranya, Shakr, meninggal dunia.

Isi syair tersebut adalah sebagai berikut:

“Menangislah dengan kedua matamu atau sebelah mata
Apakah aku akan kesepian karena tiada lagi penghuni di dalam rumah
Kedua mataku menangis dan tiada akan membeku
Bagaimana mata tidak menangis untuk Sakhr yang mulia
Bagaimana mata tidak menangis untuk sang pemberani
Bagaimana mata tidak menangis untuk seorang pemuda yang luhur”

Mengenal Ahli Syair Al Khansa

Syair ini lantas menjadi salah satu syair paling terkenal dalam nuansa syair duka cita. Sekaligus menjadi syair yang membawa Al-Khansa menemui Rasulullah untuk menyatakan keislamannya.

Setelah memeluk Islam, Al-Khansa tidaklah berhenti bersyair, justru Al-Khansa terus menulis syair-syair yang berkaitan dengan ketaatan hamba kepada Tuhannya.

Rasulullah pun kemudian memuji dan mengakui syair-syair Al-Khansa tersebut.

Sebuah hadis meriwayatkan ketika Adi bin Hatim datang kepada Nabi Muhammad SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya di tengah-tengah kami ada orang yang paling ahli dalam syair, ada juga orang yang paling dermawan, dan orang yang paling ahli dalam menunggang kuda.”

Kemudian Nabi bertanya, “Siapakah mereka?”. Adi bin Hatim menjawab, “Adapun orang yang paling ahli bersyair adalah al-Qais bin Hajar, sedangkan yang paling dermawan adalah Hatim bin Sa’ad (yakni bapaknya Adi), dan yang paling ahli dalam berkuda adalah Amru bin Ma’ad Yakrab.”

Rasulullah membantah, “Tidak benar apa yang kamu katakan wahai Adi. Adapun orang yang paling ahli dalam syair adalah Al-Khansa binti Amru, sedangkan orang yang paling dermawan adalah Muhammad (yakni pribadi beliau) dan orang yang paling ahli dalam berkuda adalah Ali bin Abi Thalib.” []

 

Tags: Al-KhansaBukan BahasaislamMengenal SyairsejarahSumpah Pemuda
Alivia Nuriyani Syiva

Alivia Nuriyani Syiva

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Iklim

    Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID