• Login
  • Register
Sabtu, 17 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Melawan Stigma Ala Kartika Siti Aminah, Pelatih Basket Liga Profesional

Pada dasarnya, olahraga berfungsi untuk menyehatkan jasmani bagi laki-laki maupun perempuan. Namun, dalam dunia pekerjaan di bidang olahraga, kesempatan bagi perempuan masih minim dibandingkan laki-laki

Yuyun Khairun Nisa Yuyun Khairun Nisa
21/02/2022
in Figur
0
Kartika Siti Aminah

Kartika Siti Aminah

78
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Perempuan yang tinggal di masyarakat patriarkis rentan mengalami stigmatisasi, sehingga ruang geraknya pun dibatasi. Dominasi laki-laki yang terus menerus dilanggengkan menjadikan kesempatan perempuan untuk berkiprah di ranah publik semakin sempit. Namun, jika semua perempuan memahami nilai dalam dirinya, maka hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk meraih karir sesuai impian. Seperti yang dicontohkan Kartika Siti Aminah, pelatih perempuan pertama di liga professional putra Indonesia.

Dikutip dari exclusive interview bersama USS FEED, Kartika mengawali terjun di dunia olahraga basket saat duduk di bangku kelas 6 SD. Karena kegigihannya sejak awal sebagai pemain, mengantarkannya hingga memulai karir masuk ke dalam tim Rajawali Sakti sebagai pelatih.

Pelatih Perempuan Pertama dalam tim basket ini atau yang akrab disapa coach Ika, memulai karirnya di dunia kepelatihan mulai dari tingkat SMA di Surabaya hingga beralih ke tingkat universitas. Skill yang dimilikinya terus terasah, sehingga ia dapat membawa kemenangan perdana tim basket putra DNA Bima Perkasa Yogyakarta di ajang IBL 2022, Indonesia Basketball League.

Sosok coach Ika ini sangat menarik perhatian netizen Indonesia lantaran keberhasilan karirnya di lingkungan yang masih didominasi oleh laki-laki. Berdasarkan sebuah penelitian membuktikan bahwa hanya 3% tim laki-laki pada cabang olahraga basket yang memiliki pelatih perempuan. Sedangkan, 57% tim olahraga perempuan dilatih oleh laki-laki.

Maka dari itu, kehadiran Kartika Siti Aminah menciptakan kebanggaan tersendiri bagi sesama perempuan. Meskipun pelatih perempuan dalam dunia olahraga termasuk minoritas, ia mampu bersaing dengan yang lainnya. Kira-kira, apa kunci keberhasilan dan kekuatan coach Ika ya?

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Ternyata, coach Ika memegang teguh prinsip untuk memahami kualitas dalam diri. Ia sangat sadar dan percaya dengan kualitas yang dimiliki. Self-Confidence ini sangat penting dimiliki oleh setiap orang, khususnya perempuan, agar tidak terjebak oleh konstruksi sosial yang membatasi ruang gerak dalam berkarir.

Menurut Robert Anthony, seorang motivator sekaligus penulis buku best seller tentang self-improvement, dalam bukunya yang berjudul Rahasia Membangun Kepercayaan Diri, kepercayaan diri merupakan sikap seseorang yang mampu menerima kenyataan, berpikir positif dan memiliki kemampuan untuk meraih segala yang diinginkan.

Saat coach Ika memiliki kepercayaan diri yang tinggi, ia terus mengasah keahlian atau passion yang ia miliki. Meskipun acap kali dipandang sebelah mata, ia tak pernah mengindahkan hal-hal negatif yang mengganggunya, sehingga ia bisa berkembang pesat dan mampu meraih impian yang didamba.

Kepercayaan diri memang penting sekali ditumbuhkan pada diri sendiri. Sekalipun orang lain meragukan kemampuan kita, yang terpenting kita percaya atas nilai diri kita sendiri. Dari situ kita akan merasa berharga dan tidak mudah diremehkan.

Dalam sesi wawancara, coach Ika menjelaskan bahwa kemampuan yang kita miliki itu yang terpenting. Orang-orang tidak akan peduli dengan penampilan atau gender karena bekerja secara professional harusnya dilihat dari segi kualitas.

Selain itu, coach Ika juga memegang teguh prinsip untuk terus berproses dan belajar. Fokusnya adalah apa yang dilakukan, bukan apa yang orang lain katakan. Dan menyukai apa yang dikerjakan bukan mengerjakan sesuatu untuk membuat orang lain suka.

“Just keep doing what you’re doing, keep doing what you love. Sampai akhirnya, apapun keadaannya – walaupun kita jadi minoritas, keadaan akan mengikuti dengan sendirinya,” dikutip dari wawancara eksklusif bersama USS FEED. Ia juga menambahkan bahwa sangat penting untuk membuat standar pada diri sendiri. Berangkat dari standar yang terbentuk, akan membuat kita lebih fokus untuk mencapai cita-cita yang dituju.

Pemikiran dan prinsip coach Ika ini sangat kuat. Oleh karena itu, berbagai stigma yang menyerangnya hanya dianggap angin lalu saja. Banyak yang memberikan pujian kepadanya, tapi tidak sedikit juga yang melontarkan cibiran.

Stereotip emak-emak galak, perempuan yang selalu benar, sering tiba-tiba mood swing, jangan durhaka nanti masuk neraka, berbagai komentar atau tanggapan negatif para netizen di kolom komentar sangat tidak menghargai perjuangan seorang perempuan. Hanya karena menjadi perempuan, bukan berarti coach Ika tidak pantas menjadi pelatih karena yang menentukan adalah kualitas, bukan penampilan.

Pada dasarnya, olahraga berfungsi untuk menyehatkan jasmani bagi laki-laki maupun perempuan. Namun, dalam dunia pekerjaan di bidang olahraga, kesempatan bagi perempuan masih minim dibandingkan laki-laki. Hal tersebut menandakan ekosistem dan relasi masyarakat yang belum sehat.

Dengan kehadiran Kartika Siti Aminah sebagai pelatih pertama olahraga basket di liga professional putra Indonesia, harapannya bisa menumbuhkan sensitivitas gender dalam dunia kerja. Tak hanya itu, semangat coach Ika ini dapat memantik semangat perempuan lainnya untuk melawan stigma yang acap kali dihadapi dalam ranah publik. []

Tags: GenderkeadilanKesetaraanperempuanstigma
Yuyun Khairun Nisa

Yuyun Khairun Nisa

Yuyun Khairun Nisa, lahir di Karangampel-Indramayu, 16 Juli 1999. Lulusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember. Saat ini sedang bertumbuh bersama AMAN Indonesia mengelola media She Builds Peace Indonesia. Pun, tergabung dalam simpul AMAN, Puan Menulis (komunitas perempuan penulis), dan Peace Leader Indonesia (perkumpulan pemuda lintas iman). Selain kopi, buku, dan film, isu gender, perdamaian dan lingkungan jadi hal yang diminati. Yuk kenal lebih jauh lewat akun Instagram @uyunnisaaa

Terkait Posts

Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

Jejak Tokoh Muslim Penyandang Disabilitas

1 Mei 2025
Nyai Nur Rofiah

Nyai Nur Rofiah: Keadilan Hakiki di Tengah Luka Sosial Perempuan

30 April 2025
Jamilah binti Abdullah

Jamilah binti Abdullah: Kisah Perempuan yang Mendampingi Dua Syuhada

27 April 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyi HIndun

    Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)
  • Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat
  • Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki
  • Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah
  • Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version