• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Memaknai Hari Raya Idul Adha

Ibadah Haji seluruhnya adalah simbol perjuangan kemanusiaan. Mari kita memulai saja dari tawaf. Secara harfiah ia berarti berkeliling atau mengitari sesuatu benda atau satu titik fokus

Redaksi Redaksi
06/06/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Hari Raya Idul Adha

Hari Raya Idul Adha

800
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Idul Adha, begitu umat Islam menyebutnya, adalah salah satu Hari Besar atau Hari Raya dalam tradisi kaum muslimin. Kadang ia juga disebut Hari Raya Kurban.

Sesungguhnya ia dirayakan untuk kaum muslimin yang telah selesai menunaikan ibadah Haji. Ia adalah puncak dari seluruh prosesi ibadah tersebut. Meskipun begitu, hari itu juga dirayakan oleh umat Islam di mana pun.

Hari Raya Idul Adha juga sering disebut sebagai hari Raya Kurban, karena saat itu para jamaah haji menyembelih hewan kurban untuk dibagikan kepada kaum fakir miskin.

Maka, berikut ini akan diceritakan seluruh rangkaian prosesi ibadah haji tersebut, di awali dengan tawaf.

Ibadah Haji seluruhnya adalah simbol perjuangan kemanusiaan. Mari kita memulai saja dari tawaf. Secara harfiah ia berarti berkeliling atau mengitari sesuatu benda atau satu titik fokus.

Baca Juga:

Memaknai Ulang Hadits Perempuan Kurang Agama

Memaknai Ulang Hadits Perempuan Kurang Akal

Memaknai Paskah dan Pesan Pertobatan Ekologis

Menilik Masjid Ramah Musafir: Buka 24 Jam!

Dalam Haji ia berarti prosesi mengelilingi atau mengitari bangunan kubus (Ka’bah) sebanyak tujuh kali. Ka’bah adalah simbol titik fokus itu. Secara literal Ka’bah berarti “kubus”.

Ka’bah, menurut al-Qur’an, adalah rumah paling awal dibangun manusia. Al-Qur’an menginformasikan hal ini dalam ayatnya:

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ

Artinya: “Sesungguhnya rumah pertama yang Allah Swt bangun untuk manusia di muka bumi ini adalah yang Makkah.” (QS. Ali Imran ayat 96)

Ka’bah pertama kali al-Qur’an sebut sebagai rumah paling tua atau paling kuno di muka bumi. Al-Qur’an menyatakan:

ثُمَّ لْيَقْضُوْا تَفَثَهُمْ وَلْيُوْفُوْا نُذُوْرَهُمْ وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

Artinya: “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka dan hendaklah mereka melakukan melakukan tawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah).” (QS. al-Hajj ayat 29)

Sebutan lain yang lebih populer untuk Ka’bah adalah al-Bait al-Haram, yang berarti rumah yang Allah Swt muliakan. Ia juga terkenal sebagai “Bait Allah”, Rumah Tuhan. Kata ini tidak mengandung arti bahwa Tuhan punya rumah. Melainkan bermakna rumah yang Tuhan muliakan.

Sejarah Ka’bah

Dalam sejarahnya, Ka’bah, adalah bangunan tertua di muka bumi. Ia telah Nabi Ibrahim bangun, serta Ismail As putra terkasihnya ikut membantunya.

Bahkan dalam sebuah riwayat, ia telah Allah Swt ciptakan jauh sebelum Nabi Ibrahim. Ia pertama kali berdiri oleh para Malaikat, lalu Nabi Adam, Nabi Syits, lalu Ibrahim.

Jadi Ibrahim hanya melanjutkan bangunan ini yang sebelum telah Malaikat atau Nabi Adam berikan fondasi. la sengaja Allah Swt bangun sebagai simbol titik pusat rotasi kehidupan semesta.

Ka’bah bagai matahari yang menjadi pusat tata surya yang di kelilingi oleh jutaan planet. Seluruh planet ini memperoleh pantulan dari cahayanya.

Ini sesungguhnya hendak menggambarkan bahwa seluruh alam semesta, tak hanya manusia, tapi juga para Malaikat, berputar tak pernah berhenti mengitarinya, sambil menyenandungkan pujian dan memahasucikan Allah, Penciptanya.

Seluruh alam semesta Tuhan gerakan dan memperoleh sinar dari Nur (Cahaya) Tuhan. Muhammad adalah “Nur ‘ala Nur”, Cahaya di atas cahaya. []

Tags: hariidul adhaKurbanlebaranmemaknairaya
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version