• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Membincang Area Publik yang Ramah Anak

Area bermain ramah anak tampak sederhana tapi sangat penting keberadaannya. Bukan hanya bagi anak-anak tapi orang tua pun merasakan banyak manfaat dengan hadirnya area ini

Wurry Srie Wurry Srie
09/12/2022
in Keluarga
0
Ramah Anak

Ramah Anak

403
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa hari lalu, aku ikut bahagia dan bersyukur ketika membaca pesan balasan dari seorang teman peserta Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) II di Jepara. Saat itu aku bertanya bagaimana keadaan si kecil yang ikut bersamanya dan apakah ada masalah.

Aku merasa senang dan lega karena temanku_yang kebetulan membawa balita saat mengikuti serangkaian acara KUPI_sama sekali tak terganggu dengan keikutsertaan sang buah hati. Padahal balita itu sedang aktif-aktifnya bahkan untuk maem kadang masih harus disuapi. Namun acara demi acara selama berlangsungnya kongres ia jalani dengan lancar dan hepi, katanya.

Kekagumanku tak main-main terhadap temanku yang satu ini. Sebagai ibu, dia total dan fokus mendampingi buah hati setiap saat. Dia benar-benar tak ingin melewatkan satu momen pun yang ada hubungannya dengan tumbuh kembang sang anak. Maka dari itu, setiap ada tugas atau acara penting yang mengharuskan keluar rumah, sudah pasti mengajak serta buah hatinya.

Apakah tidak mengganggu? Bagaimana kalau tiba-tiba si balita rewel dan tantrum? Nah, hadirnya taman bermain di sekitar lokasi dirasa sangat membantu selama dia mengikuti kongres. Ya, meski balita, anak temanku ini sudah bisa berjalan dan bermain sendiri. Namun tetap dalam pengawasan ibunya.

Ternyata temanku ini punya jurus jitu yang mungkin bisa juga dicoba ibu-ibu muda lainnya. Salah satunya dengan mengajak atau menemani anak bermain beberapa saat, ketika ada tanda-tanda anak mulai bosan atau mulai tidak nyaman dengan sekitarnya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih
  • Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama
  • Lato-lato Apakah Mainan Ramah Anak?
  • Relasi Saling Bukan Paling: Mendekonstruksi Kearifan Tradisi Tari Memeden Gadhu
    • Menilik Pengalaman Muktamar dan Kongres
    • Area Bermain yang Ramah Anak
    • Dampak Positif bagi Anak

Baca Juga:

Akhlak Manusia Sebagai Ruh Fikih

Ulama Perempuan dan Gerak Kesetaraan Antar-umat Beragama

Lato-lato Apakah Mainan Ramah Anak?

Relasi Saling Bukan Paling: Mendekonstruksi Kearifan Tradisi Tari Memeden Gadhu

Menilik Pengalaman Muktamar dan Kongres

Satu lagi cerita yang nyaris sama sepekan sebelumnya. Yaitu ketika menggelar secara besar-besaran Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke-48 di Solo. Beberapa teman dan sahabatku terlihat pula membawa buah hati mereka di acara tersebut.

Aku yakin sudah diperhitungkan masak-masak oleh para ibu muda ini karena acara KUPI maupun Muktamar sama-sama berlangsung beberapa hari. Mereka tahu lokasi yang dituju memiliki fasilitas ramah anak. Tak lupa kesehatan jasmani dan rohani buah hati sangat mereka perhatikan agar stamina tetap terjaga dengan prima hingga acara paripurna.

Kini, di berbagai tempat pelayanan publik, sudah sering kita jumpai adanya ruang bermain anak atau area ramah anak. Tentu hal ini bukan tanpa tujuan, yaitu agar masyarakat yang berkunjung dan membawa anak akan merasakan kenyamanan selain kegembiraan.

Kendati tidak semua pengunjung di ruang publik itu selalu membawa anak, tempat atau ruang bermain ramah anak sangat dibutuhkan. Termasuk ruang untuk menyusui, mengganti popok bagi balita dan ruang untuk aktivitas lain yang berhubungan dengan anak.

Area Bermain yang Ramah Anak

Area bermain ramah anak tampak sederhana tapi sangat penting keberadaannya. Bukan hanya bagi anak-anak tapi orang tua pun merasakan banyak manfaat dengan hadirnya area ini. Seperti ketika orang tua sedang menghadiri acara-acara ringan di tempat kerja, di forum-forum diskusi, pengajian, arisan kantor dan sebagainya.

Di saat orang tua mengikuti acara, buah hati bisa bermain dengan suka cita. Misalnya,  alat-alat untuk menggambar, membaca, alat-alat musik ringan sederhana serta alat bermain yang berhubungan dengan ketangkasan fisik dan lain-lain.

Selain anak-anak menikmati, orang tua juga merasa terbantu dengan adanya ruang ramah anak. Patut kita syukuri dengan beragam fasilitas yang makin maju terbukti mampu memberi berbagai kemudahan bagi setiap orang tua dalam menjalani segala kegiatan meski membawa serta buah hatinya. Khususnya bagi seorang ibu yang aktivitasnya bejibun dan terpaksa harus keluar rumah sambil membawa buah hati karena keperluan tertentu, area bermain ramah anak menjadi keharusan.

Lain cerita bila kita berkunjung ke mall, tempat-tempat rekreasi, restoran dan sebagainya. Memang di area seperti itu sudah menjadi kewajiban bagi pengelola menghadirkan aneka hiburan sekaligus aneka permainan ramah anak karena untuk komersial. Namun selain di tempat wisata yang tak kalah penting adalah di kantor-kantor pemerintah maupun swasta, di RS, di tempat praktek dokter, di setiap rest area jalan tol dan lain sebagainya.

Dampak Positif bagi Anak

Sebagai fasilitas yang aman dan nyaman untuk semua anak, area ini hadir memenuhi kebutuhan anak yaitu bermain. Termasuk di sini bagi anak yang memiliki keterbatasan fisik atau berkebutuhan khusus. Bentuknya bisa bermacam-macam baik di dalam ruangan maupun di alam terbuka. Jika berupa alat peraga atau permainan tentu saja dengan rancangan matang sehingga memenuhi standar keamanan dan kenyamanan yang bisa setiap anak nikmati.

Beberapa fasilitas bermain ramah anak di berbagai area publik kini makin banyak meski belum merata. Mungkin karena berhubungan dengan lahan yang tersedia atau memang sebagian menganggap belum perlu. Dalam hal ini kerja sama antara masyarakat dan pemerintah setempat sangat penting. Sudah saatnya masing-masing dari kita memperhatikan sudut-sudut area publik mana yang perlu kita hadirkan tempat bermain ramah anak.

Dari lingkup kecil dan sederhana bila kita cermati banyak sisi positif yang kita dapat dari tersedianya tempat bermain ini. Tak hanya di sebuah RS besar_di puskesmas misalnya_sambil menunggu antrean panggilan periksa atau menunggu obat di apotik, anak-anak bisa bermain sejenak agar tidak jenuh dan bosan.

Bisa kita bayangkan bila tak ada tempat bermain, anak menjadi tegang, bosan atau merasa kurang nyaman. Padahal menjaga mood mereka agar tetap gembira ria merupakan keniscayaan. Bukankah suasana bahagia dan gembira telah terbukti mampu mempercepat kesembuhan?

Tags: Area PublikJeparaKUPI IIramah anak
Wurry Srie

Wurry Srie

Ibu rumah tangga yang suka menulis

Terkait Posts

Baiti Jannati

Menjawab Problem Ekologi Melalui Konsep Baiti Jannati

5 Februari 2023
Kehidupan Rumah Tangga

Lima Pilar Penyangga Dalam Kehidupan Rumah Tangga

4 Februari 2023
Peran Ayah bagi Anak Perempuan

Fenomena Fatherless dan Peran Ayah bagi Anak Perempuannya

2 Februari 2023
Kesehatan Calon Pasangan

Pentingnya Mengetahui Kesehatan Calon Pasangan Sebelum Menikah

31 Januari 2023
Makanan Penambah Darah

Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil Berdasarkan Kearifan Lokal Indonesia

26 Januari 2023
Toxic Parents

Toxic Parents dan Akibatnya pada Pengasuhan Anak

26 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Pemikiran Keislaman di Malaysia dan Indonesia pada 6 Tips Berdakwah Ala Nyai Awanilah Amva
  • Menghidupkan Kembali Sikap Saling Melindungi pada Impak Islamisasi di Malaysia: Tudung sebagai Identiti Muslimah Sejati dan Isu Pengawalan Moraliti Perempuan
  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist