• Login
  • Register
Selasa, 6 Juni 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Sastra

Mencintai Pisau Dapur, Momentum Hari Raya

Pisau memiliki peran yang mendukung sekaligus mencelakakan, karena pemakainya harus mampu mengendalikan dalam menggunakannya. Jika terlalu tajam akan melukai, jika tumpul tak dapat kita berdayakan

Hajar Tatu Arsad Hajar Tatu Arsad
30/04/2023
in Sastra
0
Mencintai Pisau Dapur

Mencintai Pisau Dapur

635
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Momentum Hari Raya adalah Hari yang paling ditunggu-tunggu setiap umat beragama, termasuk umat Islam. Satu hari lagi umat Islam merayakan Hari Raya Idulfitri. Hari Lebaran memang menjadi hari istimewa karena paling tidak manusia bisa melupakan sejenak kepenatan hidup dengan persoalannya yang begitu rumit. Merayakannya dengan penuh rasa haru, karena ini adalah momen di mana dapat berkumpul kembali bersama keluarga, sanak saudara juga kerabat.

Kali ini Nea dan ibunya mulai sibuk mempersiapkan keperluan lebaran. Dapur adalah tempat paling khusus bagi kaum perempuan. Aroma asap yang begitu khas seakan mengingatkan betapa pentingya isi perut dan isi kepala. Karena keduanya jika tak terisi sama-sama membuat sakit.

Kemeriahan Lebaran mulai terasa di rumah-rumah setiap keluarga, ada anak-anak yang menyalakan kembang api. Ada yang memutar gema takbiran. Lalu, ada yang sibuk mengecat rumah, juga ada yang sibuk di dapur masing-masing. Lebaran seakan memberi kesan pulang ke dapur Ibu. Padahal hari-hari biasanya juga tetap sering ke dapur, tapi kali ini jelas suasananya berbeda dengan hari biasanya.

Daftar Isi

    • Pisau Dapur Ibu
  • Baca Juga:
  • 4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah
  • Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum
  • Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?
  • Prinsip Kesetaraan Dalam Islam
    • Makna Sebilah Pisau Dapur

Pisau Dapur Ibu

Selepas salat magrib Nea langsung menuju dapur untuk membantu ibunya

“Ibu terlalu mencintai pisau dapur ini.” sapa Nea sambil memegang sebuah pisau tua yang terlihat kusam termakan usia.

Baca Juga:

4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah

Keadilan Gender Dalam Kacamata Hukum

Benarkah Laki-laki Lebih Unggul dari Perempuan?

Prinsip Kesetaraan Dalam Islam

“Pisau bagi perempuan adalah lambang keuletan,” sahut ibu

“Ya, karena sering kita gunakan” jawab Nea

“Bukan karena sering kita gunakan, tapi karena tergantung pemakainya. Pisau memiliki peran yang mendukung sekaligus mencelakakan, karena pemakainya harus mampu mengendalikan dalam menggunakannya. Jika terlalu tajam akan melukai, jika tumpul tak dapat kita berdayakan.” Jawab ibu sambil mengaduk masakan sayurnya

“Oh.. terlihat sederhana tapi memiliki dua sisi yang berlawanan” Tukas Nea

“Iya, sesuai fungsinya. Jika kamu menggunakannya dengan baik, akan menghasilkan kebaikan pula. Lihat ini ibu menggunakan pisau untuk memotong daging ayam, maka yang kamu dapatkan adalah opor ayam yang lezat, juga berbagai masakan untuk besok dan sehari-hari biasanya. Karena bagian dari proses saat ibu menggunakan pisau ini dengan baik. Tapi jika ibu menggunakannya untuk keburukan, jelas yang ibu dapatkan juga bukanlah sebuah kebaikan. Kita harus hati-hati dalam menggunakannya.”

Makna Sebilah Pisau Dapur

“Ada ketangguhan dong dalam sebilah pisau dapur.” sahut Nea

“Betul begitu. Ada banyak makna yang terkandung dalam pisau dapur. Pisau itu seperti bakat nak, ia harus terus kita asah agar bisa maksimal kita gunakan. Seperti Nea setiap Hari Raya membuat nasi lemang, rendang , opor  ayam, ketupat juga Es buah. Kalau bukan karena terbiasa mana mungkin menghasilkan makanan seenak ini.” Ucap ibu seraya menggoda Nea, sambil mengedipkan matanya

“Ya ya ya.. pantas saja kawan-kawan Nea setiap Lebaran suka betah datang ke rumah. Karena ada menu makanan yang kita hasilkan dari kesabaran pisau dapur, dan senyum ibu.” Jawab Nea sambil memeluk ibunya.

Islam memberi ruang kepada kaum perempuan untuk beraktivitas di ruang publik maupun domestik. Tugas domestik yang terbebankan kepada perempuan justru membuat perempuan semakin kuat, tangguh dan berdaya.

Saat Hari Raya tiba, Kaum Perempuanlah yang paling sibuk mengurusi keperluan rumah, berbenah, bersih-bersih, mengganti horden, dan membuat kue untuk persiapan Lebaran. Rumah seakan memiliki jiwa karena perempuan ada di dalamnya. Meski tak memungkiri jika dalam beberapa kesempatan ada pelibatan laki-laki juga. Kaum perempuan terlalu sibuk mencintai pisau dapur, bagi yang gemar memasak. Yakni untuk membuat aneka makanan dan minuman untuk menjamu tamu-tamu yang mampir ke rumah sekedar silaturahmi.

Sepanjang hari itu, kita melihat api bekerja sekaligus mencium aroma kegigihan kaum perempuan, dan siapapun yang teranugerahi bakat serta minta memasak. Ada ketegaran dalam kelembutan kaum perempuan. Di tangan perempuan kenikmatan Hari Raya terasa lengkap dan Menggembirakan.

“Selamat berlebaran, untuk kita yang mencintai pisau dapur tapi tidak harus menjadikannya prioritas.” []

 

Tags: DapurHari Raya IdulfitriIbulebaranperempuanSilaturahmi
Hajar Tatu Arsad

Hajar Tatu Arsad

Pencinta Cahaya Bulan. Bukan Mualim, kerap Ngaji Hidup. Sangat Menyukai Hal-hal yang Berbau Alam, karena Ingin selalu Bertumbuh.

Terkait Posts

Jilbab

Jilbab, Bukan Indikasi Kesalihanku

14 Mei 2023
Cerita dari Jum'at

Cerita dari Jum’at ke Jum’at

7 Mei 2023
Makna Tulang Rusuk

Makna Tulang Rusuk bagi Perempuan

16 April 2023
Perempuan dan Sarung

Perempuan dan Sarung

9 April 2023
Bidadari Surga

Perempuan yang Menggugat Bidadari Surga (Bagian Pertama)

24 Januari 2023
Tak ingin Menikah

Emak, Ijah tak Ingin Menikah

22 Januari 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Haji

    Taushiyah Mengantar Jamaah Haji

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ketika Pasangan Hidup Pergi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Analisis Gender untuk Dekonstruksi Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inara Rusli Lepas Cadar demi Pekerjaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Relasi Agama dan Negara Dalam Pandangan Buya Husein
  • Belajar Welas Asih Lewat Buku Aku Ingin Pulang Meski Sudah di Rumah
  • 4 Kebolehan Childfree Dalam Pandangan Maqashid Syariah
  • Sikap Negara dan Media dalam Memotret Politisi Perempuan
  • Analisis Gender untuk Dekonstruksi Disabilitas

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist