• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengenal Kisah Gharaniq (1); Bisikan Iblis yang Diklaim sebagai Titah Allah

Kisah Gharaniq tersebar di mana-mana. Baik yang terselip dalam kitab-kitab sejarah dan tafsir, maupun yang tertulis secara khusus oleh para ulama dengan perspektif yang berbeda-beda

Ahmad Dirgahayu Hidayat Ahmad Dirgahayu Hidayat
01/09/2022
in Hikmah
0
Kisah Gharaniq

Kisah Gharaniq

1.7k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Qisshatul gharaniq, adalah istilah yang cukup lumrah di kalangan para pakar sejarah (al-muarrikhun) dan para ulama tafsir (al-mufassirun). Kisah gharaniq ini pada akhirnya menuai banyak kontroversi di kalangan mereka. Kendati dalil hadist tentang kisah ini tergolong mursal bahkan mayoritas ulama mengatakan “kabar dusta” (al-akhbar al-makdzubat), tetapi gaungnya sangat nyaring, menembus gendang telinga.

Kisah Gharaniq tersebar di mana-mana. Baik yang terselip dalam kitab-kitab sejarah dan tafsir, maupun yang tertulis secara khusus oleh para ulama dengan perspektif yang berbeda-beda. Seperti kitab ‘Umdatut Tahqiq fi Ibthali Qisshah al-Gharaniq, karya KH Shalahuddin Munshif as-Saidaniy, pengasuh Ponpes Ali Ba’alawi Kencong, Jember, juga termasuk masyayikh Ma’had Aly Situbondo.

Pasalnya, karena kisah ini menyentuh bagian yang sangat vital dari tubuh Islam. Yaitu, ranah teologi, khususnya tentang keyakinan umat terhadap keesaan Tuhan, keyakinan terhadap Nabi dan Al-Qur’an. Isu gharaniq ini cukup menggemparkan kaum muslimin.

Bagaimana tidak, Al-Qur’an kalam suci itu-menurut mereka-di dalamnya terdapat pujian kepada berhala-berhala. Karena Al-Qur’an yang sedari awal datang dengan misi mengesakan Allah, tetapi kehadirannya malah diklaim tegas memuji-muji Tuhan sesembahan orang-orang musyrik. Berikut penulis uraikan lebih jelas tentang qisshatul gharaniq.

Definisi Gharaniq

Gharaniq adalah bentuk plural dari dua kata, bisa dari ghurnaiq dan ghurnuq. Para ulama sendiri banyak yang memberi tafsir terkait makna dari dua kata tersebut. KH Solahuddin Munshif as-Saidani dalam ‘Umdatut Tahqiq (hal. 29) merangkum ragam tafsir itu. Di antaranya mengutip imam al-Jauhari dan az-Zamakhsyari yang mengatakan;

Baca Juga:

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

إنه طائر أبيض طويل العنق من طير الماء

Artinya, “Ghurnaiq atau ghurnuq adalah semacam burung berwarna putih yang panjang lehernya, ia termasuk burung yang mencari makan di air.”

Sedang imam Ibnu al-Atsir dalam an–Nihayah menawarkan tafsir lebih spesifik lagi. Ia tidak hanya berbicara tentang makna asal (haqiqat lughawi) dua kata itu, melainkan juga makna yang dimaksudkan oleh masyarakat Arab setempat (haqiqat ‘urfi). Ibnu al-Atsir bilang;

والغرانيق ههنا الأصنام وهي في الأصل الذكور من طير الماء واحدها غرنوق وغرنيق سمي به لبياضه وقيل هو الكركي

Artinya, “Maksud kata gharaniq dalam konteks di sini adalah berhala-berhala, makna asalnya adalah burung air pejantan. Gharaniq adalah bentuk tunggal dari ghurnaiq dan ghurnuq. Disebut demikian karena warnanya yang putih. Konon, ada yang bilang ghurnuq adalah burung bangau.”

Adapun relevansi berhala-berhala itu disebut gharaniq dengan makna dasarnya yaitu semacam burung air, adalah karena orang-orang kafir dan musyrik saat itu meyakini, bahwa pada sekalian berhala itulah doa mereka dapat melambungkan tinggi, dan hanya para berhala lah sang penolong sejati. Dalam hatinya, doa-doa yang dipanjatkan kepada berhala akan melambung tinggi laiknya burung, menari di udara. Dapat meroket menembus awan tanpa terhalang apa pun.

Dan, lahirnya kisah gharaniq ini berawal dari pelbagai riwayat-dengan kisah yang berbeda-beda-yang tidak jelas asal pangkalnya. Sekonyong-konyong muncul dan akhirnya memicu kegirangan kaum musyrikin. Mereka bahagia luar biasa mendengar kabar bahwa Tuhan mereka dipuji-puji Al-Qur’an.

Catatan Riwayat Kisah Gharaniq

Terdapat sekian banyak ulama yang menulis daftar kisah-kisah gharaniq dalam karya besar mereka. Di antara yang terkenal banyak menyantumkan kisah “salah alamat” ini-penulis menyebutnya “salah alamat” karena seharusnya kisah itu tidak di Al-Qur’an, tapi dalam kitab agama mereka-adalah imam al-Hafidz Abdurrahman bin Abu Bakr Jalaluddin as-Suyuthi (w. 911 H) dalam ad-Dur al-Manshur dan Imam Abu Fadhl Ahmad bin Ali bin Hajar al-’Atsqallani dalam Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari.

Di sini penulis akan mengutip satu riwayat kisah gharaniq yang masyhur itu. Kisah ini datang dari Sa’id bin Jabir radhiyallahu ‘anhu. Ia berkisah;

لما نزلت هذه الأية (أفرأيتم اللآت والعزى) ]النجم: 19[ قرأها رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: تلك الغرانيق الأولى وإنّ شفاعتهنّ لترتجى. فسجد رسول الله صلى الله عليه وسلم

Artinya, “Ketika surah an-Najm ayat 19 ini turun (afaraitullata wal ‘uzza), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membaca ayat tersebut, lalu lanjut membaca, ‘tilka al-gharaniq al-ula inna syafa’atahunna laturtaja’ (Itulah berhala-berhala yang luhur. Sungguh, syafaat mereka senantiasa dinanti-nanti). Lalu baginda Nabi sujud setelah membacanya.” (‘Umdatut Tahqiq (hal. 18))

Orang musyrikin yang mendengarkannya girang bukan main. Bagi mereka, ini satu hal yang langka. Sosok yang selama ini menjadi musuh besar kaum musyrikin akhirnya mengakui keagungan tuhan-tuhan mereka. Baginda Nabi Muhammad SAW yang sejak awal tidak pernah memuji berhala-berhala itu, kini terdengar memujinya dengan pujian luar biasa.

Tak disangka, sesuatu yang dalam kondisi normal absurd terjadi, hari itu terjadi juga. Kaum musyrikin turut sujud bersama Rasulullah. Sesaat kemudian turun ayat 52-55 surah al-Hajj yang memberi pembelaan terhadap kesucian Al-Qur’an secara khusus dan agama Islam pada umumnya.

Kisah Gharaniq di Masa Nabi

Menurut keterangan para ulama, termasuk Ibnu Mundzir dan Ibnu Maruwaih, bahwa lisan mulia baginda Nabi tersusupi bisikan iblis. Sebenarnya, pujian terhadap berhala adalah bisikan iblis. Bukan dari baginda Nabi. Begitulah keterangan lengkap atas kisah gharaniq yang penuh dusta itu. Di sini penulis sertakan teks lengkapnya dalam ‘Umdatut Tahqiq;

ألقى الشيطان على لسانه: تلك الغرانيق العلى. الحديثَ. وفيه ثمّ جاء جبريل بعد ذلك قال اعرض على ما جئتك به فلما بلغ “تلك الغرانيق الأولى وإنّ شفاعتهنّ لترتجى” قال جبريل: لم آتك بهذا هذا من الشيطان

Artinya, “Iblis rupanya mengambil tempat saat Nabi membaca surah an-Najm (19), menyelipkan bacaan ‘Tilkal gharaniq al-ula’. Dalam hadist itu, ada keterangan tambahan, bahwa sesaat kemudian Jibril datang dan berkata, ‘Perhatikanlah kembali apa yang kubawa untukmu’. Ketika sampai pada bacaan ‘Tilkal gharaniq al-ula wainna syafa’atahunna laturtaja’, Jibril tegas mengatakan, ‘Aku tidak pernah membawakan ini untukmu, ini pasti dari iblis’.”

Alhasil, kisah ini dahulu sempat menggoncang hati umat Islam. Bagi yang bukan mukmin sejati, akan terpental jauh dari rahmat Allah. Sebab ia mulai meragukan ajaran Nabi Muhammad, bahkan ada yang sampai tak mempercayainya lagi, dan kembali kepada agama leluhur mereka. Sedang yang benar-benar beriman akan semakin yakin bahwa riwayat yang tersebar itu pasti tidak benar. Mustahil baginda Nabi memuji Tuhan selain Allah, karena ia adalah kinasih terbaiknya. Bersambung. Wallahu a’lam bisshawab. []

Tags: HikmahislamsejarahSejarah Nabitafsirtasawuf
Ahmad Dirgahayu Hidayat

Ahmad Dirgahayu Hidayat

Ahmad Dirgahayu Hidayat, alumnus Ma’had Aly Situbondo, dan pendiri Komunitas Lingkar Ngaji Lesehan (Letih-Semangat Demi Hak Perempuan) di Lombok, NTB.

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi
  • Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version