• Login
  • Register
Rabu, 22 Maret 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Menjalin Relasi Mubadalah antara Orangtua dan Anak

Relasi orangtua-anak adalah suatu hubungan timbal balik yang terjalin antara orangtua dengan anaknya, yang tidak bisa dilihat dari aspek pemenuhan hak dan kewajiban semata

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
04/11/2021
in Keluarga
0
Orangtua

Orangtua

125
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Minggu lalu, kisah tiga anak kandung yang menitipkan ibunya di Panti Jompo, viral di media. Sang Ibunda yang bernama Bu Trimah yang sempat dirawat anak-anaknya kini diurus pihak ketiga. Usai beritanya beredar luas, kini ada dua informasi simpang siur: ada yang melihat bahwa kesibukan anak adalah pertanda mereka tak lagi peduli pada sang ibu, ada juga yang menyatakan bahwa konflik internal keluarga yang tak kunjung usai akhirnya memaksa anak-anaknya harus melepas pengasuhan ibunda.

Terlepas dari banyaknya pro kontra yang melatarbelakangi isu tadi, yang acap kali luput dalam konteks besar menjalin hubungan orangtua dan anak adalah aspek kesalingan yang ditumbuhkan untuk menjadi pribadi bahagia yang membahagiakan orang lain. Kedua pihak, baik orangtua dan anak jauh lebih fokus pada penekanan kewajiban pihak lain dibandingkan kewajiban diri sendiri. Tak ayal, jika ekspektasinya tidak sesuai, yang kemudian bisa timbul adalah pemaksaan kehendak agar keinginan salah satu pihak dituruti sepenuhnya tanpa memperhatikan pihak lainnya.

Padahal secara teori (Agradita, 2019), relasi orangtua-anak adalah suatu hubungan timbal balik yang terjalin antara orangtua dengan anaknya, yang tidak bisa dilihat dari aspek pemenuhan hak dan kewajiban semata. Namun kondisi tadi tidak lantas tercipta secara alami. Idealnya, relasi yang sehat tersebut harus memenuhi beberapa aspek maupun karakteristik, berikut:

  1. Kepercayaan orangtua terhadap anak
  2. Kepercayaan anak dengan orangtua
  3. Kesediaan anak untuk berkomunikasi dengan orangtua
  4. Relasi seimbang terkait kontrol orangtua dan anak

Dari keempat faktor tadi, relasi yang baik antara orang tua-anak akan otomatis tercipta ketika kedua belah pihak bisa saling memahami posisinya, terlebih ketika sang anak sudah memasuki usia dewasa. Oleh karenanya, pada masa pertumbuhan, penanaman karakter sesuai dengan akhlak Al Quran kuncinya ada pada orangtua dulu sebab saat masa kecil, nalar kritis anak-anak belum terbangun sempurna.

Tak heran berhubungan dengan hal tadi, banyak guru yang menasihatkan agar kita harus menjadi role model dulu, sebelum memerintah orang lain. Istilah Bahasa Inggrisnya, actions speak louder than words. Apa yang kita contohkan secara nyata dalam tindakan akan jauh lebih berdampak, dibandingkan dengan hanya menyampaikan lewat kata-kata. Ini pun berlaku saat menjadi orangtua.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?
  • Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah
  • Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini
  • Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad

Baca Juga:

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

Ingat Bestie, Perempuan Bukan Sumber Fitnah

Polemik Pembahasan Childfree Hingga Hari Ini

Mati Mencari Nafkah untuk Keluarga, Lebih Baik daripada Mati Berjihad

Jika kita ingin memiliki anak yang baik akhlaknya, periksa dulu kepribadian kita? Apakah kita sudah mencontohkan tata krama yang baik sehingga saat generasi penerus kita melihat bapak-ibunya, ia dengan bangga mengakui dan menjadikan kita sebagai panutan utamanya.

Merujuk pada sebuah hadits: “Setiap orang di antara kamu adalah pemimpin dan setiap orang di antara kamu bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang penguasa adalah wali dan bertanggung jawab (untuk rakyatnya); seorang pria adalah wali keluarganya dan bertanggung jawab (untuk mereka); seorang istri adalah pemimpin dalam rumah tangga dan dia bertanggung jawab (untuk itu).”

Dari sana, sangatlah jelas bahwa orangtua, baik ayah maupun ibu bertanggungjawab dalam urusan rumah tangga, termasuk persoalan parenting. Tanggung jawab orangtua tentu saja mengajarkan anak-anaknya untuk membedakan mana yang benar dan salah sesuai ajaran agama. Juga turut mengajarkan anak untuk berlatih tanggungjawab agar ia dapat mandiri, produktif, dan dapat diandalkan. Harapannya, di masa depan, ia akan terbiasa memiliki peran, tidak hanya dalam lingkungan keluarga saja, tapi di komunitas/masyarakat sesuai dengan prinsip khalifah fil ardh.

Di sisi lain, ketika orangtua sudah melaksanakan kewajibannya dengan sepenuh hati, sebagai anak, kita tak bisa terus menerus menuntut hak semata. Posisi anak pun punya porsi sama. Ada beberapa kewajiban yang perlu kita penuhi, salah satunya adalah menghormati dan berbuat baik pada orangtua yang termaktub dalam QS Al Ankabut.

Bahkan Rasul menyebutnya sebagai satu dari sekian amalan yang dicintai oleh Allah SWT. Ketika kita berlinang banyak dosa, Allah juga menjanjikan ampunan kepada seseorang yang berbakti kepada kedua orang tua: “…Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS Al Ahqaf 15-16)

Dan, bila semua prinsip tadi terpenuhi, relasi mubadalah Insya Allah akan dapat terjalin karena kedua pihak sudah saling memahami satu sama lain. Dampak positif selanjutnya yakni: membangun keakraban dalam keluarga, komunikasi antara orangtua dan anak akan lebih terbuka, dan permasalahan keluarga dapat dipecahkan bersama. Sehingga, persoalan internal keluarga pun bisa langsung selesai di meja makan, tanpa perlu menunggu viral hingga ke media massa. []

Tags: anakkeluargaKesalinganorangtuaRelasi
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Marital Rape

Marital Rape itu Haram, Kok Bisa?

21 Maret 2023
Dinafkahi Istri

Pengalaman Dinafkahi Istri, Perlukah Merasa Malu?

20 Maret 2023
Generasi Strawberry

Self Diagnose, Parenting, dan Labelling: Penyebab Munculnya Generasi Strawberry

16 Maret 2023
Positive Vibes Keluarga

Pentingnya Kesalingan Membentuk Positive Vibes Keluarga

15 Maret 2023
Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

Tiket Masuk Majlis Rasulullah Saw adalah Akhlak Mulia dalam Rumah Tangga

14 Maret 2023
Terburu-buru Segera Menikah

Bestie, Jangan Terburu-buru untuk Segera Menikah

11 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Menjadi Minoritas

    Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rahmat Allah Swt Untuk Orang Islam dan Orang Kafir
  • Islam Adalah Agama yang Menjadi Rahmat Bagi Seluruh Alam Semesta
  • Ramadan dan Nyepi; Lagi-lagi Belajar Toleransi
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Pentingnya Pembagian Kerja Istri dan Suami

Komentar Terbaru

  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Kemandirian Perempuan Banten di Makkah pada Abad ke-20 M - kabarwarga.com pada Kemandirian Ekonomi Istri Bukan Melemahkan Peran Suami
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist