• Login
  • Register
Sabtu, 5 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menunda Kesenangan, dan Mengawali Perubahan Dari Satu Persen

Selain fokus pada proses, mengafirmasi bahwa kegiatan yang kita lakukan adalah positif, menjadi upaya penting yang harus dilakukan

Muallifah Muallifah
27/01/2022
in Personal
0
Mengenal Sindrom Cinderella Complex

Mengenal Sindrom Cinderella Complex

203
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam buku “Atomic Habits” yang ditulis oleh James Clear, saya banyak memperoleh refleksi hidup dengan pelbagai poin yang disampaikan. Mulai dari mengawali perubahan dalam hidup, hingga memiliki desain hidup seperti apa yang akan dilakukan.

Kadang tanpa kita sadari banyak hal yang terlewatkan dalam hidup. Tanpa disadari, terkadang kita terdistrak oleh sesuatu di luar diri kita. Terdistrak dengan postingan ada di media sosial, gaya hidup orang lain, perkataan orang lain, perilaku orang lain terhadap kita. Padahal, kita 100 persen memiliki kuasa penuh atas hidup kita. Desain hidup seperti apapun, itu atas kehendak kita.

Di satu sisi, kebiasaan kecil yang dilakukan terus berulang-ulang akan membentuk kepribadian. Misalnya setiap hari, jika kita membaca buku 1 lembar saja, dan melakukannya berulang-ulang dalam rentang waktu yang cukup lama, maka itu menjadi bagian dari diri kita yang tidak dapat dipisahkan. Meskipun demikian, pasti akan muncul pertanyaan, “lebih baik mana membaca buku setiap hari hanya 1 halaman, dengan orang yang membaca buku banyak tapi tidak setiap hari?

Jawabannya sama-sama baik, yang tidak baik adalah jika tidak membaca buku. Pertanyaan semacam itu sering kita temui. Dalam term kehidupan apapun, ada banyak orang yang masih membandingkan sesuatu dengan yang lain. membandingkan dirinya dengan yang lain, membandingkan aksi, gerakan yang satu dengan yang lain.  Padahal, perilaku membandingkan semacam itu justru menjadi bumerang dalam diri.

Tidak ada salahnya menunda kesenangan

Baca Juga:

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Jika dalam minggu kita membeli baju, ataupun makan boba dengan kedok “self reward”, tidak ada salahnya kita menunda membeli barang itu lalu uangnya ditabung. Perilaku semacam itu kadang luput dari kacamata kita.

Tidak hanya itu, ada contoh menarik yang tertulis dalam buku “Pshysochology of Money” bahwa ada sebuah hasil dari percobaan yang cukup mengejutkan antara 2 kelompok anak. Sebut saja kelompok a dan kelompok b.

Dalam sebuah ruangan, terdapat marshmallow yang menjadi kesukaan dua kelompok. Instruksi yang dilakukan adalah, jika marshmallow tidak dimakan dalam jangka waktu 5 menit, maka akan mendapat tambahan marshmallow. Ternyata, kelompok b memakan marshmallow tanpa melihat reward yang diberikan.

Uniknya, dalam jangka 20 tahun mendatang. Anak-anak dari kelompok a cenderung memiliki kesuksesan yang cukup banyak. Sebab kebiasaan menunda kesenangan demi kesenangan yang memiliki jangka panjang.

Contoh di atas kiranya cukup menjadi refleksi bagi kita bahwa kesenangan jangka panjang lebih utama dibandingkan dengan kesenangan hari ini dan sesaat. Ada banyak sekali contoh publik figur yang cukup membuka mata kita seperti Raditya Dika, misalnya.

Sosok artis dengan karir yang gemilang, dengan kemampuan dia yang bisa membeli barang mewah dan bagus, akan tetapi justru ia memilih untuk menabung jangka demi kehidupan jangka panjang. Contoh di atas apakah saya membandingkan diri? Tentu tidak. Kita bisa memulai menunda kesenangan dengan cara-cara sederhana sesuai dengan kadar yang kita miliki.

Menunda kesenangan, kenapa tidak? Diantara pilihan hidup yang harus kita rasakan adalah menunda kesenangan. Jika biasanya kita menghabiskan nongkrong dengan teman-teman tanpa batas waktu sehingga melupakan tanggung jawab yang ada, tidak ada salahnya untuk menuntaskan tanggung jawab itu dengan merelakan untuk tidak nongkrong, ngopi.

Tidak ada salahnya kita keras terhadap diri sendiri untuk beberapa hal, sebab ada beban yang harus dituntaskan. Sewaktu-waktu memang kita harus mengatakan tidak pada diri ketika memiliki keinginan yang tidak sebanding dengan kemampuan yang ada.

Fokus pada proses, bukan hasil

Jika dalam suatu waktu kita menginginkan diet, seharusnya fokus kita bukan berat badan, namun fokus pada proses atas perubahan yang akan dilakukan. Jika kita sudah melakukan olahraga, mengurangi makan, konsumsi buah dan hasilnya berat badan kita tidak turun, kecewalah kita.

Padahal sebenarnya, jika fokus terhadap proses, seperti berolahraga, makan dikurangi, makanan yang bergizi, hal itu sebenarnya uang substansial dibandingkan dengan hasil penurunan berat badan yang tidak seberapa nikmatnya.

Selain fokus pada proses, mengafirmasi bahwa kegiatan yang kita lakukan adalah positif, menjadi upaya penting yang harus dilakukan. misalnya dalam sebuah kasus, kita akan memakan sayur meskipun rasa sayur itu sangat tidak enak. Namun, jika pikiran kita menganggap bahwa sayur adalah enak, berolahraga itu sehat dan menyenangkan, kita pasti akan terus melakukannya. []

 

 

Tags: KesenanganperempuanPerubahan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Ruang Aman, Dunia Digital

Laki-laki Juga Bisa Jadi Penjaga Ruang Aman di Dunia Digital

3 Juli 2025
Vasektomi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

2 Juli 2025
Narasi Pernikahan

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

1 Juli 2025
Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Second Choice

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

30 Juni 2025
Tradisi Ngamplop

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

29 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Rumah Tak

    Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID