• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Metamorfosa Mubadalah.id

NGOBRAS, atau ngobrol asik bareng para penulis Mubadalah.id. Mereka adalah para penulis aktif Mubadalah.id, dari berbagai daerah dan latar keilmuan-aktivisme yang beragam.

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
22/06/2021
in Aktual, Rekomendasi
0
Mubadalah

Mubadalah

474
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Mubadalah tidak sekedar perspektif dan konsep tentang keadilan relasi. Tidak juga sebatas metode menafsir teks-teks otoritatif yang senafas dengan visi keadilan. Ia telah menjadi gerakan Media, sebagai bagian dari gerakan dakwah bil hal Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI). Ya, Mubadalah.id adalah satu-satunya Media Online yang dilaunching saat Kongres di Pesantren Kebon Jambu Babakan Ciwaringin Cirebon, April 2017.

Jika ditarik sebelumnya, bulan puasa 2016, ia hanya sebuah blog pribadiku, dengan nama “resiprositi”, istilah lain dari mubadalah. Inisiatif ini aku percayakan dikelola secara “biasa saja” oleh Dul, Abdulloh Ayah Kupi. Praktis hanya aku penulis, sisanya urusan kang Dul, dan tentu dengan sentuhan pakar IT Fahmina: Zaenal Fanani.

Selang beberapa bulan, blog ini menarik minat banyak kolega untuk bergabung menulis. Lalu, muncul inisiatif pertemuan para penulis yang difasilitasi AMAN Indonesia. Berbagai kolega yang senior dan junior hadir. Berbagi pengalaman, pengetahuan, dan jaringan. Dari pertemuan ini jadilah perubahan nama: mubaadalah.com. Cukup lama juga menyepakati nama ini. Aku ingat sekali, Ruby Kholifah terus meyakinkan bahwa ini inisiatif yang sangat penting.

Ghufron Ibnu Masud dan mas Radjo Lenggang Realino Nurza menegaskan agar nama domain harus yang khas “mubadalah”, bukan resiprositi, bukan timbal-balik, bukan juga yang lain. Sayangnya, nama “mubadalah” ini telah menjadi domain website sebuah perusahaan minyak dan investasi di salah satu negara Teluk Arabia. Jadilah kita bikin dobel “aa”, yaitu: “Mubaadalah.com”.  Semua tulisan, dari siapapun, dalam bentuk apapun, masuk ke blog ini: “Mubaadalah.com”.

Setelah tulisan cukup berjibun, banyak kolega mengusulkan: agar ada perbedaan antara tulisan yang menjadi rujukan dan tulisan-tulisan yang ringan, pendek, dan cepat. Dalam sebuah workshop tipsi-tipis, lahirlah pembagian: “Mubaadalah.com” untuk tulisan rujukan yang dianggap otoritatif, seperti tulisan Buya Husein Muhammad, mba nyai Nur Rofiah, dan tokoh lain. Sementara tulisan ringan berupa refleksi atas berita-berita aktual dimasukkan ke dalam blog website: “Mubaadalahnews.com”.

Baca Juga:

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

Lambat laun, pembagian seperti ini justru dianggap membingungkan. Dengan saran dan dukungan dari Tim Bandung, Yayasan Islam Rahmatan Lil Alamin, dilebur kembali: semua tulisan masuk di “Mubaadalahnews.com” saja, dibagi dalam berbagai rubrik. Sementara “Mubaadalah.com” hanya berupa Company Profil saja, yang statis, tanpa menerima tulisan apapun.

Pada masa-masa ini, ada kelompok die hard: ashhabul kahfi “Mubaadalahnews.com”. Mereka para volunter, yang menulis rutin dengan perspektif Mubadalah, dengan bimbingan sang Pemred Abdul Rosyidi. Aku hanya menguatkan perspektif saja. Ada Abdulloh, Napol, Nurul Bahrul Ulum, Tia Istianah, Fitri Nur’azizah, Fachrul Misbahudin, Fatikha Yuli Ana, Zahra Amin, dan Winarno Ariel. Kelompok Ashabul Kahfi Mubadalah ini, minus Zahra karena sedang haji, pernah diundang ke Malaysia pada Agustus 2019, untuk transfer ilmu mubadalah ke anak-anak muda Malaysia.

Jadilah tulisan di Media Mubadalah sangat berjibun. Namun, problem IT dan manajemen juga menjadi berjibun. Hampir setiap minggu ada saja masalah. Sekalipun bisa diselesaikan oleh konsultan dari Tim Bandung, tetapi cukup ribet untuk selalu bertanya dan meminta bantuan. Beberapa kali down, kena hack, dan tulisan juga menjadi sulit dicari dan diakses para pembaca. Tidak sebagaimana dulu, ketika masih “biasa saja” itu he he hee…

Ndilalahnya, kata “mubadalah”, dengan satu “a”, sudah juga berjibun di mesin pencarian google, dan kebanyakan merujuk kepada tulisan-tulisan kami, bukan lagi ke: perusahan minyak dan investasi itu. Kitapun dapat domain dengan nama “asli” sendiri: Mubadalah.id.

Sejak Februari akhir 2020, bersamaan dengan isu pandemi Covid-19 yang mulai muncul, kami berbenah lagi dengan pimpinan Zahra Amin. Dan bulan Agustus 2020 resmi diluncurkan domain baru Mubadalah.id, yang relatif semuanya menjadi baru, tidak lagi “Mubaadalah” yang dobel “aa” dan tambahan “news.com”. Cukup “Mubadalah.id”, sekaligus nama untuk Youtube, Instagram, Fanspage, dan Twitter.

Dengan tagline “inspirasi keadilan relasi”, Mubadalah.id akan menggerakkan seluruh potensi Jaringan KUPI, terutama anak-anak muda. Kami juga sekaligus ingin mengokohkan posisi mereka di jagat media online. Berbagai kegiatan onlinepun digelar, di samping dunia tulis menulis, diawali dengan HBH Virtual Mubadalah, Muharram for Peace, Muludan Milenial, dan kemarin “Kelas Intensif bersama 20 Ulama Perempuan Nusantara” yang hampir semuanya adalah ulama perempuan yang muda-muda.

Mubadalah
Mubadalah

Nah, kali ini, kami dengan bangga kami memanggungkan tokoh-tokoh muda inspiratif dalam isu-isu yang menjadi konsen Mubadalah.id dalam hal kebangsaan, kemanusiaan, keadilan, dan kesemestaan. Yaitu dalam talkshow online: NGOBRAS, atau ngobrol asik bareng para penulis Mubadalah.id. Mereka adalah para penulis aktif Mubadalah.id, dari berbagai daerah dan latar keilmuan-aktivisme yang beragam.

Hari pertama ada Miftahul Huda dari Jogjakarta yang punya konsen dalam isu lingkungan; lalu Dyah Murwaningrum, pegiat seni dan kebudayaan di komunitas Serat Pena Bandung, dan salah satu alumni WCC Mubadalah yang digelar Desember 2019; Retno Daru, anggota Puan Menulis, sebuah komunitas kepenulisan yang diinsiasi Aman Indonesia, dan dibidani kelahirannya oleh Mubadalah.id; Lutfiana Mayasari dari Ponorogo yang meminati isu perdamaian, salah satu peserta aktif dalam kegiatan Kelas Intensif Ramadan Mubadalah; Listia Suprobo pegiat pendidikan dan kebhinekaan dari Pappirus Jogja; Hasna A Fadhilah, alumni WCC Mubadalah 2019, pemerhati isu sosial politik; Rizki Eka Kurniawan, yang meminati isu psikologi, filsafat serta tasawuf; dan terakhir Lenni Lestari, seorang ibu muda dari ujung Barat Indonesia, tepatnya di Langsa Aceh, alumni pelatihan Mubadalah Virtual Class (MVC) 2020.

Ayoo, Ikuti gerakan mubadalah bersama anak-anak muda penulis dan pelaku perubahan. []

Tags: Kongres Ulama Perempuan IndonesiaMubadalahNgobrol AsikPenulis Mubadalahperspektif mubadalah
Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Toxic Positivity

Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

30 Juni 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Fiqh Al-Usrah

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

28 Juni 2025
Sejarah Indonesia

Dari Androsentris ke Bisentris Histori: Membicarakan Sejarah Perempuan dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

27 Juni 2025
Humor Seksis

Tawa yang Menyakiti; Diskriminasi Gender Di Balik Humor Seksis

26 Juni 2025
Menjaga Ekosistem

Apa Kepentingan Kita Menjaga Ekosistem?

25 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID