• Login
  • Register
Rabu, 8 Februari 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hukum Syariat

Nasehat Imam Syafi’i Terkait Shalat Idul Fitri

Imam Nakhai Imam Nakhai
20/05/2020
in Hukum Syariat
0
5
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Shalat Iedul Fitri sembunyi sembunyi saja agar tidak menimbulkan perpecahan umat. Demikian nasehat Imam Syafi’i terkait dengan pelaksaan shalat Idul Fitri. Perbedaan waktu Idul Fitri sudah terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun lamanya. Bahkan juga telah terjadi sejak imam imam madzhab, termasuk masa Imam Syafi’i. Saat Covid-19, perbedaan waktu shalat iedul fitri pasti terjadi kembali, menyusul kemungkinan dilaksanakannya iedul fitri secara sendiri sendiri atau berjama’ah secara terpisah pisah dalam jumlah yang banyak.

Bolehkah shalat iedul fitri sendirian di rumah? Gimana caranya?

Pertama tama perlu ditegaskan bahwa shalat iedul fitri adalah “Sunnah” artinya berpahala jika dilakukan, tidak berdosa jika ditinggalkan. Pelaksanaan shalat iedul fitri secara jama’ah, juga sunnah. Jika jama’ah banyak membludak (seperti terlihat dalam tradisi di Indonesia dimana jama’ah iedul fitri lebih banyak dari jama’ah jum’at), sementara masjid sempit, maka dilaksanakan di luar masjid, seperti di lapangan, atau mushalla-mushalla lebih baik.

Shalat iedul fitri boleh dilaksanakan sendiri sendiri dan juga boleh berjama’ah. Khutbah dalam shalat iedul fitri tidak wajib, melainkan bagian dari kesunnahan shalat iedul fitri. (al Muhaddab, 167).

Maka jika shalat iedul fitri dilaksanakan sendiri sendiri, ya tidak perlu khutbah, tetapi boleh juga mengkhutbai diri sendiri. Ini bagus bagi orang yang suka mengkhutbahi orang lain berlama lama, sekali kali mengkhutbai diri sendiri, betah apa ndak berlama lama juga.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

Baca Juga:

Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?

Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota

Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

Intinya shalat iedul fitri adalah Sunnah, boleh dilakukan sendiri sendiri atau jama’ah, boleh juga dilakukan oleh musafir, hamba sahaya (dulu) dan juga oleh perempuan. Karena iedul Fitri adalah Sunnah, maka ia tidak boleh mengancam dan membahayakan sesuatu yang wajib, seperti menjaga kehidupan, melindungi persatuan, dan menjaga keutuhan ukhuwwah.

Lalu apakah iedul fitri ditinggalkan aja, untuk menjaga agar Covid 19 tidak menular dan tertularkan yang membahayakan hidupnya dan orang lain? Ya tidak perlu ditinggalkan, kerjakan aja di rumah, sebagaimana shalat jum’at boleh dikerjakan sendiri di rumah.

Sang Maha Guru Imam Syafi’i mengatakan “jika ada dua atau sekelompok orang melihat “bulan” pada hari ke 29 Romadhon, dan mereka belum diterima kesaksiannya oleh Negara, maka mereka itu boleh berbuka esok harinya dan melaksanakan shalat iedul fitri untuk mereka sendiri, baik berjamaah atau sendiri sendiri, secara tertutup (jangan terbuka), sebab jika terbuka maka akan menjadi lahan untuk memecah umat muslim” akibat perbedaan waktu shalat ied itu. (al Um J.2, hlm 482)

Kutipan ini menegaskan bahwa kesatuan umat jauh lebih penting dari pada melaksanakan ibadah terbuka yg justru berpotensi memecah kesatuan umat. Hal ini sejalan dengan kaidah fiqih “kewajiban tidak boleh dilanggr kecuali dengan melakukan kewajiban yang lain”. Iedul fitri merupakan sunnah, jangan sampai mengorbankan hal yang diwajibkan, yaitu menjaga umat dan menjaga kehidupan umat manusia secara keseluruhan. []

Imam Nakhai

Imam Nakhai

Bekerja di Komnas Perempuan

Terkait Posts

Pernikahan tanpa Wali

Kritik Ibn Hazm aẓ-Ẓahiri Terhadap Ulama yang Membolehkan Pernikahan Tanpa Wali

3 Februari 2023
Hukum Aborsi

Fatwa KUPI (Bukan) Soal Hukum Aborsi

29 Desember 2022
Khitan Perempuan

OIAA-Cairo: Mengharamkan Khitan Perempuan Sesuai Syari’ah Islam

19 Desember 2022
Khitan Perempuan

Ulama Dunia Desak Hentikan Khitan Perempuan

13 Desember 2022
Hukum Perempuan Haid Membaca Al-Quran

Hukum Perempuan Haid Membaca Al-Quran Menurut Syekh As-Sya’rawi

2 Desember 2022
Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

9 November 2022
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Childfree

    Childfree: Hukum, Dalil, dan Penjelasannya dalam Perspektif Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu We Will Rock You dalam Satu Abad NU

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bagaimana Hukum Suami Mengasuh Anak?
  • Kampung Adat Kranggan, Masih Eksis di Pinggiran Ibu Kota
  • Umm Hisyam Ra Menghafal Al-Qur’an Langsung dari Lisan Nabi Saw
  • Mengenal Party Pooper, Melihat Perilaku Para YouTuber
  • Kisah Saat Nabi Muhammad Saw Memuji Orang Kafir Karena Karyanya

Komentar Terbaru

  • Harapan Lama kepada Menteri PPPA Baru - Mubadalah pada Budaya Patriarki Picu Perempuan Jadi Mayoritas Korban Kekerasan Seksual
  • Menjadi Perempuan Pembaru, Teguhkan Tauhid dalam Kehidupan pada Bagaimana Hukum Menggunakan Pakaian Hingga di Bawah Mata Kaki?
  • Wafatnya Mbah Moen Juga Dirasakan Semua Umat Beragama - Mubadalah pada Fahmina Institute Terapkan Prinsip Mubadalah dalam Organisasi
  • Sisi Lain dari Haul Gus Dur ke-10 di Cirebon, yang Bikin Semua jadi Ambyar - Mubadalah pada Alissa Wahid: Islam Menolak Segala Bentuk Kekerasan Terhadap Perempuan
  • Hari Nol Toleransi terhadap Sunat Perempuan pada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional: Bukti Praktik P2GP Membahayakan Perempuan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist