Mubadalah.id – Maulid Nabi Muhammad Saw adalah salah satu tradisi sebagaian umat Islam dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad Saw. Beragam peringatan maulid Nabi pun banyak digelar pada bulan ini.
Namun, pertanyaan utamanya adalah siapakah di antara kaum muslimin yang mengawali peringatan atas kelahiran Nabi ini. Ada sejumlah informasi mengenai hal ini. Antara lain Imam al-Suyuthi.
Imam al-Suyuthi menginformasikan kepada kita bahwa penguasa Irbil, sebuah kota yang terletak di negara Irak bagian utara, Raja al-Muzhaffar Abu Sa’id Kaukibri, adalah orang pertama yang menyelenggarakan peringatan kelahiran Nabi secara megah dan besar-besaran.
Perayaan ini dihadiri oleh para pejabat kerajaan, para ulama dari berbagai disiplin ilmu dan para kaum sufi.
Kehadiran para ulama dan kaum sufi ini dipandang bahwa mereka menganggap perayaan atau peringatan tersebut sah adanya, tak melanggar aturan agama.
Mereka menganggap perayaan ini adalah sesuatu yang baik, meski tak pernah Nabi atau para sahabatnya lakukan. Karena itu adalah sebuah cara belaka, tak lebih.
Ibn Khallikan, dalam kitab Wafayat al-Ayan:
“Imam al-Hafizh Ibn Dihyah, seorang tokoh ulama termasyhur, datang dari Maroko menuju Syam dan kemudian ke Irak. Ketika melintasi daerah Irbil pada tahun 604 Hijrah, beliau mendapati Sultan al-Muzhaffar. Raja Irbil tersebut memberikan perhatian sangat besar terhadap perayaan Maulid Nabi.”
Ibn Dihyah kemudian menulis sebuah buku tentang Maulid Nabi yang diberi judul al-Tanwir Fi Maulid al-Basyir an-Nadzir. Karya ini dipersembahkan untuk Sultan al-Muzhaffar, dan sang Sultan memberinya 1.000 dinar.
Pandangan Populer
Pandangan yang populer menyebutkan bahwa orang pertama merayakan Maulid Nabi adalah Salahuddin al-Ayyubi, atau lebih kita kenal dengan panggilan Sultan Saladin (tahun 580 H/1184), panglima perang yang sangat masyhur itu.
Pada saat itu ia menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang indah. Seluruh ulama dan sastrawan ia undang untuk mengikuti kompetisi tersebut.
Pemenang pertama adalah Syekh Ja’far Al-Barzanji. Nama lengkapnya Ja’far al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Ia lahir di Madinah tahun 1690 dan meninggal tahun 1766.
Barzanji berasal dari nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzinj. Puisi-puisi Madah ciptaan Syekh ini pada asalnya ia beri judul “Iqd al-Jawahir” yang bermakna kalung permata, tetapi orang lebih suka menyebut pengarangnya.
Karyanya kita kenal sampai sekarang sering masyarakat baca di kampung-kampung pada peringatan Maulid Nabi. []