• Login
  • Register
Minggu, 22 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pada Masa Nabi Saw, Perempuan Boleh Ikut Perang

Dengan perspektif ini, mestinya, kepahlawanan juga kita sematkan pada perempuan yang berkorban untuk umat dan negara. Termasuk dalam bidang akomodasi, medis, dan pendidikan. Juga bidang-bidang yang lain

Redaksi Redaksi
13/02/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Perempuan Boleh Ikut Perang

Perempuan Boleh Ikut Perang

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Dalam beberapa catatan hadis, Nabi Muhammad Saw membolehkan para perempuan yang ikut perang. Kebolehan para perempuan ikut perang itu merujuk pada salah satu hadis dari Shahih Bukhari. Isi hadis tersebut sebagai berikut:

Rubayyi’ binti Mu’awwidz Ra. berkata, “Sungguh kami, para perempuan, ikut berperang bersama Nabi Muhammad Saw, memberi minum dan melayani kebutuhan pasukan. Kami juga membawa pulang mereka yang terluka dan yang terbunuh ke Madinah. (Shahih al-Bukhari).

Teks hadits sahabat perempuan Rubayyi’ binti Mua’wwidz Ra ini, menurut Faqihuddin Abdul Kodir, menjadi salah satu bukti historis keterlibatan perempuan dalam bela negara di awal Islam. Jika diartikan lebih luas, ini juga bisa dianggap sebagai aktivitas politik. Jadi, ada teladan perempuan yang aktif di arena politik di masa awal Islam.

Selain itu, sebenarnya, jika kita meyakini perempuan sebagai manusia utuh, pertanyaan preseden dan teladan tidaklah perlu. Tetapi, kesangsian terhadap kemanusiaan mereka seringkali eksesif.

Ketika sudah ada preseden pun, peran mereka disempitkan hanya untuk urusan akomodasi dan medis. Peran ini pun direndahkan dan tidak diapresiasi secara memadai, yang berbeda halnya dari peran-peran yang diambil laki-laki.

Baca Juga:

Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya

Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga

Lelaki Patriarki : Bukan Tidak Bisa tapi Engga Mau!

Mari Beri Apresiasi Perempuan

Teks ini bukan soal stereotip peran akomodasi dan medis bagi perempuan. Tetapi, ia tentang teladan partisipasi mereka yang diapresiasi sama seperti apresiasi kita terhadap peran politik dalam bentuk-bentuk lain oleh laki-laki.

Dengan perspektif ini, mestinya, kepahlawanan juga kita sematkan pada perempuan yang berkorban untuk umat dan negara. Termasuk dalam bidang akomodasi, medis, dan pendidikan. Juga bidang-bidang yang lain.

Kepahlawanan mestinya tidak hanya dapat kita ukur dari pengorbanan fisik yang bersifat militeristik, tetapi semua jenis pengorbaran untuk eksistensi keagamaan, kemanusiaan, dan peradaban. Ini karena para sahabat nabi perempuan yang ikut perang tidak semuanya mengangkat senjata. Akan tetapi para sahabat nabi perempuan yang ikut perang ini ada yang menjadi perawat.

Jika tolak ukurnya demikian, maka akan banyak perempuan yang berhak atas apresiasi dan dukungan-dukungan moril dan materiil karena kiprah pengorbanan mereka yang riil di lapangan, termasuk kepada para sahabat nabi perempuan yang ikut perang.

Sahabat Perempuan yang Ikut Perang

Pertama, ada kisah Aisyah binti Abu Bakar Ra dan Ummu Sulaim Ra (Shahih Bukhari, no. 2918, 3858, 4113: dan Shahih Muslim, no. 4786),

Kedua, Ummu Salit Ra (Shahih Bukhari, no. 2919 dan 4120) di Perang Uhud.

Ketiga, kisah Ar-Rabi’ binti al-Mu’awwidz Ra tentang para perempuan yang ikut terlibat dalam berbagai peperangan (Shahih Bukhari, no. 2920 dan 2921).

Keempat, secara khusus kisah Ummu ‘Athiyyah al-Anshariyah Ra tentang hidupnya yang ikut Nabi Muhammad Saw dalam 7 peperangan (Shahih Muslim, no. 4793). Dalam sumber-sumber sejarah, kesaksian para perempuan ini lebih banyak lagi. []

Tags: bolehIkutmasaNabi SawpadaPerangperempuan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Ijtihad Fikih

Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

21 Juni 2025
Relasi Hubungan Seksual

Relasi Hubungan Seksual yang Adil bagi Suami Istri

21 Juni 2025
Timbal Balik

Pentingnya Relasi Timbal Balik dalam Hubungan Intim Suami Istri

21 Juni 2025
Stereotipe Perempuan

Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

20 Juni 2025
Rumah Tangga dengan

Membangun Rumah Tangga dengan Relasi yang Adil dan Setara

20 Juni 2025
Seni Kehidupan

Berumah Tangga adalah Seni Kehidupan

20 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fiqh Al Usrah

    Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Relasi Timbal Balik dalam Hubungan Intim Suami Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kebaikan Yang Justru Membunuh Teman Disabilitas
  • Urgensi Ijtihad Fikih yang Berpihak Kepada Perempuan
  • Bukan Sekadar “Jangan Bermindset Korban Kalau Ingin Sukses”, Ini Realita Sulitnya Jadi Perempuan dengan Banyak Tuntutan
  • Relasi Hubungan Seksual yang Adil bagi Suami Istri
  • Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID