• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Para Ahli Berkumpul di Yogyakarta, Diskusikan Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Simposium Best

Di forum ini, Andreas Harsono akan mengusut tuntas isu KBB tersebut melalui kacamata jurnalis dan aktivis HAM

Redaksi Redaksi
06/11/2024
in Aktual
0
Simposium Best

Simposium Best

635
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebentar lagi Kota Yogyakarta akan dimeriahkan oleh hadirnya Simposium Best yang dihelat oleh Jaringan GUSDURian. Pasalnya kegiatan ini bakal mengupas tajam ihwal fenomena kebebasan beragama serta berkeyakinan di Indonesia bersama sederet ahli di bidangnya.

Agenda yang diselenggarakan di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga, mulai 14-15 November 2024 itu mengangkat tema “Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) sebagai Kritik Sosial untuk Kewargaan yang Berkeadilan”.

Beberapa ahli yang direncanakan akan hadir di antaranya adalah Jurnalis dan Pegiat HAM Andreas Harsono, Direktur LKiS dan Budayawan Hairus Salim, Komisioner Komnas HAM 2022 Beka Ulung Hapsara, dan Presidium GUSDURian Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampapua) Suaib Amin Prawono.

Keempat maestro tersebut bakal debut di tiga sesi utama dalam simposium, yakni sesi Kebebasan Beragama Berkeyakinan, Janji Konstitusi, dan Silang Sengkarut Kebijakan; sesi Suara Komunitas: Perjuangan Menuntut Hak; serta sesi Persilangan Ketidakadilan: Kebebasan Beragama dan Isu Sosial Kritis.

Di forum ini, Andreas Harsono akan mengusut tuntas isu KBB tersebut melalui kacamata jurnalis dan aktivis HAM. Andreas, sapaan akrabnya, merupakan salah satu pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta pada tahun 1994.

Sebagai aktivis HAM, selama ini ia cukup kritis menyuarakan hak konstitusi umat beragama, menyoroti kelompok minoritas yang mendapat persekusi. Hingga aktif mengkritik kebijakan pemerintah yang berwatak mayoritarianisme.

Baca Juga:

Memangnya Keadilan Gender Masih Harus Diperjuangkan, Ya? Kalau Ya, Mulai Dari Mana?

Pelarangan Jalsah Salanah: Minoritas, Kecemasan dan Mitos Sila Kelima?

Isu KBB: Politik Inklusi Bersyarat dan Kewarganegaraan Parsial

Haul ke-15 Gus Dur di Yogyakarta: Refleksi Kebijaksanaan dan Warisan Pemikiran untuk Bangsa

Kredibilitas Andreas bisa kita lacak dalam karya-karyanya, di antaranya buku Race, Islam and Power: Ethnic and Religious Violence in Post-Suharto Indonesia, juga penghargaan John Rumbiak Human Rights Defenders Award yang ia raih pada tahun 2010.

Kemudian Hairus Salim, direncanakan bakal mengaitkan dan mengejawantahkan deretan problematika itu dengan 9 Nilai Utama Gus Dur (NUGD). Dirinya adalah salah satu perumus sembilan nilai yang menjadi dasar gerakan Jaringan GUSDURian tersebut.

Fenomena Kebebasan Beragam

Pada kesempatan itu, alumnus Jurusan Antropologi di Universitas Gadjah Mada tahun 2004 tersebut juga akan menerjemahkan fenomena kebebasan beragama melalui ilmu yang mempelajari manusia, masyarakat, dan kebudayaannya secara holistik.

Hairus Salim memiliki beberapa karya, salah satunya buku Krisis Keistimewaan yang terbit di tahun 2017. Penelitian tersebut ia garap bersama sejawatnya, Iqbal Ahnaf.

Senada dengan Andreas Harsono, Beka Ulung Hapsara juga berjibaku di isu hak asasi manusia. Sejak tahun 2017, Beka menjadi Komisioner aktif di Komnas HAM. Selama perjalanannya, ia banyak terlibat di berbagai sektor seperti pemantauan dan penyelidikan konflik serta pelanggaran HAM, praktik diskriminasi, dan intoleransi.

Tidak hanya itu, Beka di tahun 2013 turut menggawangi advokasi masyarakat sipil untuk pembangunan bersama International NGO Forum on Indonesian Development (INFID). Sampai hari ini ia masih aktif menyuarakan isu HAM di berbagai daerah. Beka juga menjabat sebagai salah satu anggota dewan penasihat Jaringan GUSDURian.

Narasumber keempat fokus di lini pencegahan terorisme dan advokasi hak-hak masyarakat di wilayah Indonesia Timur, khususnya Sulawesi. Namanya Suaib Amin Prawono. Suaib aktif menulis isu-isu terorisme, toleransi, dan moderasi agama.

Saat ini ia aktif menyuarakan isu moderasi beragama dan turut mendampingi advokasi di masyarakat dengan berkeliling di berbagai komunitas GUSDURian di Sulawesi dan sekitarnya.

Selain keempat narasumber yang ahli di bidangnya tersebut, Simposium Best juga akan dimeriahkan oleh para narasumber lain yang tidak kalah ciamik. Di antaranya Jay Akhmad, Noorhaidi Hasan, Ihsan Ali Fauzi, MY Esti Wijayati, Ahmad Zainul Hamid, Pdt. Natasi Hermawan, Imam Maliki, Firdaus Mubarik, Dian Jennie Cahyawati, Mayadina R. Musfiroh, Iklillah Muzayyanah, dan lain-lain. (Rilis)

Tags: BerkeyakinandiskusiKebebasan BeragamaSimposium BestYogyakarta
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

19 Mei 2025
Rieke Kebangkitan Ulama Perempuan

Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mendokumentasikan Peran Ulama Perempuan

KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

19 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

19 Mei 2025
Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

18 Mei 2025
Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Bersama Ulama dan Guru Perempuan, Bangkitlah Bangsa!

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menyusui Anak dalam Pandangan Islam
  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version