• Login
  • Register
Senin, 27 Juni 2022
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom

Patung Putri Duyung Dipakaikan Kemben; Salah Patung Apa?

Zahra Amin Zahra Amin
27/03/2019
in Kolom
0
Putri Duyung Ancol

Foto: suara[dot]com

13
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Patung putri duyung dipakaikan sehelai kain, sehingga terlihat menggunakan kemben. Patung itu berada di depan Putri Duyung Resort Ancol Jakarta Utara, yang kemudian viral di media sosial. Fenomena itu menjadi pertanyaan besar saya beberapa hari terakhir ini. Apa yang salah dengan cara pandang kita terhadap simbol tubuh perempuan?

Karena jika terkait kemben, maka yang ditutupi adalah payudara atau gandul mamae, yang merupakan bagian dari organ reproduksi dan alat seksual milik perempuan. Sementara Indonesia, yang dahulu kala disebut sebagai Nusantara, secara tradisi, para perempuannya mengenakan pakaian dengan bagian dada serta bahu yang terbuka.

Dan laki-laki biasa saja menanggapinya. Tidak emosional dan salah kaprah mengaitkan dengan kenikmatan seksual, birahi dan libido lelaki. Sehingga lagi-lagi saya bertanya, apa yang salah dengan persepsi kita pada fisik perempuan, jika semua hal yang terkait dengan tubuh perempuan lalu diasumsikan dengan kepuasan seksual.

Akhirnya semua tanya itu terjawab, ketika dalam satu kesempatan kegiatan Mubadalah di Semarang, saya berbincang dengan Ibu DR. Nur Rofiah, bil. Uzm. Tanggapan beliau pada patung kemben tersebut, menurutnya ada kekhawatiran tentang perubahan cara pandang kita yang menjadi lebih seksis.

Ghodldlul bashar, yakni penundukan pandangan agar jangan melihat lawan jenis secara seksual, tapi melihat manusia sebagai makhluk spiritual dan intelektual.  Karena itu adalah jati diri yang utama. Jadi bagaimana kita bisa mengontrol cara pandang ini.

Baca Juga:

Problematika Bias Gender dalam Islam

Dea Safira : Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Perempuan Mengenal Cinta dan Bercinta

9 Cara Merawat Vagina Agar Terhindar dari Bau Abnormal

Membongkar Tabu Impotensi pada Laki-laki

“Kalau sudah seksis, tidak hanya patung, nanti kambing juga akan dipakaikan baju,” selorohnya di sela-sela perbincangan.

Strateginya merubah cara pandang kita, membangun kesadaran cara pandang, menundukkan, dan mengontrol cara pandang, sehingga peradaban secara intelektual dan spiritual kita sebagai manusia akan terbangun melihat dunia. Tidak hanya bertumpu pada persoalan seks, karena nanti tidak hanya patung saja yang dianggap menggoda, padahal itu adalah sebuah karya seni.

Nanti, ditambahkan Nur Rofiah, tidak hanya patung bahkan sampai pada boneka, binatang atau bayi juga harus ditutup. Mengapa bayi tidak punya kewajiban untuk menutup aurat. Sebab bayi adalah anak-anak yang harus dilindungi dan disayang. Tetapi kalau pikiran kita seksis, maka harus ikut ditutupi juga.

Dengan kondisi yang demikian itu, mengapa seolah ada pembiaran, menurut Nur Rofiah itu terkait soal relasi kuasa. Siapa yang punya otoritas maka dia nanti yang akan menentukan cara pandang orang lain. Dengan fakta seperti itu, sama saja dengan menunjukkan cara pandang seksis orang-orang di sekitar kita yang semakin kuat.

Lalu ada yang lebih bahaya lagi dari cara pandang seperti itu, yakni menyalahkan pihak lain atas kegagalan diri sendiri. Nur Rofiah mencontohkan, kalau saya maksiat artinya itu karena ada yang lain. Bukan sebab ada persoalan dari diri sendiri. Itu cara beragama yang harus diperbaiki. Beragama itu kalau ujiannya kuat, maka keimanannya juga akan semakin kuat.

Sehingga menurut penulis, ada dua tantangan ke depan. Pertama, bagaimana mengubah cara pandang kita terhadap lawan jenis, baik lelaki maupun perempuan, agar tidak lagi seksis. Tetapi sama-sama sebagai manusia yang memiliki dimensi intelektual serta spiritual. Kedua, terkait dengan relasi kuasa, bagaimana mendorong relasi yang setara antara lelaki dan perempuan, untuk kemudian melahirkan kebijakan yang tidak seksis dan saling membahagiakan. Dengan tujuan kemaslahatan bersama bagi laki-laki dan perempuan di masa depan.[]

Tags: ancolbias genderkembenNur Rofiahputri duyungseksualitas
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Stigma Negatif Janda

Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

27 Juni 2022
Darurat Sampah

Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

26 Juni 2022
Kecantikan Perempuan

Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

26 Juni 2022
Pendidikan Islam

Pentingnya Memberikan Dasar Pendidikan Islam bagi Anak-anak

25 Juni 2022
emosi anak

Mengenal 6 Ciri Khas Emosi Anak

25 Juni 2022
Budaya Patriarki

Perlawanan Perempuan terhadap Narasi Budaya Patriarki

25 Juni 2022

Discussion about this post

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Darurat Sampah

    Re Grow Solusi Darurat Sampah Pangan di Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Makna Wukuf di Arafah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kecantikan Perempuan dan Luka-Luka yang Dibawanya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Siapa Bilang Perempuan Haid Tidak Lebih Mulia dari yang Suci?
  • Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan
  • Legenda Malahayati dari Aceh yang Jauh dari Stigma Negatif Janda
  • Doa Ketika Wukuf di Arafah Sesuai Anjuran Rasulullah Saw
  • Makna Wukuf di Arafah

Komentar Terbaru

  • Tradisi Haul Sebagai Sarana Memperkuat Solidaritas Sosial pada Kecerdasan Spiritual Menurut Danah Zohar dan Ian Marshal
  • 7 Prinsip dalam Perkawinan dan Keluarga pada 7 Macam Kondisi Perkawinan yang Wajib Dipahami Suami dan Istri
  • Konsep Tahadduts bin Nikmah yang Baik dalam Postingan di Media Sosial - NUTIZEN pada Bermedia Sosial Secara Mubadalah? Why Not?
  • Tasawuf, dan Praktik Keagamaan yang Ramah Perempuan - NUTIZEN pada Mengenang Sufi Perempuan Rabi’ah Al-Adawiyah
  • Doa agar Dijauhkan dari Perilaku Zalim pada Islam Ajarkan untuk Saling Berbuat Baik Kepada Seluruh Umat Manusia
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2021 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Login
  • Sign Up

© 2021 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist