• Login
  • Register
Sabtu, 23 September 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Pendidikan untuk Perempuan, Pentingkah?

Irma Khairani Irma Khairani
30/04/2020
in Personal
0
(sumber foto pixabay.com)

(sumber foto pixabay.com)

55
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Raden Ajeng Kartini dalam suratnya yang dikirim kepada salah seorang sahabat berkebangsaan Belanda yang bernama Nyonya Ovink menyampaikan bahwa, sangatlah penting bagi perempuan untuk mendapat pendidikan karena dari perempuanlah pertama kali manusia yang merupakan seorang anak mendapatkan pendidikan.

Surat ini ditulis pada saat zaman kolonial, di mana perempuan tak dapat mengenyam pendidikan. Berbeda dengan saat ini, di mana peluang perempuan untuk mendapat pendidikan sudah terbuka lebar. Akan tetapi sangatlah mengecewakan jika melihat kenyataannya bahwa banyak perempuan yang tak dapat menikmati pendidikan secara layak dan berkualitas.

Tentu banyak faktor yang menyebabkan keterbatasan kesempatan pendidikan bagi perempuan. Misalnya seperti faktor ekonomi, di desa masih cukup banyak perempuan di bawah umur yang dinikahkan karena keluarganya tak sanggup untuk memberi pendidikan yang tinggi.

Kemudian, pola pikir masyarakat yang maskulin dan patriarkal, perempuan dianggap hanya akan berperan pada ranah domestik yaitu, sumur, kasur dan dapur, perempuan hanya akan menjadi Ibu Rumah Tangga. Maka, tak ada urgensi untuk memberikan pendidikan tinggi bagi perempuan. Pertanyaannya, apakah masyarakat mengetahui substansi dari kodrat? Apakah mengurus anak, sumur, kasur dan dapur itu kodrat?

Kodrat menurut Kamla Bhasin dalam bukunya Menggugat Patriarki merupakan potensi biologis yang dimiliki baik laki-laki maupun perempuan, yang secara fisik terberi sejak lahir. Mengurus anak, sumur, kasur, dan dapur bukanlah potensi biologis, karena hal tersebut dapat dilakukan baik laki-laki maupun perempuan. Kodrat yang sebenarnya memiliki makna sebagai peran kultural, di mana peran ini diciptakan oleh manusia melalui proses sejarah dan disosialisasikan terus-menerus, seperti mengurus anak, sumur, kasur dan dapur.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • 4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka
  • Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

Baca Juga:

4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka

Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah

Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

Dalam salah satu hadist dijelaskan:

“dari Abi Sa’id al-Khudriyy ra. Suatu saat ada seorang perempuan datang bertandang ke Rasulullah Saw dan berkata: “Wahai Rasul, para laki-laki itu telah banyak memperoleh pelajaran kamu, bisakah menyempatkan diri untuk kami (para perempuan) pada hari tertentu, di mana kami bisa datang di hari itu dan kamu ajarkan kepada kami apa yang diajarkan Allah kepadamu”. Rasul menjawab: “Ya, silakan berkumpul di hari tertentu dan tempat tertentu”. Para perempuan kemudian datang berkumpul (di hari dan tempat yang ditetapkan) dan Rasul pun hadir mengajari mereka apa yang diperolehnya dari Allah Swt.” (Sahih Bukhari).

Dalam hadist tersebut jelas bahwa Nabi Muhammad Saw bertindak adil terhadap laki-laki dan perempuan, dalam pendidikan tak ada yang diprioritaskan, apakah lebih utama laki-laki ataukah perempuan. Nabi Muhammad Saw tak melarang perempuan untuk mendapatkan pendidikan, perempuan berhak mendapat apa yang didapat oleh laki-laki.

Semoga tak ada lagi kekhawatiran untuk memberi perempuan kesempatan yang layak untuk dapat berpendidikan. Apabila masyarakat telah sadar arti sebenarnya dari kodrat, segala pekerjaan yang selama ini ditimpakan sepenuhnya kepada perempuan dapat dikerjakan secara bahu-membahu oleh laki-laki dan perempuan, oleh suami dan istri.

Sangatlah tepat apa yang disampaikan R.A. Kartini dalam suratnya, dari perempuanlah pertama-tama manusia mendapat pendidikan. Maka sangat baiklah apabila seorang Ibu juga seorang yang berpendidikan karena akan berdampak pada masa depan bagi anak-anaknya, keluarganya dan dirinya sendiri. []

Irma Khairani

Irma Khairani

Irma telah rampung menamatkan studi sarjana Ilmu Politik di Universitas Nasional. Isu gender, pendidikan, dan politik adalah minatnya, saat ini aktif di komunitas Puan Menulis.

Terkait Posts

Idgitaf

Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

22 September 2023
Bidadari Surga

Perempuan Bukan Bidadari Surga

21 September 2023
Anak Perempuan Jawa

Anak Perempuan Jawa: Beban Orang Tua?

20 September 2023
Petugas SPBU Perempuan

Perempuan yang Meringkuk di Balik Regulasi

19 September 2023
Salat Perempuan

Mukenah Bukan Syarat Wajib Salat Perempuan

18 September 2023
Gotong Royong Warga

Gotong Royong: Upaya Membangun Solidaritas dan Kebersamaan Para Warga di Desa

18 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mahnaz Afkhami

    Perjalanan Mahnaz Afkhami dalam Advokasi Hak-Hak Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lagu Satu-Satu: Pentingnya Berdamai dengan Diri Sendiri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 4 Cara Kreatif Penghijauan di Ruang-ruang Terbuka
  • Dukungan Kiai Sahal terhadap Kiprah Nyai Nafisah
  • Buku Perempuan bukan Sumber Fitnah: Akikah bagi Anak Laki-laki dan Perempuan Cukup Satu
  • Ronggeng Gunung: Hakikat Penari Perempuan Sunda
  • Buku Bapak Tionghoa Nusantara: Ini Alasan Gus Dur Membela Orang Tionghoa

Komentar Terbaru

  • Ainulmuafa422 pada Simple Notes: Tak Se-sederhana Kata-kata
  • Muhammad Nasruddin pada Pesan-Tren Damai: Ajarkan Anak Muda Mencintai Keberagaman
  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist