• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Pentingnya Memaknai Kembali Sakinah, Mawadah dan Rahmah (Samara)

Jika kita kembali ke nilai-nilai luhur al-Qur’an, maka reaktualisasi samara, menurut Nyai Badriyah, akan mudah kita lakukan

Redaksi Redaksi
02/09/2022
in Hikmah, Pernak-pernik
0
samara

samara

639
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu ketua Majelis Musyawarah Kongres Ulama Perempuan Indonesia (MM KUPI), Nyai Hj. Badriyah Fayumi, Lc. MA menjelaskan bahwa reaktualisasi dan pemaknaan kembali sakinah, mawadah dan rahmah (samara) menjadi hal yang sangat penting.

Pasalnya pemaknaan kembali samara itu diharapkan agar keluarga muslim modern yang terus bergerak maju dapat selamat di atas rel ajaran agama yang tepat.

Jika kita kembali ke nilai-nilai luhur al-Qur’an, maka reaktualisasi samara, menurut Nyai Badriyah, akan mudah kita lakukan.

Karena syaratnya cuma satu, yaitu kita bersedia berubah dari pola pikir dan kebiasaan lama yang tak lagi relevan, bahkan menjadi ancaman serius bagi keluarga zaman sekarang.

Di antara pola pikir lama yang tidak sesuai dengan ajaran universal Islam, Nyai Badriyah mengungkapkan, adalah pola pikir yang menganggap semua tugas rumah tangga adalah kewajiban istri.

Baca Juga:

Tafsir Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

Menimbang Ulang Makna Fitnah: Tubuh Perempuan Bukan Sumber Keburukan

Makna Wuquf di Arafah

Pamali jika suami mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

Pola pikir lainnya, Nyai Badriyah mencontohkan, perempuan boleh maju, asalkan bukan istri saya.

Terlebih tidak kalah membahayakan, suami harus selalu di atas dan menang, dan istri harus selalu di bawah, kalah, atau mengalah.

Pameo “swarga nutut neraka katut” (surga dan neraka istri suami yang menentukan).

Juga termasuk pola pikir yang tidak Islami, yang ironisnya pameo tersebut dianggap sebagai ajaran agama.

Semua pola pikir ini, Nyai Badriyah menegaskan bahwa hal tersebut membahayakan ketahanan keluarga. (Rul)

Tags: maknamawadahmemaknaiNyai Badriyah FayumipentingrahmahsakinahSAMARAulama KUPI
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Fikih Perempuan

Fikih yang Kerap Merugikan Perempuan

1 Juli 2025
amar ma’ruf

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

1 Juli 2025
Fikih

Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

1 Juli 2025
Wahabi

Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

30 Juni 2025
Taman Eden

Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

30 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama
  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID