• Login
  • Register
Minggu, 2 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Perempuan: Subjek dan Objek Perilaku Ekstremisme

Salsabila Arwa Sajidah Salsabila Arwa Sajidah
25/01/2020
in Publik
0
Perempuan: Subjek dan Objek Perilaku Ekstremisme
15
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Ekstremisme secara umum merupakan bentuk berkeyakinan yang sangat kuat pada suatu pandangan, ajaran atau konsep tertentu, yang seringkali memunculkan sikap yang melampaui kewajaran. Ekstremisme pada umumnya, berkaitan dengan keyakinan yang bersifat ideologis seperti keyakinan politik, keyakinan keagamaan, serta keyakinan atas sekte atau ajaran tertentu.

Misalnya dengan menempatkan orang lain yang berbeda keyakinan pada posisi yang dianggap atau dipersepsi sebagai keliru bahkan sesat. Istilah ekstremisme kerap disandingkan dengan istilah lain seperti radikalisme dan terorisme.

Bartol & Bartol dalam artikel “Sudah Tepatkah Kita Menggunakan Istilah Radikalisme?” mendefinisikan radikalisasi sebagai proses indoktrinasi terhadap individu sehingga ia menerima ideologi dan misi kelompok radikal tertentu. Orang yang terindokrinasi tersebut, secara bertahap akan memaklumi aksi-aksi kekerasan yang dilakukan kelompok yang mengindoktrinasinya.

Selain itu, dalam artikel yang sama, Center for the Prevention of Radicalization Leading to Violence menerangkan bahwa dalam proses radikalisasi, seseorang akan mengadopsi sistem kepercayaan yang ekstrem. Sistem tersebut meliputi keinginan untuk menggunakan, mendukung dan memfasilitasi kejahatan yang bertujuan untuk mempromosikan ideologi, proyek politik atau perubahan sosial. Oleh sebab itu, mereka pun menghalalkan kekerasan sebagai sarana meraih tujuan mereka.

Adanya perilaku ekstremisme bukanlah sebuah mitos belaka. Terdapat beberapa kasus seorang mahasiswa yang tiba-tiba hilang. Setelah beberapa tahun, akhirnya mahasiswa tersebut ditemukan dalam keadaan sangat memprihatinkan. Bingung, linglung dan tidak bisa berbicara.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

Baca Juga:

Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw

Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

Mahasiswa tersebut mengalami gangguan jiwa berat dan harus melakukan berbagai macam terapi untuk kesembuhannya. Usut punya usut, mahasiswa tersebut telah dicuci otak dan pemikirannya. Kemudian, setelah dirasa mahasiswa tersebut telah rusak dan tidak dapat digunakan, mereka akan dibuang begitu saja.

Keadaannya tersebut sangatlah meresahkan masyarakat. Apalagi kebanyakan korban adalah perempuan. Bukan hanya mahasiswa yang kehilangan masa depannya, tetapi juga keluarga yang berupaya keras untuk “memperbaiki” anak atau saudaranya untuk bisa sehat kembali seperti sediakala. Ada apa dengan perempuan? Mengapa perempuan sangat rentan terhadap berbagai berbagai tindakan ekstremis seperti radikalisme?

Perempuan, secara fisik memiliki struktur tubuh yang lebih lemah daripada laki-laki. Perempuan juga dianggap berperangai lemah, lembut dalam berperilaku dan bertutur kata. Hal tersebut juga dikuatkan dalam doktrin agama terkait posisi perempuan yang harus lebih menghormati laki-laki sebagai pemimpinnya. Oleh sebab itu, perempuan sangat mudah dijadikan objek radikalisme.

Akan tetapi, karena sifat dan karakteristik perempuan itulah membuat mereka kerap mendapat tindakan diskriminatif. Bahkan, beberapa diantaranya merupakan tindakan ekstremis yang menghilangkan hak-hak mereka sebagai perempuan. Karakteristik perempuan seperti itu membuat mereka tidak mampu berbuat banyak untuk melawan perlakuan tidak adil yang mereka terima. Oleh karena itu, perempuan menjadi sasaran empuk para pelaku ekstrimis.

Namun, beberapa sumber menerangkan bahwa perempuan juga berperan besar dalam munculnya berbagai perilaku ekstremis. Perempuan dalam gerakan radikal merupakan sosok yang paling tidak terlihat, namun mereka sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari bagi anggotanya.

Gaya bicara, karakteristik fisik, kepribadian bahkan latar belakang keluarga dan ilmu pengetahuan yang dimiliki menjadi alasan kuatnya peran perempuan dalam munculnya tindakan ekstremisme. Hal ini dapat dilihat dari dukungan perempuan mendorong laki-laki sebagai pelaku pemboman di beberapa daerah di Indonesia.

Maka, dapat disimpulkan bahwa perempuan dapat menjadi subjek maupun objek tindakan ekstremisme di Indonesia. Sebagai objek atau korban, perempuan kerap menjadi korban kekerasan dan diskriminasi oleh kaum laki-laki. Sebagai subjek, perempuan dengan berbagai karakteristiknya mampu mendorong kaum laki-laki melakukan tindakan ekstremisme.[]

Salsabila Arwa Sajidah

Salsabila Arwa Sajidah

Terkait Posts

Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Keberkahan Ramadan, Kemerdekaan Indonesia

Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

31 Maret 2023
Konsep Ekoteologi

Konsep Ekoteologi; Upaya Pelestarian Alam

30 Maret 2023
Kasih Sayang Islam

Membangun Kasih Sayang Dalam Relasi Laki-laki dan Perempuan Ala Islam

29 Maret 2023
Ruang Anak Muda

Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya

29 Maret 2023
Sittin al-‘Adliyah

Kitab Sittin Al-‘Adliyah: Prinsip Kasih Sayang Itu Timbal Balik

28 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Kehilangan Sosok Ayah

    Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Momen Ramadan, Mengingat Masa Kecil yang Berkemanusiaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ini Jumlah Mahar Pada Masa Nabi Muhammad Saw
  • Mahar Adalah Simbol Cinta dan Komitmen Suami Kepada Istri
  • Ketika Anak Kehilangan Sosok Ayah dalam Kehidupannya
  • Keheningan Laku Spiritualitas Manusia Pilihan Tuhan
  • Menikah Harus Menjadi Tujuan Bersama, Suami Istri

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist