• Login
  • Register
Rabu, 2 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pernikahan Bukan Belenggu

Nisa K Nisa K
13/01/2020
in Keluarga
0
Cincin, Pernikahan
32
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama

Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi

Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

Saya mulai berpikir tentang makna penting pernikahan ketika ada seseorang yang bercerita kepada saya tentang hubungannya dengan kekasihnya. Dia bertutur:

“Pernikahan buat saya tidak penting. Saya sangat menikmati hubungan saya dengan pasangan saya tanpa adanya pernikahan. Buat apa menikah kalau toh akhirnya kebebasan saya akan terbelenggu.”

Sebagian orang menganggap penting arti pernikahan, sehingga akan mempersiapkannya sedemikian rupa agar rumah tangga yang akan dibangun sesuai dengan impian. Mulai dari memilih calon pasangan, mempersiapkan resepsi pernikahan, sampai dengan membangun kontrak dengan pasangan. Pernikahan menjanjikan bangunan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah dambaan setiap orang. 

Tapi banyak juga yang takut  menikah karena di dalamnya ada penjara. Kebebasan yang selama ini dimiliki terbelenggu dengan adanya ikatan. Ikatan tersebut memberikan efek hak dan kewajiban bagi keduanya. Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan khususnya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) semakin membuat kekhawatiran sebagian orang untuk menikah.

Padahal pernikahan adalah akad antara laki laki dan perempuan sebagai suami istri dalam rangka mewujudkan keluarga yang kekal dan bahagia sebagaimana diatur dalam UU Perkawinan. Dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) juga disebutkan tentang sakralnya pernikahan sehingga pernikahan dianggap sebagai ibadah. Bukan sekedar akad biasa tetapi akad yang sangat kuat mitsaqan ghalidzan.

Pernikahan menyatukan dua pribadi yang berbeda, yang saling memberikan manfaat untuk pasangannya dalam rangka mencapai tujuan pernikahan yaitu sakinah, mawaddah wa rahmah. Ketenangan hidup (sakinah) akan tercapai jika keduanya saling mencintai (mawaddah) dan punya kepekaan hati (rahmah) sebagaimana disampaikan Buya Husein saat didaulat menjadi pemateri di acara Women Writer’s Conference baru baru ini di Cirebon. 

Relasi setara

Relasi suami istri harus dibangun dalam pondasi kesetaraan bukan kekuasaan. Relasi kuasa akan menyebabkan superioritas yang menimbulkan penindasan atas pasangannya. Kekuasaan didalam keluarga, biasa dikonotasikan dengan penguasaan atas tubuh dan jiwa. Oleh karena itu, mamaknai pernikahan dengan ‘aqd al ibahah bukan ‘aqd al tamlik adalah suatu keniscayaan. Akad yang menghalalkan sebuah hubungan.

Domestifikasi perempuan membuat perempuan mengalami subordinasi. Pekerjaan yang melelahkan selama seharian penuh mengurus rumah tangga menjadikan perempuan tidak pernah memperhatikan dirinya sendiri. Kesehatan tubuhnya kurang diperhatikan. Bahkan tidak berani menolak “ajakan” suami karena khawatir dianggap nusyuz. Faqihuddin Abdul Kodir dalam kitabnya Mamba’us Sa’adah menulis:

ان لجسدك عليك حق

“Sesungguhnya tubuhmu punya hak atasmu.”

Artinya tubuh kita punya hak untuk memperoleh kebaikan-kebaikan, baik dengan cara makan yang baik dan bergizi, tidur yang cukup dan lain-lain. Karena tanpa itu, maka kita sendiri tidak bisa berbuat baik kepada orang lain. Kita juga tidak akan bisa beribadah kalau tubuh kita, badan kita tidak sehat.

Peran reproduksi yang dimiliki oleh perempuan membuatnya harus punya kekuatan ekstra karena mengalami haid, hamil, melahirkan, menyusui. Kondisi semacam ini yang harus dipahami laki laki bahwa perempuan harus diperhatikan kesehatannya.[]

Nisa K

Nisa K

Terkait Posts

Anak Difabel

Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

1 Juli 2025
Peran Ibu

Peran Ibu dalam Kehidupan: Menilik Psikologi Sastra Di Balik Kontroversi Penyair Abu Nuwas

1 Juli 2025
Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Cinta Alam

Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

21 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Anak Difabel

    Di Balik Senyuman Orang Tua Anak Difabel: Melawan Stigma yang Tak Tampak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Egoisme dan Benih Kebencian Berbasis Agama
  • Demianus si ‘Manusia Pembalut’ dan Perlawanan terhadap Tabu Menstruasi
  • Vasektomi, Gender, dan Otonomi Tubuh: Siapa yang Bertanggung Jawab atas Kelahiran?
  • Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan
  • Gaji Pejabat vs Kesejahteraan Kaum Alit, Mana yang Lebih Penting?

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID