• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pernikahan sebagai Akad Kerjasama dan Kesalingan

Sesungguhnya dalam menjalin ikatan suci pernikahan baik laki-laki maupun perempuan mereka sama-sama harus tunduk pada ajaran agama dengan berpedoman pada kitab suci al-Qur’an, bukan sebaliknya patuh dan tunduk pada sesama manusia atau pasangan

Ainur Rosyda Ainur Rosyda
07/05/2021
in Keluarga
0
Pernikahan

Pernikahan

442
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Menikah memiliki tujuan untuk ibadah kepada Allah, memenuhi kebutuhan biologis seksual, mengikuti sunnah Rasul dan agar memperoleh keturunan. Dalam pernikahan terdapat perjanjian yang kokoh atau mistaqan ghalidza. Karena menikah merupakan perjanjian yang kokoh yaitu perjanjian yang dilakukan oleh kedua calon pasangan dan perjanjian dengan Allah.

Sehingga dalam menjalankan pernikahan seseorang pasangan harus saling menghargai dan bekerjasama. Menghargai pasangan dapat memperkuat rasa cinta dan kasih sayang. Dalam rumah tanggah pun seorang pasangan harus bekerjasama dalam segala hal misalnya dalam mengurus kebutuhan rumah tangga dan menyelesaikan masalah, saling gotong-royong dan saling membantu.

Akad dalam pernikahan bukanlah seperti akad jual beli yang mana perempuan dianggap seperti barang sehingga laki-laki menganggap perempuan sebagai pemilik atas diri perempuan sepenuhnya bahkan perempuan tidak memiliki hak atas tubuhnya. Jika perempuan dianggap sebagai pemilik suami maka suami akan melakukan istrinya dengan sesuka hati tanpa memikirkan kondisi dan perasaan istri.

Padahal konsep akad pernikahan sesungguhnya yaitu kebolehan suami untuk berhubungan intim dengan istrinya atas izin istrinya bukan atas dasar kepemilikan dan bukan pula kepemilikan manfaat. Kepemilikan manfaat yang dimaksud adalah suami yang menganggap tubuh istrinya adalah miliknya. Sehingga ia merasa mempunyai hak untuk memakai, atau mengambil memanfaatnya bahkan dengan cara meminjamkan istrinya kepada orang lain  bahkan  dengan sesuka hati memperlakukan istrinya seperti barang.

Di dalam ajaran agama Islam istri bukanlah suatu barang yang bisa diperjualbelikan, diwariskan, disewakan sehingga suami dapat mengambil manfaatnya. Perempuan meskipun dinikahi laki-laki, hak atas tubuhnya dan kebebasan tetap menjadi miliknya bukan milik suami atau siapapun. Jadi suami tidak berhak memperlakukan istri dengan seenaknya dengan dasar untuk kesenangan pribadi. Karena dalam rumah tangga kesenangan harus milik berdua bahkan berkaitan dengan perizinan, seperti yang sering kita dengar yang mempunyai kewajiban izin setiap keluar dari rumah adalah istri sedangkan suami tidak wajib memberitahu istrinya untuk keluar rumah.

Baca Juga:

Tradisi Ngamplop dalam Pernikahan: Jangan Sampai Menjadi Beban Sosial

Tafsir Sakinah

Benarkah Istri Shalihah Itu yang Patuh Melayani Suami?

Bagaimana Mubadalah Memandang Fenomena Perempuan yang Menemani Laki-laki dari Nol?

Secara ideal setiap pasangan seharusnya baik istri maupun suami jika mau keluar rumah harus izin terlebih dahulu kepada pasanganya, minimal memberitahu atau mengabari pasangan saat berada diluar rumah, agar salah satu pasangan yang ditinggalkan tidak mencari-cari bahkan merasa khawatir. Terkadang rasa khawatir yang berlebihan bisa memunculkan rasa curiga. rasa curiga tersebut bisa memunculkan kesalahpahaman.

Oleh karena itu untuk meminimalisir kesalahpahaman antar pasangan dalam hubungan suami istri makan keduanya mempunyai kewajiban yang sama untuk saling meminta izin. Dalam hal ini baik suami maupun istri mempunyai hak yang sama untuk bersenang-senang.

Berbicara terkait dengan mahar, mahar bukanlah sebagai alat tukar dengan perempuan atau sebagai alat menukar vagina istri akan tetapi sesungguhnya mahar itu pemberian dari suami kepada istrinya dengan suka rela. Jika ada pasangan suami maupun istri setelah hidup berumah tangga namun karena ada konflik dan memutuskan bercerai maka tidak ada kewajiban istri untuk mengembalikan mahar yang telah diberikan mantan suaminya. Bahkan suami tidak berhak atas mahar yang sudah diberikan kepada mantan istrinya, jikapun ada seorang mantan suami menuntut mantan istri mengembalikan maharnya hal itu bersangkutan dengan masalah etika.

Ajaran Islam memberikan kemudahan seorang laki-laki menikahi perempuan dengan memberikan mahar kepada calon istrinya sesuai dengan kemampuannya, bahkan berdasarkan hadis Nabi, Rasulullah membolehkan seseorang menikahi perempuan dengan cincin terbuat dari besi, jika ia tidak mampu membeli emas.  Jika ia tidak mampu membeli cincin besi maka ia bisa menggunakan mahar surat-surat al-Qur’an.

Hal ini tentunya berdasarkan kesepakatan kedua pasangan dan keridhaan sang calon istri. Jika sang calon istri ikhlas dan ridha dinikahi dengan mahar tersebut maka akad pernikahan bisa dilakukan. Karena yang terpenting dalam pernikahan tidak ada yang merasa dirugikan khususnya calon istri yang diberikan mahar berupa hafalan surat-surat al-Qur’an.

Sesungguhnya dalam menjalin ikatan suci pernikahan baik laki-laki maupun perempuan mereka sama-sama harus tunduk pada ajaran agama dengan berpedoman pada kitab suci al-Qur’an, bukan sebaliknya patuh dan tunduk pada sesama manusia atau pasangan. Apalagi pasangan yang tidak bertakwa kepada Allah, sejatinya manusia hanya boleh menghambakan diri kepada Allah buka kepada suami, istri atau kepada sesuatu yang lainnya. Penghambaan terhadap sesama manusia bisa menjauhkan diri kepada Allah SWT. []

 

 

Tags: Fiqh KeluargaislamistriKelas Intensif RamadanKesalinganpernikahanPrinsip Relasi Mubadalahsuami
Ainur Rosyda

Ainur Rosyda

Terkait Posts

Geng Motor

Begal dan Geng Motor yang Kian Meresahkan

29 Juni 2025
Keluarga Maslahah

Kiat-kiat Mewujudkan Keluarga Maslahah Menurut DR. Jamal Ma’mur Asmani

28 Juni 2025
Sakinah

Apa itu Keluarga Sakinah, Mawaddah dan Rahmah?

26 Juni 2025
Cinta Alam

Mengapa Cinta Alam Harus Ditanamkan Kepada Anak Sejak Usia Dini?

21 Juni 2025
Perbedaan anak laki-laki dan perempuan

Jangan Membedakan Perlakuan antara Anak Laki-laki dan Perempuan

17 Juni 2025
Ibu Rumah Tangga

Multitasking itu Keren? Mitos Melelahkan yang Membebani Ibu Rumah Tangga

17 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!
  • Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID